Etiologi Tobacco Use Disorder
Etiologi tobacco use disorder adalah akibat konsumsi kronik nikotin, zat yang terkandung dalam tembakau. Nikotin adalah pestisida natural yang ditemukan di daun tembakau. Nikotin adalah substansi adiktif. Ketika nikotin dikonsumsi secara inhalasi melalui perilaku merokok, nikotin dengan cepat mencapai alveolus dan segera mencapai otak melalui peredaran darah.
Metode konsumsi nikotin bisa melalui inhalasi dari perilaku merokok, mengunyah tembakau, atau dengan rokok elektrik. Efek nikotin yang berulang terhadap peningkatan kadar dopamine adalah yang menjadi penyebab timbulnya adiksi nikotin.[1,7]
Faktor Risiko
Faktor risiko tobacco use disorder antara lain status sosial ekonomi yang rendah, riwayat penggunaan alkohol atau zat lainnya, dan distress kehidupan. Orang-orang dengan tipe kepribadian terbuka atau externalizing juga lebih berisiko untuk mulai merokok.
Selain itu, pasien anak-anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau gangguan perilaku, pasien dewasa dengan episode depresi, gangguan cemas, bipolar, gangguan kepribadian, dan schizophrenia juga berisiko lebih tinggi untuk menginisiasi atau terus mengkonsumsi nikotin. Prevalensi merokok juga lebih tinggi pada pasien dengan HIV.[1,5,8,9]
Aspek Sosial Budaya
Faktor risiko lain untuk tobacco use disorder adalah kurangnya aturan atau hukum yang jelas terhadap larangan merokok dari pemerintah, kurangnya pengetahuan dan edukasi mengenai bahaya merokok, serta kurangnya motivasi untuk berhenti merokok. Tenaga kesehatan yang tidak terlatih untuk membantu pasien berhenti merokok dan tidak tersedianya program tata laksana yang baik untuk berhenti merokok juga akan meningkatkan jumlah pasien yang mengalami tobacco use disorder.[7]
Adanya anggota keluarga yang merokok juga merupakan faktor risiko gangguan ini. Pengaruh peer pressure juga sangat besar, terutama dalam inisiasi perilaku merokok pada remaja.[8]