Epidemiologi Pneumonia Aspirasi
Menurut data epidemiologi, pneumonia aspirasi menunjukkan prevalensi tertinggi pada populasi lansia, terutama lansia rentan yang imobil, menjalani tirah baring dalam waktu panjang, dan menjalani instrumentasi saluran napas di rumah sakit. Komorbiditas yang meningkatkan kejadian pneumonia aspirasi adalah penyakit saraf, penyakit gigi dan mulut, serta penyakit saluran pencernaan atas.[1,2]
Global
Pneumonia aspirasi secara konsisten berkaitan dengan usia tua di mana lebih banyak ditemukan faktor risiko. Prevalensi pneumonia aspirasi meningkat 10x lipat pada pasien lansia yang rentan, terutama yang imobil dan memiliki banyak komorbiditas.[1,4]
Data epidemiologi menunjukkan 5–15% dari kasus pneumonia komunitas merupakan pneumonia aspirasi. Insiden admisi pasien community-acquired aspiration pneumonia (CAAP) ke fasilitas kesehatan diperkirakan sekitar 31 per 10.000 pasien pada pasien usia >65 tahun dan 35 per 10.000 pada pasien usia >75 tahun.[1,2,3]
Selain usia, prevalensi pneumonia aspirasi juga berkaitan dengan beberapa kondisi yang merupakan faktor risiko pneumonia aspirasi. Pneumonia aspirasi terjadi pada 3-50% pasien stroke akut dan 30-65% pasien post stroke setelah fase akut. Sekitar 11% pasien rawat inap dengan penyakit Parkinson atau demensia (terutama demensia dengan Lewy bodies) mengalami pneumonia aspirasi setelah periode 3 bulan.[1,2,4]
Sekitar 10% pasien yang dirawat inap akibat overdosis obat mengalami pneumonia aspirasi. Sekitar 50% pasien dengan kanker kepala dan leher mengalami pneumonia aspirasi onset lambat. Sekitar 20-45% kasus bedah kardiovaskular juga mengalami komplikasi pneumonia aspirasi. Pneumonia aspirasi terjadi pada 10% kasus torakotomi. Pneumonia aspirasi merupakan salah satu komplikasi yang paling sering terjadi setelah anestesi umum.[1,2,4]
Indonesia
Data epidemiologi nasional mengenai pneumonia aspirasi di Indonesia belum tersedia.
Mortalitas
Mortalitas dipengaruhi oleh derajat keparahan pneumonia aspirasi, komplikasi, usia dan status nutrisi pasien. Mortalitas pneumonia aspirasi tinggi pada pasien dengan faktor risiko gangguan menelan dan usia lanjut (>80 tahun). Di Amerika Serikat, mortalitas pneumonia aspirasi mencapai 58.000 kematian/tahun, di mana sekitar 76%-nya adalah kelompok usia ≥75 tahun.[1,7]
Mortalitas pasien yang dirawat inap dengan pneumonia aspirasi adalah sekitar 10-15%. Adanya komplikasi empiema meningkatkan mortalitas hingga mencapai 20%. Mortalitas 30 hari pada pneumonia aspirasi yaitu 21% secara keseluruhan dan 29,7% pada hospital-acquired aspiration pneumonia (HAAP). Sekitar 20% kematian pada kanker kepala dan leher diketahui berkaitan dengan pneumonia aspirasi.[1,2,3]
Penulisan pertama oleh: dr. Vania Azalia Gunawan