Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Cegukan general_alomedika 2023-05-03T14:24:46+07:00 2023-05-03T14:24:46+07:00
Cegukan
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Cegukan

Oleh :
dr. Audiza Luthffia
Share To Social Media:

Etiologi cegukan (hiccup) atau singultus dapat dibedakan berdasarkan durasinya, yaitu akut (<48 jam) atau persisten dan intraktabel (>48 jam). Cegukan akut umumnya disebabkan oleh gangguan fungsional, faktor psikogenik, idiopatik, atau drug-induced. Sementara itu, cegukan persisten dan intraktabel biasanya disebabkan oleh etiologi yang lebih serius. Seluruh abnormalitas yang menyebabkan iritasi pada komponen jaras refleks cegukan dapat menjadi etiologi cegukan.[1,4,7]

Lesi pada Kepala-Leher

Iritasi akibat benda asing yang menempel pada membran timpani sering menyebabkan cegukan. Massa leher, kista leher, keganasan leher, infeksi tonsil, infeksi faring, infeksi laring, serta tindakan intubasi juga dapat merangsang cegukan.[1,8,9]

Gangguan pada Organ Intratorakal

Gangguan pada organ intratorakal dapat mengiritasi jaras refleks cegukan. Contohnya adalah tumor mediastinum, pneumonia, empyema, limfadenopati, serta trauma pada rongga dada. Gangguan pada sistem kardiovaskular seperti infark miokard, perikarditis, dan aneurisma aorta juga dapat menjadi etiologi cegukan.[1-3,7]

Gangguan Gastrointestinal

Gastroesophageal reflux disease (GERD) dan hernia hiatal merupakan etiologi cegukan akut yang paling sering. Insidensi cegukan pada pada pasien GERD bisa mencapai 10%. Kondisi yang mengiritasi dan mendistensi lambung seperti makan terlalu banyak, makan terlalu cepat, konsumsi makanan pedas, konsumsi minuman bersoda, dan konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan cegukan.

Beberapa kondisi gastrointestinal lain yang lebih jarang menyebabkan cegukan adalah tumor esofagus, ulkus esofagus, esofagitis, volvulus gaster, infeksi H. pylori, abses subfrenikus, obstruksi usus, dan keganasan.[1,3,7]

Gangguan Sistem Saraf Pusat dan Perifer

Lesi struktural, lesi vaskular, infeksi, maupun trauma pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan cegukan. Kelainan vaskular yang berpotensi menyebabkan cegukan adalah stroke, infark, aneurisma, dan gangguan vaskular yang berkaitan dengan autoimun. Selain itu, penyakit Parkinson, tumor intrakranial (astrocytoma), dan inflamasi seperti multiple sclerosis juga dapat menyebabkan cegukan.[1,2,4,7]

Gangguan Metabolik dan Kondisi Infeksi

Beberapa gangguan metabolik yang menyebabkan cegukan adalah hipokalemia, hiponatremia, hipokalsemia, hiperglikemia, uremia, dan hipokapnia. Infeksi seperti herpes zoster, tuberkulosis, malaria, dan influenza juga dapat menjadi etiologi.[1,8,9]

Faktor Psikogenik

Kondisi psikologis seperti kecemasan, histeria, gangguan kepribadian, gangguan konversi, somatisasi, dan malingering juga dapat menjadi etiologi cegukan. Tertawa yang berlebihan juga diasosiasikan dengan air swallowing (aerofagia) yang dapat memicu refleks cegukan.[1,4]

Penggunaan Obat-Obatan Tertentu

Obat yang diketahui dapat mencetuskan cegukan adalah obat golongan benzodiazepin (misalnya midazolam, lorazepam, dan lormetazepam) dan obat golongan kortikosteroid seperti dexamethasone dan metilprednisolon. Selain itu, obat lain seperti azithromycin, cisplatin, barbiturat, dan opioid juga dapat menyebabkan cegukan. Konsumsi alkohol juga dilaporkan dapat memicu cegukan.[1,4,10]

Faktor Risiko

Beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan cegukan adalah kebiasaan makan dalam porsi besar, konsumsi makanan pedas, konsumsi makanan atau minuman yang bersuhu ekstrim, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol. Selain itu, orang dengan penyakit tertentu seperti diabetes mellitus, gagal ginjal, keganasan, gangguan sistem saraf pusat, serta gangguan organ intratorakal dan intraabdomen juga memiliki risiko untuk mengalami cegukan.

Orang dengan gangguan psikologis, orang dengan riwayat konsumsi obat yang dapat memicu cegukan, serta orang yang menjalani kemoterapi atau anestesi juga berisiko mengalami cegukan. Selain itu, orang dengan jenis kelamin laki-laki dilaporkan memiliki risiko cegukan persisten dan intraktabel yang lebih tinggi daripada perempuan.[1,2,7]

Referensi

1. Cole JA, Plewa MC. Singultus. StatPearls Publishing. 2020. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538225/?report=classic
2. Christianty F, Caroline F, Adiwinata R, et al. Evaluasi dan Tatalaksana Singultus. CDK Journal. 2016;43(11).
3. Eisenächer A, Spiske J. Persistent hiccups (singultus) as the presenting symptom of medullary cavernoma. Dtsch Arztebl Int. 2011;108(48):822-826.
4. Wilkes G. Hiccups. Medscape. 2017. https://emedicine.medscape.com/article/775746-overview
7. Chang FY, Lu CL. Hiccup: Mystery, Nature and Treatment. J Neurogastroenterol Motil. 2012;18(2);123-130. doi:10.5056/jnm.2012.18.2.123
8. Cymet TC. Retrospective analysis of hiccups in patients at a community hospital from 1995-2000. J Natl Med Assoc. 2002;94(6):480-3.
9. Brañuelas Quiroga J, Urbano García J, Bolaños Guedes J. Hiccups: a common problem with some unusual causes and cures [published correction appears in Br J Gen Pract. 2017 Jan;67(654):13]. Br J Gen Pract. 2016;66(652):584–586. doi:10.3399/bjgp16X687913
10. Peacock ME. Transient hiccups associated with oral dexamethasone. Case Rep Dent. 2013. doi:10.1155/2013/426178

Patofisiologi Cegukan
Epidemiologi Cegukan
Diskusi Terkait
dr. Novia Mulia Pertiwi
Dibalas 10 Februari 2024, 14:04
Terapi untuk cegukan dan tremor
Oleh: dr. Novia Mulia Pertiwi
8 Balasan
Alo dokter, ijin untuk berdiskusi.Apa pilihan terapi yg paling tepat untuk cegukan terus menerus? Apakah gabapentin sdh tepat?Dan apa pilihan terapi jangka...
Anonymous
Dibalas 19 Januari 2024, 11:33
Rujukan spesialis untuk masalah cegukan selama 2 hari
Oleh: Anonymous
7 Balasan
Izin bertnya dok.. px usia 42 th cegukan sudah 2 hri.. stau saya obat nya CPZ, smntra d tmpat saya tdak da... Yg saya mau tnya kan tatkalsana slain cpz apa...
dr....
Dibalas 07 Desember 2020, 09:16
Pemberian antipsikotik pada penderita hiccup atau cegukan
Oleh: dr....
2 Balasan
Saya pernah baca di literatur atau jurnal bahwa hiccup bisa diatasi dengan obat antipsikotik sesuai dosis. Apakah ada bahaya atau resiko dalam pemberian...
0570672.pdf

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.