Pendahuluan Abses Peritonsilar
Abses peritonsilar adalah pembentukan pus yang terkumpul di area peritonsilar yakni antara kapsul tonsil dengan otot konstriktor faring superior. Abses peritonsilar merupakan abses yang paling sering ditemukan pada area kepala leher.
Gejala yang dapat ditemukan adalah nyeri tenggorokan unilateral, odinofagia, disfagia, otalgia ipsilateral, trismus, perubahan suara, dan demam. Pada pemeriksaan fisik, tanda klinis yang tampak adalah pembengkakan di area peritonsilar, tonsil terdorong ke arah medial dan inferior, dapat ditemukan eksudat di sekitar tonsil, deviasi uvula ke arah kontralateral, pembengkakan pada palatum mole, serta limfadenopati jugulodigastrik.
Diagnosis abses peritonsilar dapat ditegakkan secara klinis. Pemeriksaan penunjang pencitraan tidak umum dikerjakan, kecuali ada kecurigaan perluasan abses ke arah servikal atau retrofaringeal, atau pada anak-anak dan pasien yang tidak kooperatif. Penatalaksanaan abses peritonsilar umumnya adalah kombinasi pemberian antibiotik dan insisi drainase.[1-3]