Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Noise Induced Hearing Loss (NIHL) general_alomedika 2022-12-01T08:25:13+07:00 2022-12-01T08:25:13+07:00
Noise Induced Hearing Loss (NIHL)
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Noise Induced Hearing Loss (NIHL)

Oleh :
dr.Shofa Nisrina Luthfiyani
Share To Social Media:

Diagnosis noise-induced hearing loss (NIHL) ditegakkan dengan menemukan gangguan pendengaran sensorineural yang disebabkan oleh paparan bising.

Anamnesis

Pasien yang mengalami noise-induced hearing loss (NIHL) biasanya menyadari adanya gangguan pada pendengaran setelah mengalami kesulitan berkomunikasi. Penurunan pendengaran yang terjadi biasanya tampak lebih jelas ketika penderita berkomunikasi dalam ruangan yang bising atau ramai. Pada kondisi ini, beberapa kata dapat tidak terdengar atau pasien kesulitan membedakan kata dengan akhiran huruf konsonan.[29]

Selain penurunan pendengaran, gejala yang dapat timbul adalah tinitus transien yang dipersepsikan sebagai suara berdenging di telinga dan sensasi telinga seperti tertutup (plugged up ear). Karena NIHL merupakan gangguan pada telinga dalam, gejala seperti nyeri, pendarahan dari telinga, atau deformitas tidak akan tampak.[5]

Selain menanyakan gejala, klinisi juga perlu mengetahui sumber suara yang diduga menjadi sumber paparan. Sumber suara harus diidentifikasi sejelas mungkin, mencakup jenis sumber suara (untuk memperkirakan intensitas suara), jarak antara penderita dengan sumber paparan, kontinuitas dari suara (kontinu atau intermiten), dan durasi paparan. Hal-hal ini akan digunakan untuk mengaitkan antara gejala gangguan pendengaran dengan kemungkinan penyebabnya.[15]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, biasanya tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan fisik yang dilakukan meliputi pemeriksaan telinga bagian luar dan membran timpani untuk menyingkirkan kemungkinan gangguan pendengaran konduktif dan pemeriksaan neurologi untuk menyingkirkan diagnosis tuli sensorineural yang lain.[15]

Pemeriksaan dengan menggunakan garpu tala, yaitu tes Rinne, Weber, dan Schwabach dapat dilakukan untuk membedakan antara tuli konduktif dan tuli sensorineural.

Pada kondisi noise-induced hearing loss (NIHL) yang merupakan tuli sensorineural, pemeriksaan dengan garpu tala akan menunjukkan hasil tes Rinne yang normal, Weber lateralisasi ke telinga yang sehat pada gangguan asimetris atau tidak ada perbedaan pada gangguan simetris, dan Schwabach yang memendek. Hasil pemeriksaan ini akan dikonfirmasi menggunakan pemeriksaan audiometri.[15]

Kriteria Diagnosis

Penegakan diagnosis noise-induced hearing loss (NIHL) dapat dilakukan jika ditemukan kriteria berikut:

  • Gangguan pendengaran sensorineural karena kerusakan terjadi di telinga bagian dalam
  • Dapat bersifat simetris maupun asimetris, tetapi lebih umum terjadi simetris
  • Pada pemeriksaan audiogram, didapatkan takik pada frekuensi 3000, 4000, atau 6000 Hz dan biasanya akan kembali normal pada frekuensi 8000 Hz
  • Jika gangguan pendengaran hanya disebabkan oleh paparan kronik suara bising, maka hilangnya pendengaran tidak lebih dari 75 desibel (dB) pada frekuensi tinggi dan tidak lebih dari 40 dB pada frekuensi rendah
  • Kehilangan pendengaran akibat paparan kronik suara bising akan terjadi secara cepat pada 10–15 tahun paparan dan selanjutnya kehilangan pendengaran akan melambat
  • Adanya NIHL tidak membuat telinga lebih sensitif terhadap suara bising
  • Progresi hilangnya pendengaran akan berkurang ketika paparan dihentikan[30,31]

Diagnosis Banding

Noise-induced hearing loss (NIHL) adalah tuli sensorineural, sehingga patut didiagnosis banding dengan tuli sensorineural lainnya.

Presbikusis

Presbikusis adalah penurunan pendengaran yang terjadi pada lansia dan dikaitkan dengan proses degeneratif. Pada presbikusis, pasien mengalami penurunan pendengaran yang bersifat gradual dan tidak terkait dengan paparan bising. Pada audiogram akan didapatkan kehilangan pendengaran di frekuensi tinggi, bilateral, dengan gambaran “downsloping”.[15]

Penyakit Meniere

Pada penyakit Meniere, gejala berfluktuasi, gangguan pendengaran bersifat progresif, serta sering disertai tinnitus dan vertigo. Pada audiogram akan ditemukan gangguan pendengaran di frekuensi rendah dengan gambaran datar atau “upsloping”.[15]

Penggunaan Obat Ototoksik

Obat ototoksik yang dapat menyebabkan tuli misalnya agen kemoterapi, aminoglikosida (gentamicin), furosemide, aspirin, dan quinin. Selain penurunan pendengaran pasien juga dapat mengalami gejala berupa tinnitus, vertigo, dan nistagmus. Pada audiogram akan ditemukan penurunan pendengaran yang bersifat simetris dan gangguan ditemukan di frekuensi yang sangat tinggi.[15]

Gangguan Pendengaran Kongenital

Tuli kongenital dapat disebabkan kelainan genetik, infeksi perinatal, toksin, atau trauma saat lahir. Penyakit ini akan terdeteksi saat bayi masih infant dan tidak menunjukkan respon terhadap suara.[15]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang paling sering digunakan adalah pemeriksaan audiometri nada murni. Pemeriksaan lain seperti pencitraan atau laboratorium tidak memiliki banyak peran dalam penegakkan diagnosis.

Pemeriksaan Audiometri

Pada pemeriksaan audiometri noise-induced hearing loss (NIHL) akan tampak takik pada frekuensi 3–6 kHz dan akan kembali normal pada frekuensi 3 kHz. Kerusakan sensori yang disebabkan oleh paparan kronik suara bising biasanya terjadi pada sel-sel rambut yang berhubungan dengan frekuensi di atas frekuensi percakapan sehari–hari (0,5–2 kHz), sehingga kerusakan pada awal penyakit lebih sering ditemukan pada frekuensi tinggi.[5,32]

Pada kasus tahap lanjut, penyakit akan semakin berprogresi dan menyebabkan kerusakan di daerah dengan frekuensi yang lebih rendah. Ketika hal ini terjadi, maka takik yang ada di frekuensi tinggi akan berubah menjadi datar sehingga sulit dibedakan dengan tuli sensorineural lainnya.[5,33]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

5. American College of Occupational and Environmental Medicine (ACOEM). Occupational noise-induced hearing loss: ACOEM task force on occupational hearing loss. J Occup Environ Med. 2012;54(1):106–108
15. Rabinowitz PM. Noise-induced hearing loss. Am Fam Physician. 2000;61(9):2749-2756
29. Hong O. Hearing loss among operating engineers in American construction industry. Int Arch Occup Environ Health. 2005;78(7):565–574
30. Coles RR, Lutman ME, Buffin JT. Guidelines on the diagnosis of noise-induced hearing loss for medicolegal purposes. Clin Otolaryngol Allied Sci. 2000 Aug;25(4):264-73
31. McBride DI, Williams S. Audiometric notch as a sign of noise induced hearing loss. Occup Environ Med. 2001;58(1):46–51
32. Sataloff RT, Sataloff J. Occupational Hearing Loss. 3rd ed. Boca Raton, FL: CRC Press: Taylor & Francis Group; 2006
33. Suter AH. Hearing Conservation Manual. 4th ed. Milwaukee, WI: Council for Accreditation in Occupational Hearing Conservation; 2002

Epidemiologi Noise Induced Heari...
Penatalaksanaan Noise Induced He...

Artikel Terkait

  • Pendekatan Diagnosis Tuli Mendadak
    Pendekatan Diagnosis Tuli Mendadak
  • Peran Campak pada Otosklerosis
    Peran Campak pada Otosklerosis
  • Gangguan Pendengaran Akibat Obat dan Logam Berat yang Ototoksik
    Gangguan Pendengaran Akibat Obat dan Logam Berat yang Ototoksik
  • Hubungan antara Penggunaan Alat Bantu Dengar dan Mortalitas pada Orang Dewasa dengan Tuli – Telaah Jurnal Alomedika
    Hubungan antara Penggunaan Alat Bantu Dengar dan Mortalitas pada Orang Dewasa dengan Tuli – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 15 Januari 2025, 22:52
Jurnal Paling Zonk Sepanjang Tahun 2024 🧐💥
Oleh: dr. ALOMEDIKA
2 Balasan
ALO Dokter.Tidak diragukan lagi 🧐, ini adalah studi terburuk pada tahun 2024:Hubungan antara Penggunaan Alat Bantu Dengar dan Mortalitas pada Orang Dewasa...
dr.yunaldi altila, SpTHT.BKL
Dibuat 13 Januari 2024, 10:23
Love your hearing
Oleh: dr.yunaldi altila, SpTHT.BKL
0 Balasan
Noise induced hearing loss
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 24 Mei 2023, 09:24
Gangguan Pendengaran Akibat Obat dan Logam Berat yang Ototoksik - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Tentu Dokter sudah mengetahui beberapa obat berisiko menyebabkan efek samping ototoksik. Obat-obatan, seperti antibiotik golongan aminoglikosida,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.