Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Overactive Bladder general_alomedika 2022-05-30T14:35:45+07:00 2022-05-30T14:35:45+07:00
Overactive Bladder
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Overactive Bladder

Oleh :
dr.Nailla Fariq Alfiani
Share To Social Media:

Diagnosis overactive bladder (OAB) perlu dicurigai pada pasien yang mengeluhkan frekuensi miksi (siang ataupun malam) dan urgensi, dengan atau tanpa inkontinensia urgensi, dimana keluhan dirasakan mengganggu kualitas hidup secara bermakna. Diagnosis dan manajemen awal memerlukan pemeriksaan riwayat klinis menyeluruh, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang sederhana untuk mengeksklusi penyebab lain, seperti infeksi saluran kemih dan keganasan urologi.

Pada beberapa kasus, pemeriksaan penunjang tambahan mungkin diperlukan untuk memvalidasi diagnosis OAB, mengeksklusi adanya gangguan medis lain, atau merencanakan pendekatan terapeutik. Pemeriksaan penunjang ini dapat mencakup kultur urine, pengukuran volume residual setelah berkemih, dan bladder diary.[6,9,11-13]

Anamnesis

Gejala overactive bladder memiliki 4 komponen utama, yaitu:

  • Urgensi: keinginan kuat untuk buang air kecil yang sulit untuk ditunda dan datang secara tiba-tiba
  • Frekuensi: sering berkemih, umumnya 8 kali atau lebih dalam 24 jam
  • Nokturia: terganggunya tidur akibat keinginan untuk berkemih 1 kali atau lebih
  • Inkontinensia urgensi: kebocoran urine yang tidak disengaja, terkait dengan keinginan kuat yang tiba-tiba untuk berkemih

Dokter juga perlu mengidentifikasi adanya polidipsia. Pada OAB, peningkatan frekuensi miksi berkaitan dengan volume urine yang sedikit setiap berkemih. Sementara itu, pada polidipsia, volume urine normal atau banyak setiap kali miksi, serta sebanding dengan asupan cairan yang dikonsumsi pasien.

Anamnesis terkait riwayat obstetri-ginekologi juga perlu ditanyakan, meliputi paritas, cara persalinan, menopause, serta adanya tumor pada organ reproduksi yang dapat menyebabkan obstruksi. Riwayat penyakit sistemik yang perlu diidentifikasi meliputi retensi cairan pada gagal jantung, adanya diabetes mellitus, gangguan pada sistem saraf pusat, sindrom metabolik, serta penggunaan obat-obatan yang dapat memicu urgensi seperti diuretik dan bethonecol.

Riwayat penyakit yang dapat mempengaruhi tata laksana juga perlu diketahui. Glaukoma sudut tertutup, riwayat retensi urine, dan gangguan kognitif adalah kontraindikasi relatif penggunaan obat antimuskarinik.[6,9,11-13]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan panggul, pemeriksaan bimanual, pemeriksaan abdomen, pemeriksaan anorektal,  pemeriksaan neurologi, dan pemeriksaan fisik umum.[6,9,11-13]

Pemeriksaan Panggul

Pemeriksaan panggul dilakukan untuk mengidentifikasi adanya peradangan, infeksi, atrofi, ataupun prolaps organ panggul. Kondisi tersebut dapat meningkatkan sensasi aferen, menyebabkan urgensi, frekuensi, dan disuria.[6,9,11-13]

Pemeriksaan Bimanual, Abdomen, dan Anorektal

Pemeriksaan bimanual, abdomen, dan anorektal dilakukan untuk mengidentifikasi adanya massa atau pembesaran organ yang dapat menyebabkan obstruksi saluran kemih.

Pemeriksaan abdomen dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya diastasis rekti, massa, ascites, dan organomegali yang dapat mempengaruhi tekanan intraabdomen dan fungsi saluran kemih.[6,9,11-13]

Pemeriksaan Neurologi

Pemeriksaan neurologi dilakukan untuk mengetahui adanya cedera, gangguan atau penyakit pada sistem saraf pusat yang dapat menyebabkan OAB neurogenik.  Contoh kondisi neurologi yang dapat menyebabkan OAB antara lain spinal cord injury, hidrosefalus, stroke, penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, dementia, multiple sclerosis, dan massa pada sistem saraf.

Pemeriksaan neurologi yang diperlukan umumnya mencakup evaluasi serabut saraf lumbosakral, refleks tendon dalam, kekuatan ekstremitas bawah, pemeriksaan sensorik, serta pemeriksaan refleks bulbokavernosus dan klitoral sakral. Hasil abnormal mengindikasikan adanya lesi neurologi yang berkontribusi terhadap munculnya OAB.[6,9,11-13]

Pemeriksaan Fisik Umum

Pemeriksaan fisik umum dilakukan untuk mengetahui adanya komorbiditas seperti hipertensi, gagal jantung, diabetes melitus, dan sindrom metabolik yang merupakan faktor risiko OAB.[6,9,11-13]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding overactive bladder antara lain stress urinary incontinence (SUI), infeksi saluran kemih, batu saluran kemih, benign prostate hyperplasia (BPH), dan prolaps organ panggul.[6,31,32]

Stress Urinary Incontinence (SUI)

Stress urinary incontinence (SUI) merupakan kebocoran urine karena tekanan tambahan di kandung kemih akibat peningkatan tekanan abdomen. Pencetus SUI antara lain batuk, mengejan, bersin, tertawa, dan beberapa kegiatan olahraga yang meningkatkan tekanan abdomen (misalnya angkat beban).[8-10]

Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Infeksi saluran kemih memiliki manifestasi urgensi dan frekuensi, kencing terasa tidak tuntas, hematuria dan disuria. ISK dapat dengan mudah diidentifikasi menggunakan dipstick urinalysis atau jika dianggap perlu dapat dilakukan kultur urin.[6,32,33]

Batu Saluran Kemih

Batu saluran kemih memiliki manifestasi berupa hematuria terminal, nyeri suprapubik, aliran kencing lemah, disuria, atau kencing tiba-tiba berhenti ketika batu menutupi saluran kencing. Batu saluran kemih dapat didiagnosis dengan pencitraan, seperti USG ataupun CT Scan.[6,34]

Benign Prostate Hyperplasia (BPH)

Benign prostate hyperplasia (BPH) memiliki manifestasi serupa OAB, yaitu frekuensi, nokturia, dan urgensi. BPH Pada pemeriksaan colok dubur pasien BPH akan ditemukan pembesaran prostat. Pembesaran prostat dapat dikonfirmasi dengan USG, dan dibedakan dari keganasan melalui biopsi.[6,35]

Prolaps Organ Panggul (POP)

Prolaps organ panggul dapat memunculkan terjadinya gejala saluran kemih bawah yang serupa OAB. Pada umumnya, prolaps organ panggul menyebabkan peningkatan frekuensi berkemih tapi jarang disertai dengan urgensi.[6,36]

Pemeriksaan Penunjang

Pedoman diagnosis overactive bladder oleh American Urological Association (AUA) dan Society of Urodynamics, Female Pelvic Medicine and Urogenital Reconstruction (SUFU) merekomendasikan pendekatan diagnosis berikut:

  • Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan urinalisis digunakan di awal pemeriksaan pasien yang dicurigai mengalami OAB
  • Apabila dianggap perlu, dapat dilakukan kultur urin dan atau evaluasi volume residu setelah berkemih, ditambah dengan bladder diary dan kuesioner gejala
  • Studi urodinamik, sistoskopi, dan USG saluran kemih umumnya tidak diperlukan pada kasus tanpa komplikasi, serta hanya digunakan pada kasus yang kompleks atau refrakter
  • Sitologi urine juga tidak direkomendasikan jika tidak terdapat hematuria dan pasien berespon baik terhadap terapi[6,9,11-13]

Urinalisis

Urinalisis dapat dilakukan menggunakan dipstick. Urinalisis dapat mengevaluasi adanya infeksi, hematuria, dan glukosuria.[13,37]

Kultur Urine

Kultur urine dilakukan jika hasil urinalisis dianggap inkonklusif dan ada kecurigaan tinggi pasien mengalami infeksi saluran kemih.[38]

Evaluasi Volume Residu Setelah Berkemih

Evaluasi volume residu setelah berkemih atau postvoiding residual volume dilakukan jika ada kecurigaan pasien mengalami obstruksi atau underactive bladder. Volume residu lebih dari 100 ml memerlukan evaluasi lanjutan untuk mendeteksi adanya prolaps organ atau penyebab lain yang lebih serius.[6,39]

Bladder Diary

Bladder diary menggambarkan kebiasaan dan pola kemih sehari-hari. Bladder diary bisa sangat membantu dalam menentukan frekuensi, volume, pola berkemih, dan adanya inkontinensia. Dengan bladder diary, dokter bisa mengidentifikasi apakah pasien OAB mengalami urgensi, frekuensi, nokturia, ataupun inkontinensia urgensi.[39]

Studi Urodinamik

Studi urodinamik tidak digunakan sebagai evaluasi lini pertama pada pasien OAB, kecuali jika diduga ada kelainan neurologi. Studi urodinamik dapat dipertimbangkan dilakukan jika terapi lini pertama gagal atau diduga etiologi neurogenik.

Studi urodinamik terdiri dari cystometrography (CMG) dan uroflow/ electromyelography. CMG menilai kapasitas kandung kemih, overaktivitas detrusor, dan sensasi pengisian kandung kemih. Uroflow/ electromyelography menilai tekanan detrusor selama berkemih, relaksasi otot dasar panggul selama berkemih, pola aliran, serta ada-tidaknya Valsalva voiding.[13,37]

Ultrasonografi (USG)

Pemeriksaan USG merupakan pemeriksaan noninvasif yang dapat digunakan untuk mengetahui ketebalan dinding kandung kemih dan mengeksklusi adanya lesi kandung kemih atau pelebaran saluran kemih bagian atas.[13,37,39]

Pemeriksaan Laboratorium Darah

Pemeriksaan elektrolit dan kreatinin dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi ginjal. Pemeriksaan gula darah dapat mengevaluasi adanya diabetes mellitus. Prostate specific antigen dapat mengevaluasi kemungkinan keganasan prostat.[39]

Referensi

6. Ellsworth PI. Overactive Bladder. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/459340-overview
7. Jayarajan J, Radomski SB. Pharmacotherapy of overactive bladder in adults: a review of efficacy, tolerability, and quality of life. Research and reports in urology, 2013. 6, 1–16. https://doi.org/10.2147/RRU.S40034
8. Palmer CJ, Choi JM. Pathophysiology of Overactive Bladder: Current Understanding. Curr Bladder Dysfunct Rep, 2017. 12, 74–79. https://doi.org/10.1007/s11884-017-0402-y
9. Gunawan IPGF, Suarjana IN, Wulandari KF. An Overview of Overactive Bladder. Bali Medical Journal (Bali MedJ), 2021. Volume 10, Number 1: 208-210
P-ISSN.2089-1180, E-ISSN: 2302-2914. 2021. https://www.balimedicaljournal.org/index.php/bmj/article/viewFile/2266/pdf
10. Meng E, Lin W, Lee W, Chuang Y. Pathophysiology of Overactive Bladder. LUTS: Lower Urinary Tract Symptoms, 2012. 4. 10.1111/j.1757-5672.2011.00122.x. https://www.researchgate.net/publication/261542540_Pathophysiology_of_Overactive_Bladder
11. Wallace KM, Drake MJ. Overactive bladder. F1000Research, 2015. 4, F1000 Faculty Rev-1406. https://doi.org/10.12688/f1000research.7131.1
12. Nitti VW, Patel A, Karram M. Diagnosis and management of overactive bladder: A review. The journal of obstetrics and gynaecology research, 2021. 47(5), 1654–1665. https://doi.org/10.1111/jog.14708
13. Fontaine C, Papworth E, Pascoe J, Hashim H. Update on the management of overactive bladder. Therapeutic advances in urology, 2021. 13, 17562872211039034. https://doi.org/10.1177/17562872211039034
31. Wyndaele JJ. Overactive bladder, differential diagnosis, and clinical utility of fesoterodine. International journal of general medicine, 2012. 5, 943–951. https://doi.org/10.2147/IJGM.S24236
32. Wein A. Symptom-based diagnosis of overactive bladder: an overview. Canadian Urological Association journal = Journal de l'Association des urologues du Canada, 2011. 5(5 Suppl 2), S135–S136. https://doi.org/10.5489/cuaj.11183
33. Bono MJ, Reygaert WC. Urinary Tract Infection. [Updated 2021 Jun 23]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470195/
34. Leslie SW, Sajjad H, Murphy PB. Bladder Stones. [Updated 2021 Sep 17]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441944/
35. Ng M, Baradhi KM. Benign Prostatic Hyperplasia. [Updated 2021 Aug 11]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558920/
36. Costantini E, Lazzeri M, Porena M. Prolasso degli organi pelvici e sintomi del basso tratto urinario: esperienza di un centro uro-ginecologico ad alto volume [Pelvic organ prolapse and lower urinary tract symptoms: experience from a high-volume uro-gynecologic center]. Urologia, 2012. 79(1), 19–23. https://doi.org/10.5301/RU.2012.8979
37. Williams JP, Hasyim H. New Developments in The Diagnosis & Management of Overactive Bladder. Clin. Pract. 2013. 10(1). https://www.openaccessjournals.com/articles/new-developments-in-the-diagnosis-and-management-of-overactive-bladder.pdf
38. Willis-Gray MG, Dieter AA, Geller EJ. Evaluation and management of overactive bladder: strategies for optimizing care. Res Rep Urol. 2016;8:113-122. Published 2016 Jul 27. doi:10.2147/RRU.S93636
39. Chung E, Lee D, Gani J, Gillman M, Maher C, Brennan J, Johns Putra L, Ahmad L, Chan LL. Position statement: a clinical approach to the management of adult non-neurogenic overactive bladder. Med J Aust. 2018 Jan 15;208(1):41-45. doi: 10.5694/mja16.01097. PMID: 29320672.

Epidemiologi Overactive Bladder
Penatalaksanaan Overactive Bladder

Artikel Terkait

  • Desmopressin untuk Overactive Bladder dan Nokturia
    Desmopressin untuk Overactive Bladder dan Nokturia
  • Efektivitas Percutaneous Tibial Nerve Stimulation pada Overactive Bladder
    Efektivitas Percutaneous Tibial Nerve Stimulation pada Overactive Bladder
  • Mirabegron untuk Terapi Overactive Bladder
    Mirabegron untuk Terapi Overactive Bladder
Diskusi Terkait
dr. Andrea
Dibalas 23 Agustus 2023, 14:42
Mirabegron untuk Terapi Overactive Bladder - Artikel SKP ALOMEDIKA
Oleh: dr. Andrea
1 Balasan
ALO Dokter!Mirabegron adalah obat golongan baru yaitu agonis β3-adrenoseptor. Obat ini merupakan salah satu pilihan medikamentosa untuk overactive bladder...
Anonymous
Dibalas 30 Januari 2023, 16:43
Diagnosis untuk overactive bladder
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin berdiskusi.Pasien perempuan berusia 70tahun dengan keluhan sering BAK dialami selama satu tahun ini. Saat ini bak di pampers dengan warna...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.