Diagnosis Kleptomania
Diagnosis kleptomania perlu dicurigai pada individu dengan perilaku mencuri berulang. Pasien kleptomania mengalami dorongan kuat yang tidak tertahankan untuk mencuri. Hal ini dilakukan bukan untuk meraih keuntungan material.
Kriteria diagnosis kleptomania berdasarkan DSM-5 adalah:
- Kegagalan berulang dalam menahan dorongan untuk mencuri benda yang sebenarnya tidak dibutuhkan secara personal maupun memiliki nilai secara materi
- Peningkatan ketegangan segera sebelum melakukan pencurian
- Perasaan senang, puas, atau lega pada saat melakukan pencurian
- Pencurian tidak dilakukan untuk menyalurkan amarah atau dendam dan bukan merupakan respons terhadap waham atau halusinasi
- Pencurian tidak disebabkan karena gangguan perilaku, episode manik, atau gangguan kepribadian antisosial[3]
Anamnesis
Penderita dengan kleptomania jarang datang ke fasilitas kesehatan untuk mencari pengobatan secara mandiri. Seringnya, individu diketahui mengalami kleptomania ketika tertangkap setelah melakukan aksi pencurian. Ketika ditangkap, pasien biasanya akan mengakui bahwa dia telah melakukan pencurian, tetapi tidak bisa menjelaskan tujuan dan alasannya.
Pasien dengan kleptomania pada umumnya tidak mengalami kesulitan ekonomi dan tidak mencuri untuk mendapatkan keuntungan material. Benda yang dicuri biasanya tidak memiliki manfaat atau nilai yang berarti bagi pasien. Benda tersebut terkadang diberikan pasien kepada orang lain, dibuang, atau disimpan dan diam-diam dikembalikan kepada pemiliknya.
Pencurian biasanya dilakukan seorang diri, tanpa bantuan dari orang lain, serta tidak dilakukan dengan rencana matang sebelumnya. Meskipun begitu, pasien akan cenderung menghindari mengambil barang ketika terdapat risiko tinggi untuk segera ditangkap.
Pasien biasanya menyadari bahwa tindakannya salah dan berusaha keras menahan dorongan untuk mencuri. Pasien dapat mengalami rasa takut akan tertangkap dan sering merasa depresi atau merasa bersalah terkait pencurian yang dilakukan, tetapi pasien tetap melakukannya karena tidak mampu melawan dorongan untuk mencuri.[3,4,7,9]
Selain melakukan anamnesis mengenai gejala kleptomania, anamnesis untuk mencari komorbid gangguan psikiatrik lainnya perlu dilakukan, seperti tanda-tanda gangguan mood, gangguan cemas, gangguan makan, atau gangguan kontrol impuls lainnya. Tanyakan juga penggunaan venlafaxine, karena obat ini telah dilaporkan menginduksi kleptomania.[8,10,11]
Pemeriksaan Fisik
Pada umumnya, pasien dengan kleptomania tidak memiliki kelainan fisik tertentu. Tidak terdapat pemeriksaan fisik khusus dalam penegakan diagnosis kleptomania. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan untuk menyingkirkan diagnosis banding lain seperti adanya gangguan mental organik.
Diagnosis Banding
Kleptomania perlu dibedakan dari kasus pencurian biasa, malingering, gangguan mental organik, gangguan perilaku, dan episode manik.
Pencurian Biasa
Kleptomania perlu dibedakan dengan pencurian biasa yang dilakukan tanpa gangguan jiwa. Pada kasus pencurian biasa, pelaku melakukannya karena benda yang dicuri memiliki nilai material atau dapat bermanfaat bagi pelaku. Selain itu, pelaku kasus pencurian biasa pada umumnya telah menyusun strategi sebelum melakukan aksinya. Hal ini berbeda pada pasien kleptomania yang cenderung mencuri secara spontan dengan target yang acak.[3,4,7]
Malingering
Pada kasus malingering, individu dapat berpura-pura memiliki gejala kleptomania untuk menghindari konsekuensi hukuman.[3]
Gangguan Mental Organik
Pasien dengan gangguan mental organik dapat mengalami gangguan fungsi kognitif dan gangguan daya ingat. Pasien dapat mengambil barang tanpa tahu itu bukan miliknya atau lupa untuk melakukan pembayaran.[3,4,7]
Gangguan Kepribadian Antisosial dan Gangguan Perilaku
Pada pasien dengan gangguan kepribadian antisosial atau gangguan perilaku, akan didapatkan gejala perilaku antisosial atau kejahatan lainnya di samping aksi pencurian.[3]
Episode Manik dan Gangguan Psikotik
Beberapa individu dapat melakukan pencurian secara sengaja atau tidak sengaja pada saat mengalami episode manik atau akibat waham dan halusinasi akibat gangguan psikotik.[3]
Pemeriksaan Penunjang
Penegakan diagnosis kleptomania tidak memerlukan pemeriksaan penunjang khusus. Pemeriksaan radiologi dapat dilakukan jika terdapat kecurigaan adanya lesi organik.[12]