Prognosis Gangguan Mood
Prognosis gangguan mood tergantung pada usia onset, kecepatan deteksi dan diagnosis, tingkat disfungsi yang terjadi, serta durasi lamanya sakit tanpa penanganan yang sesuai. Komplikasi yang perlu diwaspadai adalah ideasi dan perilaku bunuh diri.[1]
Komplikasi
Komplikasi yang paling sering pada gangguan mood adalah munculnya ide atau perilaku bunuh diri. Komplikasi lainnya adalah munculnya gejala psikotik dan komorbiditas gejala gangguan cemas dan penyalahgunaan zat. Adanya hal-hal tersebut akan memperburuk kualitas hidup pasien dengan gangguan mood.[1,2]
Insidensi obesitas, gangguan kardiovaskular, dan diabetes lebih tinggi pada pasien dengan gangguan mood. Onset gangguan-gangguan ini juga terjadi lebih awal.[2]
Prognosis
Sekitar sepertiga pasien dengan gangguan mood akan mengalami kekambuhan, mengalami gejala psikotik, atau mengalami kecemasan kronis. Durasi sakit yang lama juga berhubungan dengan luaran yang lebih buruk pada gangguan mood. Keterlambatan diagnosis akan meningkatkan risiko komorbiditas gangguan penyalahgunaan zat dan menyebabkan prognosis yang lebih buruk.[1]
Sekitar 50% pasien dengan gangguan bipolar akan mengalami episode kedua dalam 2 tahun setelah episode pertamanya. Frekuensi kekambuhan juga berhubungan dengan penurunan kualitas hidup pada pasien dengan gangguan mood, khususnya gangguan bipolar.[2,14]
Risiko Bunuh Diri
Telah dilaporkan sebanyak 4-19% pasien dengan gangguan bipolar mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Sekitar 20-60% pasien gangguan bipolar mencoba bunuh diri setidaknya sekali seumur hidup. Risiko kematian bunuh diri pada pasien gangguan bipolar dilaporkan 10–30 kali lebih tinggi daripada populasi umum.[20]
Dalam sebuah studi di Australia, 364 dari 1051 partisipan melaporkan pernah mengalami depresi, dimana 48% melaporkan ide bunuh diri dan 16% melaporkan upaya bunuh diri.[21]
Penulisan pertama oleh: dr. Immanuel Natanael Tarigan