Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Furunkel Hidung general_alomedika 2022-09-08T09:29:20+07:00 2022-09-08T09:29:20+07:00
Furunkel Hidung
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription

Patofisiologi Furunkel Hidung

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Patofisiologi furunkel hidung berkaitan dengan infeksi bakteri, terutama Staphylococcus aureus. Furunkulosis nasal merupakan infeksi lokal pada vestibulum hidung, yang dapat terjadi secara primer, yaitu pada kulit sehat, atau sekunder, yaitu akibat rhinorrhea kronik atau kebiasaan mengorek hidung.

Infeksi oleh Flora Normal Kulit

Furunkel merupakan salah satu jenis infeksi pada kulit yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen. Furunkel dapat muncul pada area tubuh manapun, termasuk hidung. Furunkel pada hidung terjadi pada area vestibulum yang merupakan bagian anterior dari kavum nasi. Area vestibulum terdiri dari lapisan epitel keratinized stratified squamous dengan folikel-folikel rambut yang sangat banyak.

Penyebab tersering dari furunkel hidung adalah Staphylococcus aureus (S. aureus). Bakteri ini dapat menghindari sistem pertahanan tubuh dengan berbagai cara, antara lain menghasilkan kapsul antifagositik, menyebabkan isolasi antibodi pejamu atau antigen masking yang diperantarai protein A, dan formasi biofilm. S. aureus juga dapat menghambat kemotaksis leukosit.

Mikroba-mikroba tersebut dapat menimbulkan masalah apabila terdapat gangguan atau kerusakan pada epitel hidung, yang dapat dipicu oleh kebiasaan-kebiasaan seperti menggaruk atau mengorek hidung, mencabut bulu hidung, dan tindik hidung. Kebiasaan menggosok-gosok hidung pada rhinitis alergi juga dapat memicu trauma pada epitel.

Infeksi nantinya menyebabkan nekrosis jaringan dan menghasilkan pus yang mengisi rongga kosong di bawah permukaan kulit. Apabila sekumpulan furunkel membentuk satu benjolan besar, maka disebut sebagai karbunkel. Jika tidak diberikan terapi dengan adekuat, furunkulosis dapat berkembang menjadi selulitis atau cavernous sinus thrombosis.[1,2,7]

Klasifikasi Furunkel Hidung

Berdasarkan kondisi kulit sebelum infeksi, furunkel hidung terbagi menjadi primer dan sekunder. Furunkel primer terjadi pada kulit yang sehat. Furunkel sekunder terjadi pada kulit yang telah mengalami kerusakan, misalnya akibat trauma atau penyakit lain, seperti ulserasi, rhinorrhea kronik, atau keadaan inflamasi kulit.[8,9]

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Kadu AS, Rajput DS, Deshmukh SG. Management of recurrent nasal vestibular furunculosis. Anc Sci Life. 2017; 36(4):220–224.
2. Troxell T, Hall CA. Carbuncle. StatPearls Publishing. 2022 https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554459/
7. Bakshi SS. Image diagnosis: nasal furunculosis a dangerous nose infection. Perm J. 2018; 22 :17–076.
8. Silverberg B. A Structured Approach to Skin and Soft Tissue Infections (SSTIs) in an Ambulatory Setting. Clin Pract. 2021 Feb 1;11(1):65-74. doi: 10.3390/clinpract11010011.
9. Moffarah AS, Al Mohajer M, Hurwitz BL, Armstrong DG. Skin and Soft Tissue Infections. Microbiol Spectr. 2016 Aug;4(4). doi: 10.1128/microbiolspec.

Pendahuluan Furunkel Hidung
Etiologi Furunkel Hidung

Artikel Terkait

  • Prinsip Pemilihan Sediaan Topikal untuk Kulit
    Prinsip Pemilihan Sediaan Topikal untuk Kulit
  • Terapi Topikal Vs Sistemik untuk Bisul atau Folikulitis Bakterial
    Terapi Topikal Vs Sistemik untuk Bisul atau Folikulitis Bakterial
Diskusi Terkait
Aldi
Dibalas 16 Desember 2024, 07:45
Bengkak pada kulit
Oleh: Aldi
1 Balasan
Hidung bagian dalam bengkak seperti bisul sangat sakit sampai tidak bisa tidur
Anonymous
Dibuat 12 Agustus 2024, 21:18
Pasien anak 1 tahun dengan furunkel berulang
Oleh: Anonymous
0 Balasan
Izin diskusi dokter. Saya memiliki pasien anak usia 1 tahun dengan keluhan muncul papul-pustul dd furunkel-karbukel di belakang kepala >3 lesi. riwayat 1...
Anonymous
Dibalas 19 Juli 2023, 10:07
Pencegahan furunkel berulang
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien wanita umur 40th, sering mangalami furunlel berulang, jadi setiap baru sembuh furunkel beberapa hari atau 1 mg kemudian...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.