Etiologi Gangguan Mood
Etiologi dari gangguan mood bersifat multifaktorial, melibatkan kerentanan biologis dan stressor psikososial. Kerentanan biologis mencakup faktor risiko genetik, neuroanatomis, neurokimia, dan neuroimunologis.[5,6]
Genetik
Berdasarkan penelitian, gangguan mood mempunyai komponen genetik yang kuat. Adanya riwayat gangguan mood pada orang tua merupakan prediktor dan faktor risiko yang konstan untuk berkembangnya gangguan mood pada anak. Risiko transmisi gangguan bipolar adalah 10-25% bila salah satu orang tua mengalami gangguan bipolar. Penelitian pada anak kembar monozigot menunjukkan konkordansi sebesar 70-90%.[1,2,6]
Faktor Neuroanatomi dan Neurokimia
Area yang mengendalikan perasaan dan emosi di otak adalah amigdala dan korteks orbitofrontal. Area lainnya adalah korteks prefrontal, korteks cinguli anterior, Pemeriksaan neuroimaging pada pasien dengan gangguan mood menemukan adanya pembesaran amigdala.
Neurotransmitter monoamine merupakan neurotransmitter yang bertanggung jawab untuk gejala-gejala gangguan mood. Serotonin dan norepinefrin turun pada pasien dengan episode depresi. Dopamin juga turun pada pasien dengan depresi dan meningkat pada pasien dengan mania.[1,2]
Faktor Neuroimunologis
Stress dan depresi berhubungan dengan hiperaktivitas aksis hipotalamus–pituitari-adrenal (aksis HPA). Selain itu, gangguan mood juga berhubungan dengan gangguan pelepasan sitokin neuroaktif seperti IL-1β, IL-6, dan TNF-α. peningkatan sitokin dan interleukin secara kronis berhubungan dengan tingkat keparahan secara klinis.[1,2,16-18]
Faktor Psikososial
Situasi hidup yang sulit, stressor psikososial, dan peristiwa traumatik, seperti kematian pasangan dan kehilangan pekerjaan, merupakan faktor risiko gangguan mood. Adanya stressor ini bisa memicu timbulnya perubahan neuronal yang berhubungan dengan gangguan mood.[1,2]
Riwayat mengalami kekerasan pada masa kecil, masalah kelekatan, dan gangguan pada masa kecil lainnya juga merupakan faktor risiko signifikan untuk gangguan mood.[1]
Kepribadian dan menderita gangguan mental juga merupakan faktor risiko signifikan untuk gangguan mood. Depresi lebih sering ditemukan pada pasien dengan gangguan kepribadian tipe ambang dan obsesif kompulsif.[1,2]
Faktor Risiko
Selain berbagai faktor yang telah disebutkan di atas, faktor risiko seseorang mengalami gangguan mood lainnya adalah:
- Bertempat tinggal di negara berpendapat tinggi
- Kasus perceraian atau janda
- Pengalaman masa kecil yang tidak menyenangkan dan berulang, seperti pelecehan atau perundungan pada anak
- Memiliki keluarga dengan gangguan mood
- Anak dengan kontrol emosi yang tidak baik
- Jenis kelamin, yaitu gangguan bipolar tipe 2 dan hipomania lebih sering terjadi pada perempuan, sedangkan gangguan mood pada anak lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki[1,19]
Penulisan pertama oleh: dr. Immanuel Natanael Tarigan