Prognosis Faringitis
Prognosis faringitis akibat virus umumnya baik karena bersifat swasirna dan tidak menimbulkan sekuele. Faringitis terkait infeksi Group A beta-hemolytic streptococci (GABHS) dapat menyebabkan komplikasi berat seperti demam reumatik dan penyakit jantung rematik.[1-4]
Komplikasi
Komplikasi faringitis akibat infeksi virus hampir jarang terjadi, namun terdapat virus yang mungkin menimbulkan komplikasi pada kasus faringitis yakni Epstein-Barr virus (EBV). Komplikasi yang ditimbulkan dapat berupa obstruksi saluran napas, koinfeksi dengan GABHS, meningoensefalitis, anemia hemolitik, dan trombositopenia. Ada juga laporan kasus komplikasi berupa ruptur limpa.[4]
Di sisi lain, komplikasi faringitis akibat infeksi bakteri cukup sering terjadi, terutama apabila pemberian antibiotik tidak adekuat dan tepat. Komplikasi yang dapat ditimbulkan dapat bersifat supurativa dan non-supurativa.
Komplikasi non-supurativa mencakup epiglotitis, otitis media, mastoiditis, sinusitis, demam reumatik, penyakit jantung rematik, glomerulonefritis post-streptokokus, pneumonia, hingga toxic shock syndrome. Komplikasi supurativa mencakup abses peritonsilar, abses retrofaringeal, dan limfadenitis servikal supurativa.[1,2]
Prognosis
Sebagian besar kasus faringitis dapat sembuh sendiri dalam waktu 10 hari. Hal ini dikarenakan sebagian besar kasus faringitis disebabkan oleh infeksi virus yang bersifat swasirna.
Di sisi lain, kasus faringitis yang berkaitan dengan infeksi GABHS memiliki prognosis yang lebih buruk. Infeksi GABHS berkaitan dengan berbagai sekuele, termasuk penyakit jantung rematik yang telah dilaporkan sebagai salah satu penyebab kematian utama pada dewasa muda.[1,2]
Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahmah