Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Obstructive Sleep Apnea general_alomedika 2022-08-03T12:00:58+07:00 2022-08-03T12:00:58+07:00
Obstructive Sleep Apnea
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Obstructive Sleep Apnea

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Obstructive sleep apnea (OSA) adalah gangguan pernapasan tidur atau sleep disorder breathing yang ditandai dengan adanya obstruksi saluran napas baik secara parsial maupun komplit. OSA dapat berefek signifikan terhadap kesehatan kardiovaskular, kualitas hidup dan keamanan berkendara.[1,5]

Pada OSA, obstruksi pada saluran napas menyebabkan pasien mendengkur atau tersedak, sering terbangun saat tidur, kualitas tidur menjadi terganggu, dan cenderung mengantuk di pagi atau siang hari. Pada saat obstruksi terjadi, udara inspirasi yang masuk ke dalam paru-paru menjadi berkurang atau bahkan tidak ada sama sekali.[1]

Obstructive Sleep Apnea-min

Obesitas adalah faktor risiko yang paling sering menyebabkan OSA. Selain obesitas, terdapat beberapa faktor lain yang ikut berperan dalam terjadinya OSA, seperti kelainan anatomis berupa bantalan lemak di area parafaringeal, penebalan dinding otot parafaringeal lateral, penyakit yang menyebabkan hipertrofi lidah atau tonsil, retrognatia, dan letak tulang hyoid yang lebih rendah (inferior displacement).[2-4]

Diagnosis dapat dilakukan melalui anamnesis untuk menanyakan keluhan yang dialami pasien baik pada saat siang hari maupun malam hari, faktor risiko yang menyebabkan terjadinya OSA, atau dapat dibantu melalui pertanyaan-pertanyaan yang berasal dari kuesioner Epworth Sleepiness Scale (ESS) dan STOP-Bang.

Pemeriksaan fisik lebih berfokus kepada faktor-faktor risiko seperti kelainan anatomis yang menyebabkan OSA, seperti pemeriksaan indeks massa tubuh pasien, lingkar leher, dan kelainan anatomis saluran napas. Pemeriksaan penunjang baku emas untuk diagnosis OSA adalah pemeriksaan polisomnografi. Polisomnografi selain digunakan untuk penegakan diagnosis, juga digunakan untuk menilai derajat keparahan OSA.[4]

Tata laksana pada OSA terbagi menjadi dua, yakni tata laksana nonbedah dan bedah. Tata laksana nonbedah dapat berupa continuous positive airway pressure (CPAP), oral appliance therapy, atau penggunaan kombinasi obat domperidone dan pseudoefedrin. Sedangkan tata laksana pembedahan dapat berupa uvulopalatopharyngoplasty (UPP), laser-assisted uvuloplasty (LAUP), radiofrequency ablation palatum (RA), dan trakeostomi yang bertujuan memperbaiki abnormalitas struktur anatomi saluran napas atas.[5]

Edukasi pasien OSA diutamakan untuk melakukan perubahan gaya hidup dengan menjaga pola makan sehat dan berolahraga untuk menurunkan berat badan. Pada individu yang berprofesi sebagai pilot atau pengendara sebaiknya berhati-hati akan kondisi hipersomnolen yang dapat muncul akibat OSA. Pasien OSA yang mendapat terapi CPAP juga perlu diingatkan untuk terus melanjutkan terapi sesuai anjuran Dokter.[5]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

1. Mannarino MR, Filippo FD, Pirro M. Obstructive sleep apnea syndrome. Eur J Intern Med. 2012; 23: 586-593
2. Kapur VK, Auckley DH, Chowdhuri S, Kuhlmann DC, Mehra R, Ramar K, Harrod CG. Clinical Practice Guideline for Diagnostic Testing for Adult Obstructive Sleep Apnea: An American Academy of Sleep Medicine Clinical Practice Guideline. J Clin Sleep Med. 2017 Mar 15;13(3):479-504. doi: 10.5664/jcsm.6506. PMID: 28162150; PMCID: PMC5337595.
3. Jordan AS, McSharry DG, Malhotra A. Adult obstructive sleep apnoea. Lancet. 2014; 383: 736-747
4. Javaheri S, Barbe F, Rodriguez FC, et al. Sleep apnea: types, mechanisms and clinical cardiovascular consequences. JACC. 2017; 69(7): 841-858
5. Slowik JM, Sankari A, Collen JF. Obstructive Sleep Apnea. 2022 Jun 28. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan–. PMID: 1029083619.

Patofisiologi Obstructive Sleep ...

Artikel Terkait

  • Perawatan Alat CPAP di Rumah
    Perawatan Alat CPAP di Rumah
  • Agonis Reseptor Glucagon-like Peptide-1 pada Penanganan Obstructive Sleep Apnea
    Agonis Reseptor Glucagon-like Peptide-1 pada Penanganan Obstructive Sleep Apnea
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 05 November 2024, 21:48
Sleep apnea pada anak yang sudah pernah tonsilektomi
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Hallo dok, saya ijin konsultasi. Ada anak yang sudah pernah riwayat operasi Amandel, namun keluhannya masih mengorok dan tiba2 seperti henti nafasnya. Apa...
Anonymous
Dibalas 03 Februari 2024, 07:06
Kapan perlu merujuk pasien dengan Obstructive Sleep Apnea (OSA)?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin konsultasi dok saya memiliki pasien dengan curiga ke arah Obstructive Sleep Apnea (OSA) dengan score ESS 7. Yang saya tanyakan dok, kapan...
dr.Olvy Sekarsari Octaviana
Dibalas 28 April 2023, 09:09
Tata Laksana Obstructive Sleep Apnea (OSA) di layanan primer
Oleh: dr.Olvy Sekarsari Octaviana
1 Balasan
ALO Dokter, izin berdiskusi.. ketika dalam praktek layanan primer atau dalam praktek telemedicine ditemukan pasien dengan diagnosis mengarah pada OSA, terapi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.