Patofisiologi Tuli
Patofisiologi tuli berbeda tergantung apakah jenisnya tuli konduktif atau tuli sensorineural. Masalah konduktif melibatkan membran timpani dan telinga tengah, sehingga terjadi gangguan dalam transmisi suara dan perubahan menjadi getaran mekanis. Di sisi lain, masalah sensorineural mempengaruhi konversi suara mekanis menjadi sinyal neuroelektrik di telinga bagian dalam atau saraf pendengaran.[1-3]
Fisiologi Pendengaran
Pada keadaan normal, gelombang suara yang masuk ke liang telinga akan diubah menjadi getaran pada membran timpani dan tiga tulang pendengaran. Selanjutnya, getaran pada tulang akan diamplifikasi dan ditransmisikan ke vestibular dan cairan endolimfe pada traktus koklearis sehingga menstimulasi ujung saraf pada organ korti. Impuls yang ada akan diteruskan ke otak.[4]
Tuli Konduktif
Pada tuli konduktif, terdapat gangguan hantaran suara yang disebabkan oleh kelainan atau penyakit di telinga luar atau telinga tengah. Telinga luar meliputi daun telinga, liang telinga (dengan panjang 2,5–3 cm), dan membran timpani. Kelainan pada telinga luar yang menyebabkan tuli konduktif yakni berupa atresia liang telinga, otitis eksterna tipe sirkumskripta, serumen prop, dan osteoma.
Kelainan telinga bagian tengah yang menyebabkan tuli konduktif yakni berupa terjadinya sumbatan pada tuba eustachius, otitis media, otosklerosis, timpanosklerosis, hemotimpanum, dan dislokasi tulang pendengaran.[2,4,5]
Tuli Sensorineural
Pada tuli sensorineural, terdapat gangguan atau kelainan pada telinga dalam, nervus VIII (vestibulokoklear), atau pada pusat pendengaran. Contoh kondisi yang menyebabkan tuli sensorineural adalah penyakit Meniere, paparan bising, paparan zat ototoksik, dan presbikusis.[2,4,5]
Penulisan pertama oleh: dr. Novita Tirtaprawita
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta