Prognosis Noise Induced Hearing Loss (NIHL)
Prognosis noise-induced hearing loss (NIHL) bergantung pada derajat kerusakan sensorik pendengaran yang sudah terjadi. Jika pasien sudah mengalami permanent threshold shift, maka kerusakan bersifat ireversibel dan belum ada tata laksana yang dapat mengembalikan fungsi pendengaran seperti semula.
Komplikasi
Data mengenai komplikasi noise-induced hearing loss (NIHL) sangat terbatas. Bila NIHL bersifat permanen, akan menghasilkan tuli sensorineural yang persisten dan ireversibel. Akan tetapi, selain NIHL, suara bising juga dapat menimbulkan efek lain kepada tubuh.
Pasien yang mengalami NIHL dapat mengalami gangguan pada sistem vestibular dan menyebabkan gejala berupa vertigo dan disequilibrium. Hal ini disebabkan oleh lokasi sistem vestibular yang berdekatan dengan koklea dan kemiripan struktur antara sel rambut koklea dengan sel rambut vestibular.[51]
Paparan suara bising secara kronik dapat berperan sebagai stressor biologis yang mengaktivasi sistem saraf autonom dan aksis hipotalamus-pituitari-adrenal. Jika sistem ini teraktivasi maka organ-organ lain seperti organ gastrointestinal, jantung, dan pembuluh darah juga akan terpengaruh.
Motilitas gastrointestinal dapat terganggu dan mencetuskan ulkus peptikum. Konstriksi pembuluh darah akan lebih sering terjadi sehingga berpotensi menyebabkan hipertensi. Suara bising juga dapat mempengaruhi kondisi psikologis dan emosional sehingga individu yang terpapar dapat merasa mudah lelah.[52-54]
Prognosis
Kerusakan jaringan pada noise-induced hearing loss (NIHL) yang telah mengalami permanent threshold shift bersifat permanen dan tidak dapat kembali seperti sedia kala. Hal ini menyebabkan morbiditas yang tinggi bagi para pekerja karena akan mempersulit pekerja untuk berkomunikasi dan meningkatkan kemungkinan pekerja dibebastugaskan sebelum waktunya.
Pada tahun 2010, Department of Veteran Affair (VA) mengeluarkan sekitar 1,2 miliar dolar US sebagai bentuk kompensasi untuk 1,4 juta veteran yang mengalami NIHL akibat paparan bising saat menjalani praktik militer.[55]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli