Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Tuli general_alomedika 2024-03-12T09:15:32+07:00 2024-03-12T09:15:32+07:00
Tuli
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Tuli

Oleh :
dr. Dyah Ayu Kusumoputri Buwono
Share To Social Media:

Penatalaksanaan tuli disesuaikan dengan penyebab, misalnya dengan pemberian karbogliserin pada kasus tuli akibat impaksi serumen. Alat bantu dengar dapat bermanfaat pada kasus tuli sensorineural. Selain itu, pembedahan dilakukan untuk memasang implan koklea jika diindikasikan. Pembedahan juga dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit penyebab tuli, misalnya dengan miringotomi pada otitis media berulang.[2,3]

Medikamentosa

Berikut ini adalah tata laksana medikamentosa yang dapat diberikan pada kasus tuli konduktif dan tuli sensorineural.

Tuli Konduktif

Pada penyebab tuli konduktif yang dapat diberikan tata laksana medikamentosa, fungsi pendengaran umumnya akan kembali normal setelah penyebab diobati. Berikut adalah penyebab tuli konduktif yang dapat diobati dengan terapi medikamentosa.

Oklusi Liang Telinga (Serumen Prop atau Benda Asing):

Pada kasus tuli yang disebabkan oleh serumen atau benda asing telinga, lakukan irigasi menggunakan air hangat atau kuretase dengan bantuan otoskopi. Apabila serumen sangat keras dapat digunakan obat-obatan pelunak serumen, seperti karbogliserin.

Otitis Eksterna:

Pada kasus otitis eksterna, berikan analgesik, serta antibiotik topikal atau oral. Antibiotik oral hanya diberikan pada pasien dengan demam, kondisi imunosupresi, diabetes, adenopati, atau infeksi yang menyebar keluar kanal telinga.

Irigasi telinga dapat dilakukan untuk meningkatkan efikasi obat topikal tapi hanya dapat dilakukan jika membran timpani intak. Jika tidak, pilihan yang dapat dilakukan adalah pembersihan secara mekanik menggunakan kuret atau suction.

Otitis Media:

Pada otitis media, berikan analgesik sistemik seperti ibuprofen atau paracetamol. Berikan juga antibiotik  amoxicillin dengan dosis 75‒90 mg/kg/hari.[2,3,8,10,11]

Tuli Sensorineural

Kasus tuli sensorineural umumnya sulit diatasi dengan medikamentosa. Tuli sensorineural yang disebabkan oleh penyakit autoimun dapat mengambil manfaat dari pemberian prednisolon oral disertai methotrexate dosis rendah. Di sisi lain, medikamentosa pada penyakit Meniere ditujukan untuk meredakan gejala, misalnya pemberian betahistine untuk vertigo yang dialami pasien.[2,3,8,10,11]

Penggunaan Alat Bantu Dengar (ABD)

Penggunaan alat bantu dengar (ABD) pada kasus penurunan pendengaran yang berhubungan dengan gangguan fungsi kognitif berpotensi meningkatkan fungsi kognitif pasien. Pada pasien anak, penggunaan ABD dapat dipertimbangkan pada gangguan pendengaran yang berpotensi mengganggu perkembangan bahasa anak.[2,11]

Pada gangguan pendengaran ringan hingga sedang, amplifikasi dengan alat bantu dengar digunakan untuk memberikan input pendengaran sebanyak mungkin pada anak. Pemasangan ABD dengan terapi wicara dapat menghasilkan luaran bahasa yang baik pada anak.

Pada anak yang lebih besar dan orang dewasa dengan gangguan pendengaran sedang hingga sangat berat, alat bantu dengar dapat mengoreksi hingga 40-60 dB. Meski demikian, tekanan suara fisik yang diberikan pada membran timpani dapat menimbulkan nyeri dan ketidaknyamanan pada pasien.

Selain untuk input bahasa, ABD juga digunakan untuk memberikan input isyarat lingkungan. Kemampuan untuk mendengar suara lingkungan penting untuk keselamatan pasien. Isyarat keselamatan penting misalnya klakson mobil atau truk, alarm, atau suara orang berteriak "berhenti".[15]

Terdapat telaah jurnal yang mengkritisi hubungan alat bantu dengar dan mortalitas orang dewasa yang tuli.

Implan Koklea

Implan koklea digunakan untuk mengembalikan fungsi pendengaran pada pasien dengan penurunan pendengaran derajat berat. Pada implan koklea, alat biomekanik akan ditanam dalam koklea dan menstimulasi nervus auditorius secara langsung.

Pada pasien anak dengan tuli kongenital, implantasi koklea paling baik dilakukan sebelum anak berusia 48 bulan. Implan koklea tidak direkomendasikan untuk dilakukan pada anak yang berusia di atas 7 tahun tanpa habilitasi optimal sebelumnya.[2,8,10]

Pemasangan Auditory Brainstem Implant (ABI)

Pemasangan Auditory Brainstem Implant (ABI) merupakan penatalaksanaan dengan menggunakan metode pembedahan untuk menanam elektroda pada batang otak. Selanjutnya elektroda ini akan memberikan stimulus langsung ke nukleus koklearis tanpa melalui perantara koklea atau nervus auditorius. Namun, peran ABI pada tuli sensorineural kongenital masih memiliki banyak pro dan kontra.[2]

Habilitasi Pendengaran

Selain pemasangan alat bantu dengar, pada pasien dilakukan habilitasi pendengaran dan terapi wicara yang dilakukan oleh terapis wicara tersertifikasi untuk membantu mengembangkan kemampuan komunikasi baik reseptif maupun ekspresif. Habilitasi bahasa dilakukan sedini mungkin ketika anak terdiagnosis memiliki gangguan pendengaran untuk memberikan hasil yang optimal.

Metode habilitasi bicara antara lain menggunakan analisis video, bahasa isyarat, kecepatan membaca, serta kemampuan dan keterampilan komunikasi.[2]

Pembedahan

Pada beberapa kasus, tuli konduktif memerlukan pembedahan. Otitis media yang sering berulang dapat memerlukan miringotomi dan pemasangan pipa Grommet. Otitis media supuratif kronik tipe bahaya akan memerlukan tindakan seperti mastoidektomi, dengan atau tanpa timpanoplasti atau miringoplasti

Otosklerosis dapat memerlukan stapedektomi atau stapedetomi, dimana tulang stapes diganti menjadi bahan protesis. Tuli konduktif akibat tumor dan osteoma mungkin memerlukan pengangkatan jaringan patologik.

Tuli sensorineural akibat adanya fistula perilimfa mungkin memerlukan operasi reparasi fistula. Pembedahan juga bisa diperlukan pada tuli sensorineural akibat trauma kepala atau fraktur tulang temporal dan tumor akustik.[2,3,10,15]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Novita Tirtaprawita

Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta

Referensi

2. Kemenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/1989/2022 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuli Sensorineural Kongenital. 2022.
3. Michels TC, Duffy MT, Rogers DJ. Hearing Loss in Adults: Differential Diagnosis and Treatment. Am Fam Physician. 2019 Jul 15;100(2):98-108. PMID: 31305044.
8. Bisogno A, Scarpa A, Di Girolamo S, De Luca P, Cassandro C, Viola P, Ricciardiello F, Greco A, Vincentiis M, Ralli M, Di Stadio A. Hearing Loss and Cognitive Impairment: Epidemiology, Common Pathophysiological Findings, and Treatment Considerations. Life (Basel). 2021 Oct 17;11(10):1102. doi: 10.3390/life11101102. PMID: 34685474; PMCID: PMC8538578.
9. Izzattisselim S, Purnami N. Polymerase Chain Reaction And Serology Test To Detect Rubella Virus In Congenital Rubella Syndrome Patients With Hearing Loss. Indones J Trop Infect Dis, 2020. vol. 8, no. 1, Art. no. 1. doi: 10.20473/ijtid.v8i1.8735.
10. Newsted D, Rosen E, Cooke B, Beyea MM, Simpson MTW, Beyea JA. Approach to hearing loss. Can Fam Physician. 2020 Nov;66(11):803-809. PMID: 33208419; PMCID: PMC8302436.
11. Moberly AC, Doerfer K, Harris MS. Does Cochlear Implantation Improve Cognitive Function? Laryngoscope. 2019 Oct;129(10):2208-2209. doi: 10.1002/lary.28140. Epub 2019 Jun 14. PMID: 31199514.
12. Cunningham LL, Tucci DL. Hearing Loss in Adults. N Engl J Med. 2017 Dec 21;377(25):2465-2473. doi: 10.1056/NEJMra1616601. PMID: 29262274; PMCID: PMC6457651.
13. Committee on Accessible and Affordable Hearing Health Care for Adults; Board on Health Sciences Policy; Health and Medicine Division; National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine; Blazer DG, Domnitz S, Liverman CT, editors. Hearing Health Care for Adults: Priorities for Improving Access and Affordability. Washington (DC): National Academies Press (US); 2016 Sep 6. 2, Hearing Loss: Extent, Impact, and Research Needs. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK385309/
14. Patel R, McKinnon BJ. Hearing Loss in the Elderly. Clin Geriatr Med, 2018. vol. 34, no. 2, pp. 163–174. doi: 10.1016/j.cger.2018.01.001.
15. Shah RK. Hearing Impairment. Medscape, 2023. https://emedicine.medscape.com/article/994159-overview

Diagnosis Tuli
Prognosis Tuli

Artikel Terkait

  • Pendekatan Diagnosis Tuli Mendadak
    Pendekatan Diagnosis Tuli Mendadak
  • Peran Campak pada Otosklerosis
    Peran Campak pada Otosklerosis
  • Gangguan Pendengaran Akibat Obat dan Logam Berat yang Ototoksik
    Gangguan Pendengaran Akibat Obat dan Logam Berat yang Ototoksik
  • Hubungan antara Penggunaan Alat Bantu Dengar dan Mortalitas pada Orang Dewasa dengan Tuli – Telaah Jurnal Alomedika
    Hubungan antara Penggunaan Alat Bantu Dengar dan Mortalitas pada Orang Dewasa dengan Tuli – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 15 Januari 2025, 22:52
Jurnal Paling Zonk Sepanjang Tahun 2024 🧐💥
Oleh: dr. ALOMEDIKA
2 Balasan
ALO Dokter.Tidak diragukan lagi 🧐, ini adalah studi terburuk pada tahun 2024:Hubungan antara Penggunaan Alat Bantu Dengar dan Mortalitas pada Orang Dewasa...
dr.yunaldi altila, SpTHT.BKL
Dibuat 13 Januari 2024, 10:23
Love your hearing
Oleh: dr.yunaldi altila, SpTHT.BKL
0 Balasan
Noise induced hearing loss
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 24 Mei 2023, 09:24
Gangguan Pendengaran Akibat Obat dan Logam Berat yang Ototoksik - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Tentu Dokter sudah mengetahui beberapa obat berisiko menyebabkan efek samping ototoksik. Obat-obatan, seperti antibiotik golongan aminoglikosida,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.