Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Tuli general_alomedika 2023-09-14T10:55:49+07:00 2023-09-14T10:55:49+07:00
Tuli
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Tuli

Oleh :
dr. Dyah Ayu Kusumoputri Buwono
Share To Social Media:

Tuli adalah kehilangan kemampuan pendengaran yang dapat terjadi pada unilateral maupun pada kedua telinga atau bilateral. Tuli dapat bersifat mendadak atau progresif. Berdasarkan etiologinya, tuli dapat terjadi karena adanya gangguan konduksi, gangguan sensorineural, atau campuran.[1]

Tuli dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup, gangguan perkembangan bahasa dan komunikasi, serta mempengaruhi aktivitas sosial seorang individu. Tuli yang terjadi pada anak dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kemampuan bahasa anak yang pada akhirnya menentukan tingkat kognitif, kemandirian, hingga masa depan anak.[2]

Tulii

Diagnosis tuli perlu dipikirkan pada pasien yang mengeluhkan penurunan fungsi pendengaran. Pasien dapat mengalami gangguan pendengaran yang dikenali sendiri atau anggota keluarga dapat mengamati perilaku pasien dan mencurigai adanya gangguan pendengaran, misalnya kesulitan saat percakapan atau harus menonton dengan volume televisi yang keras.

Pemeriksaan dilanjutkan dengan tes suara berbisik atau audiometri. Pasien juga perlu menjalani pemeriksaan adanya impaksi serumen, eksostosis, serta kelainan lain dari kanal eksternal dan membran timpani yang mungkin menyebabkan gangguan fungsi pendengaran. Pemeriksaan neurologis juga diperlukan jika tuli dicurigai bersifat sensorineural dan berkaitan dengan gangguan neurologi lain.

Evaluasi laboratorium umumnya tidak bermanfaat kecuali dicurigai ada penyakit sistemik. CT Scan dan MRI diindikasikan pada pasien dengan gangguan pendengaran asimetris atau gangguan pendengaran sensorineural mendadak, serta ketika diduga terjadi kerusakan pada tulang pendengaran.[1-3]

Tata laksana disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan tuli. Terapi farmakologis yang dapat diberikan misalnya karbogliserin untuk mengatasi gangguan pendengaran akibat impaksi serumen. Terapi nonfarmakologis misalnya penggunaan alat bantu dengar.

Pembedahan dilakukan untuk memasang implan koklea jika diindikasikan. Pembedahan juga dapat dilakukan untuk mengatasi penyakit penyebab tuli, misalnya pada otitis media berulang dapat dilakukan miringotomi.[2,3]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Novita Tirtaprawita

Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta

Referensi

1. Walangitan AC, et al. Gambaran Gangguan Pendengaran Pada Penyelam. J Biomedik JBM, 2021. vol. 13, no. 2, Art. no. 2, Mar. doi: 10.35790/jbm.13.2.2021.31868.
2. Kemenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/1989/2022 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuli Sensorineural Kongenital. 2022.
3. Michels TC, Duffy MT, Rogers DJ. Hearing Loss in Adults: Differential Diagnosis and Treatment. Am Fam Physician. 2019 Jul 15;100(2):98-108. PMID: 31305044.
4. Setyawan FEB. Prevention of noise induced hearing loss in worker: A literature review. JKKI, 2021. pp. 182–190, Aug. 2021, doi: 10.20885/JKKI.Vol12.Iss2.art12.
5. Gonzales S. Pathophysiology and Diagnosis of Presbycusis. J Phonet Audiol, 2022. vol. 8, no. 5.
6. Lin HW, Mahboubi H, Bhattacharyya N. Hearing Difficulty and Risk of Mortality. Ann Otol Rhinol Laryngol. 2019 Jul;128(7):614-618. doi: 10.1177/0003489419834948. Epub 2019 Mar 4. PMID: 30832489.
7. Engdahl B, Idstad M, Skirbekk V. Hearing loss, family status and mortality - Findings from the HUNT study, Norway. Soc Sci Med. 2019 Jan;220:219-225. doi: 10.1016/j.socscimed.2018.11.022. Epub 2018 Nov 13. PMID: 30463047.\
8. Bisogno A, Scarpa A, Di Girolamo S, De Luca P, Cassandro C, Viola P, Ricciardiello F, Greco A, Vincentiis M, Ralli M, Di Stadio A. Hearing Loss and Cognitive Impairment: Epidemiology, Common Pathophysiological Findings, and Treatment Considerations. Life (Basel). 2021 Oct 17;11(10):1102. doi: 10.3390/life11101102. PMID: 34685474; PMCID: PMC8538578.
9. Izzattisselim S, Purnami N. Polymerase Chain Reaction And Serology Test To Detect Rubella Virus In Congenital Rubella Syndrome Patients With Hearing Loss. Indones J Trop Infect Dis, 2020. vol. 8, no. 1, Art. no. 1. doi: 10.20473/ijtid.v8i1.8735.
10. Newsted D, Rosen E, Cooke B, Beyea MM, Simpson MTW, Beyea JA. Approach to hearing loss. Can Fam Physician. 2020 Nov;66(11):803-809. PMID: 33208419; PMCID: PMC8302436.
11. Moberly AC, Doerfer K, Harris MS. Does Cochlear Implantation Improve Cognitive Function? Laryngoscope. 2019 Oct;129(10):2208-2209. doi: 10.1002/lary.28140. Epub 2019 Jun 14. PMID: 31199514.
12. Cunningham LL, Tucci DL. Hearing Loss in Adults. N Engl J Med. 2017 Dec 21;377(25):2465-2473. doi: 10.1056/NEJMra1616601. PMID: 29262274; PMCID: PMC6457651.
13. Committee on Accessible and Affordable Hearing Health Care for Adults; Board on Health Sciences Policy; Health and Medicine Division; National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine; Blazer DG, Domnitz S, Liverman CT, editors. Hearing Health Care for Adults: Priorities for Improving Access and Affordability. Washington (DC): National Academies Press (US); 2016 Sep 6. 2, Hearing Loss: Extent, Impact, and Research Needs. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK385309/
14. Patel R, McKinnon BJ. Hearing Loss in the Elderly. Clin Geriatr Med, 2018. vol. 34, no. 2, pp. 163–174. doi: 10.1016/j.cger.2018.01.001.
15. Shah RK. Hearing Impairment. Medscape, 2023. https://emedicine.medscape.com/article/994159-overview
16. WHO. Deafness and hearing loss. 2023. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/deafness-and-hearing-loss

Patofisiologi Tuli

Artikel Terkait

  • Pendekatan Diagnosis Tuli Mendadak
    Pendekatan Diagnosis Tuli Mendadak
  • Peran Campak pada Otosklerosis
    Peran Campak pada Otosklerosis
  • Gangguan Pendengaran Akibat Obat dan Logam Berat yang Ototoksik
    Gangguan Pendengaran Akibat Obat dan Logam Berat yang Ototoksik
  • Hubungan antara Penggunaan Alat Bantu Dengar dan Mortalitas pada Orang Dewasa dengan Tuli – Telaah Jurnal Alomedika
    Hubungan antara Penggunaan Alat Bantu Dengar dan Mortalitas pada Orang Dewasa dengan Tuli – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
dr. ALOMEDIKA
Dibalas 15 Januari 2025, 22:52
Jurnal Paling Zonk Sepanjang Tahun 2024 🧐💥
Oleh: dr. ALOMEDIKA
2 Balasan
ALO Dokter.Tidak diragukan lagi 🧐, ini adalah studi terburuk pada tahun 2024:Hubungan antara Penggunaan Alat Bantu Dengar dan Mortalitas pada Orang Dewasa...
dr.yunaldi altila, SpTHT.BKL
Dibuat 13 Januari 2024, 10:23
Love your hearing
Oleh: dr.yunaldi altila, SpTHT.BKL
0 Balasan
Noise induced hearing loss
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 24 Mei 2023, 09:24
Gangguan Pendengaran Akibat Obat dan Logam Berat yang Ototoksik - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Tentu Dokter sudah mengetahui beberapa obat berisiko menyebabkan efek samping ototoksik. Obat-obatan, seperti antibiotik golongan aminoglikosida,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.