Diagnosis Otomikosis
Penegakkan diagnosis otomikosis berdasarkan pada riwayat pasien dan pemeriksaan otoskopi. Pasien yang datang seringkali mengeluh gatal, keluar cairan putih kental, dan nyeri, hingga muncul penurunan pendengaran. Pada pemeriksaan otoskopi, terlihat lendir putih atau kekuningan yang kental, bintik hitam atau massa putih seperti kapas.[1,6]
Umumnya pemeriksaan penunjang tidak dilakukan. Uji kultur kadang dikerjakan untuk mengidentifikasi jamur penyebab, sehingga terapi antijamur dapat disesuaikan untuk mengatasi organisme penyebab spesifik. Kultur sangat ideal untuk mengisolasi organisme, meskipun seringkali tidak praktis dan memakan waktu.[1,4]
Anamnesis
Pasien biasanya datang dengan keluhan telinga gatal (pruritus), nyeri (otalgia), keluar cairan (otorrhea), tidak nyaman, dan terasa penuh (aural fullness) atau ada sesuatu di saluran telinga. Hipoakusis, tinitus, dan gangguan pendengaran juga sering dilaporkan. Rasa gatal di telinga menjadi keluhan yang paling mengganggu.[1]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan biasanya dilakukan dengan otoskop atau biomikroskop. Aspergillus niger tampak seperti debu halus batu bara yang bertaburan di saluran telinga. Sedangkan Candida sp tampak seperti bahan putih atau kapas yang mengisi saluran telinga.[1]
Pseudomembran kadang dapat melapisi saluran telinga, yang jika diangkat akan tampak membran granular yang rapuh di bawahnya. Terkadang kulit pada saluran telinga tampak membengkak. Namun, konfirmasi diagnosis sebaiknya tetap diperoleh dari hasil pemeriksaan mikologi berupa swab sekret telinga melalui pemeriksaan mikroskopik langsung maupun kultur.[1]
Diagnosis Banding
Otomikosis dapat didiagnosis banding berdasarkan tanda dan gejala pasien, di antaranya:
- Pruritus: dermatitis atopik, otitis media
- Otorrhea: otitis media dengan perforasi, kista dan fistula preaurikular, laserasi
- Otalgia: miringitis, trauma saluran telinga, laserasi, furunkel, karsinoma saluran telinga, erupsi gigi bungsu, trombosis sinus kavernosus, sindrom Ramsay Hunt, osteomielitis dasar tengkorak, abses/komplikasi intrakranial[7]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopis sekret telinga dan kultur sekret patologis, biopsi di bawah otomikroskopi dan/atau intra-operatif, pemeriksaan pencitraan (CT atau MRI), terutama untuk jenis fungal malignant external otitis (FMEO) dan otomikosis telinga tengah.[4]
Pemeriksaan Mikroskopik Langsung
Pemeriksaan mikroskopik langsung dapat menggunakan satu atau kombinasi dari beberapa metode, di antaranya preparat potassium hidroksida yang diwarnai dengan tinta biru atau hitam, pewarnaan fluoresensi, wet-mount, dan dried smear. Pemeriksaan mikroskopik dapat mengidentifikasi hifa, artospora, arthroconidia, dan spora jamur.[4,9,10]
Histopatologi
Spesimen yang digunakan pada histopatologi dapat kerokan atau biopsi jaringan. Pada pemeriksaan histopatologi jamur, dapat menggunakan pewarnaan tertentu seperti PAS (periodic acid-schiff).[4,9,10]
Kultur Sekret
Kultur digunakan untuk mengidentifikasi jenis jamur spesifik yang terdapat pada cairan/lendir telinga. Pemeriksaan kultur jamur yang terisolasi dapat menentukan obat antijamur yang tepat. Kultur sekret merupakan gold standard pemeriksaan jamur.[4,9,10]
Pencitraan (CT/MRI)
Pemeriksaan pencitraan telinga dilakukan pada kasus otomikosis yang invasif atau ganas. Pemeriksaan untuk melihat sejauh mana infeksi menyebar atau merusak organ telinga. Hasil pemeriksaan dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan tindakan pembedahan.[4,9,10]