Patofisiologi Deviasi Septum Nasal
Patofisiologi deviasi septum nasal seringkali berhubungan dengan stimulus mekanis yang mengganggu struktur kartilago pembentuk septum nasal. Hal ini sebagian besar berkaitan dengan trauma. Kartilago septum berperan sebagai penyangga struktural dorsum hidung yang memiliki struktur lurus, serta mempertahankan tingkat elastisitasnya.
Setiap sisi tulang rawan memiliki ketegangan internal yang seimbang. Septum nasal dapat menerima gaya dalam jumlah besar tanpa deformitas permanen. Ketika jumlah gaya yang diberikan pada kartilago nasal melebihi titik stres biomekanisnya, maka kartilago nasal akan patah.[6,7,18]
Trauma dapat menyebabkan kerusakan kartilago yang asimetris, yang mengakibatkan dominasi satu sisi. Seiring waktu, sisi dominan kartilago septum menunjukkan pertumbuhan berlebih yang relatif terhadap sisi kontralateral. Sisi cembung menunjukkan pola pertumbuhan yang dominan dan sering kali merupakan sisi ipsilateral yang mengalami cedera.
Besarnya cedera yang diperlukan untuk menghasilkan deviasi septum yang signifikan berbanding terbalik dengan usia pasien. Di masa kanak–kanak, terutama selama masa pertumbuhan remaja, trauma yang sangat minor pada hidung dapat menyebabkan mikrofraktur unilateral yang memiliki dampak berat pada pola pertumbuhan kartilago septum pasien.[6,7]
Jika deviasi septum sangat berat dan tidak dikoreksi, pasien bisa mengalami masalah hidung kronik, misalnya sinusitis.[6,7]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli