Etiologi Faringitis
Etiologi dari faringitis yang paling sering adalah infeksi virus dan bakteri. Meski demikian, faringitis juga bisa disebabkan oleh faktor noninfeksius seperti alergi, trauma, refluks dari asam lambung, dan beberapa jenis toksin.[1,2]
Etiologi
Etiologi dari faringitis dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yakni infeksi dan non-infeksi.
Infeksi
Infeksi yang menyebabkan terjadinya faringitis dapat disebabkan oleh virus dan bakteri. Hampir sebagian besar kasus (70-90%) faringitis akut disebabkan oleh virus, lainnya disebabkan oleh bakteri. Meskipun jarang namun pada beberapa kasus faringitis dapat pula disebabkan oleh jamur.
Contoh virus yang dapat menyebabkan faringitis adalah rhinovirus, influenza, adenovirus, coronavirus, dan parainfluenza. Bakteri yang dapat menyebabkan faringitis adalah Group A beta-hemolytic streptococci (GABHS). Berikut ini adalah tabel jenis-jenis virus, bakteri dan jamur yang dapat menyebabkan faringitis.[6,7]
Tabel 1. Patogen Penyebab Faringitis
Kategori | Nama Patogen |
Bakteri | Group A streptococci Groups C, G streptococci Neisseria gonorrheae Haemophilus influenzae Arcanobacterium haemolyticum Fusobacterium necrophorum Corynebacterium diphtheriae Mycoplasma pneumoniae Chlamydophila pneumoniae Treponema pallidum |
Virus | Rhinovirus Coronavirus Adenovirus Respiratory Syncytial Virus : Parainfluenza virus types 1, 2, and 3 Influenza A and B virus Coxsackievirus Epstein-Barr virus Cytomegalovirus Orthomyxoviridae |
Jamur | Candida Albicans |
Sumber: dr. Novita Tirtaprawita, Alomedika, 2020.[6,7]
Noninfeksi
Pada kategori noninfeksi, terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan faringitis seperti:
- Paparan faktor fisikokimiawi seperti akibat merokok, mendengkur, intubasi, dan berteriak-teriak atau penggunaan pita suara berlebihan
- Efek samping obat, misalnya angiotensin-converting enzyme inhibitors seperti captopril; obat kemoterapi; serta kortikosteroid inhalasi pada pasien asthma
- Penyakit tertentu misalnya sindroma Stevens-Johnson, toxic shock syndrome, penyakit Kawasaki, sindrom Bechet, dan gastroesophageal reflux disease
- Faktor lingkungan seperti polusi udara, erupsi gunung berapi (abu, gas-gas sulfur dioksida)
- Zat kimia, seperti boron oxide, boron acid, debu boraks, fluorinated hydrocarbons, nitrogen triklorida, dan chemical odours
Hampir sebagian besar kategori non infeksius menyebabkan faringitis akibat proses iritasi, baik secara langsung maupun tidak langsung pada mukosa faring yang pada akhirnya menyebabkan perlukaan atau menimbulkan lesi.[8]
Faktor Risiko
Faktor risiko dari faringitis adalah kontak erat dengan orang-orang atau kelompok yang mengidap faringitis, serta tinggal atau beraktivitas di area padat populasi seperti fasilitas militer, sekolah, dan penitipan anak. Pada prinsipnya, karena penyebaran faringitis adalah melalui kontak langsung dengan sekret atau droplet yang mengandung patogen, maka semakin kontak dengan banyak orang atau orang yang mengidap faringitis tentu meningkatkan risiko untuk tertular atau mengalami faringitis juga.[9]
Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahmah