Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Gangguan Tidur general_alomedika 2023-01-26T13:40:28+07:00 2023-01-26T13:40:28+07:00
Gangguan Tidur
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Gangguan Tidur

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Data epidemiologi menunjukkan bahwa prevalensi gangguan tidur berbeda-beda tergantung jenisnya. Dalam sebuah studi dengan sampel pasien diabetes, 61% partisipan melaporkan kesulitan tidur. Dalam studi tersebut, 47% pasien memiliki hasil skrining positif memiliki restless leg syndrome dan 51% berisiko mengalami obstructive sleep apnea.[1]

Global

Secara global, diperkirakan sepertiga populasi pernah mengalami insomnia. Mereka yang mengalami gejala yang cukup berat sampai mengganggu fungsi diperkirakan mencapai 10% populasi dengan prevalensi pada perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki (17,6% vs. 10,1%).

Sementara itu, sleep disordered breathing adalah masalah yang relatif sering ditemukan pada lansia dengan prevalensi mencapai 50%. Gangguan irama sirkadian adalah gangguan tidur yang relatif jarang ditemukan, dengan prevalensi 0,13-0,17%.[1,5]

Indonesia

Di Indonesia, penelitian epidemiolog mengenai gangguan tidur masih sangat jarang. Penelitian oleh Nuraini et al melaporkan prevalensi gangguan tidur pada remaja di Indonesia adalah 38% untuk remaja di daerah urban dan 37,7% di daerah suburban. Namun penelitian ini menggunakan instrumen self report dan metode potong lintang.[15]

Sementara itu, penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa prevalensi penderita insomnia umur ≥19 tahun di Indonesia adalah sebesar 43,7%.[16]

Mortalitas

Gangguan tidur tidak secara langsung menyebabkan kematian. Meski demikian, kurang tidur dapat menurunkan performa kognisi dan konsentrasi seseorang. Hal ini akan meningkatkan risiko kecelakaan industri atau kendaraan bermotor, penurunan performa kerja, dan disfungsi kognitif. Kurang tidur juga meningkatkan risiko pasien mengalami gangguan mood, kecemasan, dan memiliki false memory.[1]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ

Referensi

1. Karna B, Sankari A, Tatikonda G. Sleep Disorder. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560720/
5. Holder S, Narula NS. Common Sleep Disorders in Adults: Diagnosis and Management. American Family Physician 2022;105.
16. Edison H, Nainggolan O. Hubungan Insomnia dengan Hipertensi. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan 2021;24:46–56. https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/hsr/article/view/3579

Etiologi Gangguan Tidur
Diagnosis Gangguan Tidur

Artikel Terkait

  • Antihistamin Tidak Disarankan untuk Penatalaksanaan Insomnia
    Antihistamin Tidak Disarankan untuk Penatalaksanaan Insomnia
  • Hindari Penghentian Diazepam secara Tiba-Tiba
    Hindari Penghentian Diazepam secara Tiba-Tiba
  • Olahraga sebagai Terapi untuk Insomnia
    Olahraga sebagai Terapi untuk Insomnia
  • Efektivitas dan Keamanan Obat Antidepresan untuk Insomnia
    Efektivitas dan Keamanan Obat Antidepresan untuk Insomnia
  • Perbandingan Lemborexant dengan Obat Insomnia Lain
    Perbandingan Lemborexant dengan Obat Insomnia Lain

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 01 Februari 2025, 08:46
Terapi insomnia dan ansietas pada pasien usia kerja
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter, mhn arahan dan step terapi mengenai pasien usia kerja 30-35 thn dg kecenderungan insomnia dan ansietas....jika mungkin ada gangguan psikotik,...
Anonymous
Dibalas 18 Desember 2024, 07:45
Terapi farmakologis untuk pasien insomnia
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter,Jika alprazolam atau lorazepam single msh blm memberikan efek yg dirasa maksimal utk pasien....terapi farmakologis apa lg yg bs kita berikan y...
Anonymous
Dibalas 17 Mei 2024, 21:56
Kesulitan tidur pada pasien survivor CKB
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter,Mhn arahan utk pasien ini :Nama : Nn. JUsia : 31 thnStatus : singleOccupation : bukan passion diaNona ini pnya kesulitan tidur, overthinking,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.