Edukasi dan Promosi Kesehatan Faringitis
Edukasi dan promosi kesehatan pada faringitis adalah bahwa mayoritas penyakit ini bersifat jinak dan akan swasirna. Sampaikan pada pasien pentingnya istirahat yang cukup dan hindari adekuat. Sampaikan pula tanda dan gejala yang mengarah ke infeksi Group A beta-hemolytic streptococci (GABHS), serta pentingnya terapi antibiotik adekuat pada infeksi GABHS.[1,2]
Edukasi Pasien
Sampaikan pada pasien bahwa infeksi faring akibat virus dapat sembuh dalam beberapa hari sesuai dengan daya tahan tubuh masing-masing pasien, biasanya dalam waktu 7-10 hari. Apabila faringitis disebabkan oleh bakteri, maka pasien memerlukan terapi antibiotik. Pasien perlu dijelaskan bahwa konsumsi antibiotik harus sampai habis sesuai dengan anjuran dari dokter meskipun gejala sudah dirasakan membaik. Hal ini untuk mencegah terjadinya resistensi obat.
Beberapa pasien cenderung meminta antibiotik untuk terapi faringitis, meskipun bukan disebabkan oleh bakteri, maka dari itu pasien perlu mendapatkan penjelasan bahwa pemberian antibiotik tidak tepat untuk faringitis akibat virus.
Edukasi juga diperlukan terkait komplikasi yang mungkin timbul pada kasus faringitis, terutama akibat bakteri yakni komplikasi supurativa dan non-supurativa. Jelaskan kepada pasien untuk segera ke Rumah Sakit apabila timbul disfagia, kesulitan membuka mulut, sesak napas, kesulitan bernapas, atau demam lebih dari 5 hari untuk evaluasi ulang.[1,2]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit faringitis adalah dengan menjaga kebersihan rongga mulut dan rajin mencuci tangan sebelum menyentuh area wajah. Selain itu, penting pula untuk menggunakan masker saat bepergian. Vaksinasi juga bisa dilakukan terhadap beberapa patogen penyebab faringitis.[2]
Vaksinasi
Pasien bisa diberikan vaksinasi influenza tahunan sebagai langkah pencegahan. Vaksin terutama diberikan pada kelompok risiko tinggi, misalnya anak usia 6-59 bulan, geriatri, individu yang memiliki penyakit kronik, dan pekerja medis.[2,23]
Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahmah