Diagnosis Hidrokel
Penegakkan diagnosis hidrokel atau hydrocele biasa dilakukan berdasarkan presentasi klinis, seperti keluhan adanya pembesaran pada skrotum yang tidak nyeri, disertai dengan hasil pemeriksaan transiluminasi dan fluktuasi yang positif. Bila testis tidak dapat teraba dan etiologi hidrokel tidak dapat ditentukan, maka pemeriksaan penunjang, misalnya ultrasonografi atau foto polos abdomen mungkin diperlukan.[1,2,7,14]
Anamnesis
Pasien hidrokel umumnya datang dengan berbagai keluhan, seperti pembengkakan skrotum yang tidak nyeri, atau rasa berat dan penuh pada skrotum. Selain itu, keluhan juga dapat berupa ukuran skrotum lebih kecil pada pagi hari, atau skrotum membesar saat pasien banyak berdiri dan mengecil jika pasien berbaring atau beristirahat.
Rasa nyeri merupakan salah satu gejala yang penting untuk ditanyakan karena dapat mengarahkan pada penyebab hidrokel. Adanya rasa nyeri dapat mengarahkan etiologi kepada epididimitis. Pada hidrokel tanpa komplikasi jarang ditemukan gejala sistemik, misalnya demam, nausea, atau vomitus, serta tidak disertai gejala genitourinaria. Riwayat adanya peradangan, infeksi, trauma, atau torsio testis perlu ditanyakan karena berpotensi menyebabkan hidrokel nonkomunikans.[1,6,14]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan pasien berdiri dan berbaring, atau dalam posisi berbaring saja bila pasien belum bisa berdiri. Pemeriksaan fisik pada pasien hidrokel dilakukan dengan inspeksi, palpasi, dan pemeriksaan transiluminasi.
Inspeksi
Pada inspeksi akan ditemukan massa pada skrotum yang akan membesar bila tekanan intraabdomen meningkat. Perubahan ukuran masa ini juga dapat dicetuskan dengan meminta pasien melakukan manuver-manuver, seperti batuk, tertawa, atau meniup balon bila benjolan tidak tampak atau nampak kecil pada pemeriksaan.[1,7,14]
Palpasi
Palpasi dilakukan secara kraniokaudal dari superior-lateral tuberculum pubis menuju skrotum untuk menentukan batas-batas pembengkakan. Pasien-pasien dengan hidrokel komunikans dan hernia akan memiliki batas proksimal setingkat dengan cincin inguinal internal yang dapat berakhir di mana saja.
Adanya sensasi seperti menggesekkan sutera bersama atau tanda silk-stocking saat struktur-struktur korda spermatika digesekkan bersama di dekat tuberkel pubis menunjukkan adanya struktur korda spermatika yang lebih tebal. Jika korda spermatika tidak dapat dipalpasi, maka dapat dicurigai sebagai hidrokel kongenital atau hernia.
Palpasi pada testis juga perlu dilakukan untuk mencari adanya penyebab akut tertentu yang berasal dari testis, misalnya keganasan. Kesulitan yang dapat ditemukan adalah testis biasanya tidak teraba bila hidrokel bersifat tegang dengan kantong yang tebal.[1,7,14]
Pemeriksaan Transiluminasi
Pemeriksaan transiluminasi dilakukan dengan meletakkan sumber cahaya pada sisi pembesaran skrotum di ruang gelap. Cairan yang terakumulasi pada hidrokel akan mengalami transiluminasi, sedangkan usus dan omentum tidak akan mengalami transiluminasi. Bila terdapat usus di dalam skrotum, pada transiluminasi dapat tampak sekat-sekat.[1,7,14]
Diagnosis Banding
Beberapa kondisi pembengkakan skrotum dapat menjadi diagnosis banding dari hidrokel. Diagnosis banding, antara lain hernia skrotalis, varikokel, torsio testis, dan tumor testis.
Hernia Skrotalis
Hernia skrotalis dan hidrokel memiliki gejala yang sama, yaitu adanya benjolan pada daerah testis. Namun, isi kantung hernia dapat direposisi, sedangkan isi hidrokel tidak dapat direposisi. Selain itu, pemeriksaan transiluminasi dapat digunakan untuk membedakan kedua diagnosis ini. Hidrokel umumnya memberikan hasil positif, sedangkan hernia inguinalis akan menunjukkan hasil negatif.[6,12]
Varikokel
Varikokel merupakan dilatasi abnormal pada pleksus pampiniformis vena skrotalis yang disebabkan oleh gangguan aliran darah balik vena spermatika interna. Pasien umumnya memiliki gejala khas belum memiliki anak setelah menikah selama beberapa tahun, benjolan pada testis yang tidak nyeri, dan rasa berat pada testis.
Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan bentuk seperti kumpulan cacing di dalam kantung yang terletak pada bagian kranial dari testis. Saat berbaring, benjolan pada varikokel umumnya akan hilang, sedangkan pada hidrokel dapat berkurang dalam jangka waktu lama, tetapi tidak hilang sepenuhnya.[15]
Torsio Testis
Torsio testis adalah keadaan terpuntirnya funikulus spermatikus yang menyebabkan gangguan vaskularisasi pada testis. Gejala torsio testis adalah pembengkakan skrotum mendadak yang disertai rasa nyeri hebat. Berbeda dengan gejala hidrokel di mana umumnya bersifat tidak nyeri.
Pada pemeriksaan fisik, testis dapat terlihat bengkak dan terjadi retraksi testis ke arah kranial. Testis pada sisi yang terkena umumnya juga terlihat lebih tinggi dibandingkan sisi testis yang sehat. Refleks kremaster pada torsio testis sering kali ditemukan negatif.[16]
Tumor Testis
Tumor testis adalah keganasan yang paling umum terjadi pada pria berusia 15-45 tahun. Sama seperti hidrokel, benjolan pada tumor testis umumnya tidak nyeri. Pada palpasi dapat ditemukan adanya benjolan intratestikular yang memiliki sifat padat, keras, dan tidak nyeri. Tumor testis dapat terjadi bersamaan dengan hidrokel.[1,5,17]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada pasien-pasien hidrokel umumnya tidak perlu dilakukan, karena anamnesis dan pemeriksaan fisik biasanya cukup untuk menegakkan diagnosis. Beberapa kondisi yang menjadi indikasi diperlukannya pemeriksaan penunjang, antara lain:
- Testis tidak dapat dipalpasi
- Terdapat rasa nyeri, demam, atau keluhan gastrointestinal, seperti mual dan muntah, diare, dan konstipasi, karena dapat mengarah pada kemungkinan hernia dibandingkan hidrokel
- Bayangan pada pemeriksaan transiluminasi[5]
Apabila pasien memiliki salah satu dari kondisi tersebut, maka pemeriksaan penunjang diperlukan. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah ultrasonografi, ultrasonografi dupleks, dan radiografi abdomen polos.
Ultrasonografi
Ultrasonografi skrotum dapat dilakukan untuk membedakan hidrokel dari diagnosis bandingnya, misalnya tumor testis. Ultrasonografi memiliki sensitivitas yang nyaris mencapai 100% dalam pemeriksaan lesi-lesi intraskrotal.
Ultrasonografi akan membantu pencitraan testis yang tidak teraba dan juga berguna pada kasus-kasus yang jarang, misalnya pada hidrokel perempuan, atau disebut juga hidrokel kanalis Nuck. Pada hidrokel kanalis Nuck, ditemukan gambaran hipoekoik atau anekoik pada kavitas tunggal ataupun multipel, yang dikenal sebagai comma sign.[5,12]
Ultrasonografi Dupleks
Pada torsio testis kronis yang berhubungan dengan hidrokel, pemeriksaan ultrasonografi dupleks dapat digunakan untuk mengetahui aliran darah pada skrotum. Selain itu, penemuan peningkatan aliran epididimal pada pemeriksaan ini dapat mengarahkan diagnosis kepada epididimitis.[5]
Foto Polos Abdomen
Pada pasien dengan keluhan gastrointestinal, dapat dilakukan pemeriksaan foto polos abdomen yang dapat membantu membedakan hidrokel akut dengan hernia inkarserata. Hernia inkarserata memiliki ciri khas adanya gambaran gas pada daerah lipat paha.[1,5]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra