Edukasi dan Promosi Kesehatan Tobacco Use Disorder
Edukasi dan promosi kesehatan untuk tobacco use disorder umumnya difokuskan pada dampak perilaku merokok terhadap kesehatan fisik.[1,6]
Edukasi Pasien
Isi edukasi yang bisa memotivasi pasien untuk berhenti merokok mencakup edukasi mengenai dampak negatif merokok dan cara-cara yang bisa digunakan untuk berhenti merokok. Pasien diajarkan untuk merubah gaya hidup, menjauhi orang-orang yang merokok, bergabung dengan support group, memulai hobi baru, dan berolahraga secara teratur. Minta juga pasien untuk menghindari penggunaan tembakau dalam bentuk lain, termasuk mengunyah tembakau atau snuff/snus pouches.[7]
Edukasi juga dilakukan untuk mencegah agar mereka yang belum merokok menjadi perokok di masa depan. Usia kritis untuk pencegahan adalah 15-25 tahun. Mereka yang tidak merokok pada rentang usia ini mempunyai kemungkinan yang kecil untuk merokok di masa depan.[4]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan yang disarankan untuk dilakukan di setiap negara oleh WHO adalah melalui kampanye bahaya merokok, pembentukan area-area bebas rokok, pelarangan iklan rokok, dan kewajiban untuk mencantumkan bahaya rokok dalam kemasan rokok.[6]
Tobacco use disorder adalah gangguan yang bersifat kronik dan sering mengalami relaps. Karena itu tata laksana untuk gangguan ini sebaiknya direncanakan untuk jangka panjang. Pada tingkat interpersonal, status merokok pasangan dan anggota rumah tangga lainnya berpengaruh dengan keberhasilan berhenti merokok. Tinggal dekat dengan perokok lain dikaitkan dengan berkurangnya keberhasilan berhenti merokok.[13]
Perokok yang tempat kerjanya memiliki kebijakan bebas asap rokok lebih mungkin mengurangi penggunaan rokok dan berhenti merokok. Selain itu, harga rokok yang lebih mahal dan peningkatan pajak tembakau dapat mengurangi prevalensi merokok di kalangan orang dewasa.[20]