Prognosis Abses Peritonsilar
Prognosis pasien abses peritonsilar dipengaruhi oleh riwayat tonsilitis rekuren sebelumnya dan penatalaksanaan yang didapat oleh pasien. Angka resolusi abses peritonsilar mencapai 94% bila pasien mendapatkan terapi secara adekuat. Komplikasi abses peritonsilar dapat mencakup penyebaran infeksi ke ruang parafaring atau mediastinum, yang berisiko menimbulkan mediastinitis dan sepsis.[1,5,6]
Komplikasi
Abses peritonsilar dapat menimbulkan komplikasi, termasuk penyebaran infeksi ke ruang parafaring, retrofaring, hingga mediastinum yang berpotensi menyebabkan mediastinitis atau sepsis. Peradangan dan edema jaringan sekitar juga dapat memicu obstruksi jalan napas, terutama pada pasien dengan trismus berat atau pembesaran jaringan yang progresif.
Selain itu, abses dapat menyebabkan erosi pembuluh darah besar seperti arteri karotis interna, memicu perdarahan yang mengancam jiwa. Risiko komplikasi lain adalah aspirasi pus ke saluran napas, pneumonia, serta rekurensi abses.
Abses peritonsillar juga bisa menimbulkan sekuel infeksi Streptococcus, seperti demam reumatik atau glomerulonefritis.[1,6]
Prognosis
Prognosis pasien abses peritonsilar yang menjalani drainase dan terapi antibiotik umumnya mengalami penyembuhan dalam waktu 4-7 hari. Sekitar 1-5% pasien mengalami rekurensi dan membutuhkan tonsilektomi.
Pasien yang ditangani dengan tindakan aspirasi jarum memiliki rekurensi yang lebih tinggi dibandingkan insisi drainase. Rekurensi juga lebih tinggi pada pasien anak-anak atau dewasa muda (<30 tahun) dengan riwayat tonsilitis. Komplikasi perdarahan sehabis pembedahan hanya ditemukan pada <0,1% kasus.[1,13]
Direvisi oleh: dr. Bedry Qintha