Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Overactive Bladder general_alomedika 2022-01-27T12:29:18+07:00 2022-01-27T12:29:18+07:00
Overactive Bladder
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Overactive Bladder

Oleh :
dr.Nailla Fariq Alfiani
Share To Social Media:

Berbagai faktor terlibat dalam patofisiologi overactive bladder (OAB) dan mekanisme yang mendasari dapat berbeda antar individu, dan bisa disertai atau tanpa inkontinensia urine. Secara umum, terdapat beberapa teori yang dipercaya berperan dalam patofisiologi overactive bladder, yaitu teori miogenik, neurogenik, uroteliogenik, dan uretrogenik.[8-10]

Proses Mikturisi

Pembentukan urine terjadi di ginjal, lalu disimpan pada kandung kemih. Ketika otot sfingter relaksasi, otot detrusor kontraksi, terjadilah pengosongan kandung kemih. Pengisian dan pengosongan kandung kemih dipengaruhi oleh saraf simpatis dan parasimpatis. Stimulasi simpatis dominan selama pengisian kandung kemih, dan parasimpatis menyebabkan pengosongan.

Pada orang dewasa, kandung kemih memiliki kapasitas hingga 500 ml urine. Setelah dikosongkan, kandung kemih masih dapat menahan sekitar 50 ml volume residu. Ketika kandung kemih terisi sekitar 150 ml urine, reseptor regangan mulai memberikan sinyal pada susunan saraf pusat (SSP) melalui saraf eferen. Kemudian, terjadilah refleks kontraksi dinding kandung kemih yang dirangsang oleh saraf parasimpatis, menyebabkan otot detrusor berkontraksi. Pada saat yang sama, terjadi relaksasi sfingter internus, diikuti oleh relaksasi sfingter eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih. Kontraksi sfingter eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi.[14-16]

Teori Miogenik

Menurut teori miogenik, perubahan histologi dari otot detrusor menyebabkan otot detrusor menjadi lebih sensitif terhadap stimulasi kolinergik. Hal ini menyebabkan peningkatan aktivitas spontan pada overactive bladder.

Normalnya, otot detrusor menjadi rileks apabila ada sinyal dari saraf simpatis, serta akan berkontraksi apabila sinyal datang dari saraf parasimpatis. Adanya perubahan struktur pada otot detrusor menyebabkan aktivasi Ca2+ terganggu, sehingga dapat terjadi kontraksi involunter dan peningkatan aktivitas kontraktil pada kandung kemih.[9,10,17,18]

Teori Neurogenik

Menurut teori neurogenik, penurunan impuls neuron inhibitorik dan peningkatan impuls aferen dari kandung kemih memicu refleks berkemih abnormal pada overactive bladder.[9,10,17,18]

Pada orang dewasa, proses penyimpanan dan pengosongan urine dikendalikan oleh kontrol volunter.  Gangguan pada central inhibitory pathways di otak dan sumsum tulang belakang atau sensitisasi terminal aferen perifer di kandung kemih dapat mencetuskan refleks berkemih pada overactive bladder.[9,10,15,17,18]

Teori Uroteliogenik

Menurut teori uroteliogenik, overactive bladder terjadi akibat gangguan pada urothelium atau suburothelium kandung kemih.[6,9,10]

Teori Urogenik

Menurut teori urogenik, urgensi pada overactive bladder timbul akibat gangguan di uretra. Teori ini didasarkan pada observasi yang mengindikasikan bahwa pasien mengalami urgensi dan inkontinensia urine terutama saat mengubah posisi.[6,9,10]

Referensi

6. Ellsworth PI. Overactive Bladder. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/459340-overview
8. Palmer CJ, Choi JM. Pathophysiology of Overactive Bladder: Current Understanding. Curr Bladder Dysfunct Rep, 2017. 12, 74–79. https://doi.org/10.1007/s11884-017-0402-y
9. Gunawan IPGF, Suarjana IN, Wulandari KF. An Overview of Overactive Bladder. Bali Medical Journal (Bali MedJ), 2021. Volume 10, Number 1: 208-210
P-ISSN.2089-1180, E-ISSN: 2302-2914. 2021. https://www.balimedicaljournal.org/index.php/bmj/article/viewFile/2266/pdf
10. Meng E, Lin W, Lee W, Chuang Y. Pathophysiology of Overactive Bladder. LUTS: Lower Urinary Tract Symptoms, 2012. 4. 10.1111/j.1757-5672.2011.00122.x. https://www.researchgate.net/publication/261542540_Pathophysiology_of_Overactive_Bladder
14. Utomo, E. Kadar Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF),
Nerve Growth Factor (NGF), dan High Sensitivity C-Reactive Protein (HSCRP) pada Urin pada Pasein Overactive Bladder: Sebuah Studi Meta Analisis. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatra Utara. 2021. https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/30741/170100119.pdf?sequence=1&isAllowed=y
15. Cortes GA, Flores JL. Physiology, Urination. [Updated 2021 Jul 26]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK562181/
16. Yang CC, Shih CS. Micturition. Encyclopedia of the Neurological Sciences, 2014. 26–27. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-385157-4.00505-4.
17. Banakhar MA, Al-Shaiji TF, Hassouna MM. Pathophysiology of overactive bladder. International urogynecology journal, 2012. 23(8), 975–982. https://doi.org/10.1007/s00192-012-1682-6
18. Tyagi P. Pathophysiology of the urothelium and detrusor. Canadian Urological Association journal = Journal de l'Association des urologues du Canada, 2011. 5(5 Suppl 2), S128–S130. https://doi.org/10.5489/cuaj.11181

Pendahuluan Overactive Bladder
Etiologi Overactive Bladder

Artikel Terkait

  • Desmopressin untuk Overactive Bladder dan Nokturia
    Desmopressin untuk Overactive Bladder dan Nokturia
  • Efektivitas Percutaneous Tibial Nerve Stimulation pada Overactive Bladder
    Efektivitas Percutaneous Tibial Nerve Stimulation pada Overactive Bladder
  • Mirabegron untuk Terapi Overactive Bladder
    Mirabegron untuk Terapi Overactive Bladder
Diskusi Terkait
dr. Andrea
Dibalas 23 Agustus 2023, 14:42
Mirabegron untuk Terapi Overactive Bladder - Artikel SKP ALOMEDIKA
Oleh: dr. Andrea
1 Balasan
ALO Dokter!Mirabegron adalah obat golongan baru yaitu agonis β3-adrenoseptor. Obat ini merupakan salah satu pilihan medikamentosa untuk overactive bladder...
Anonymous
Dibalas 30 Januari 2023, 16:43
Diagnosis untuk overactive bladder
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin berdiskusi.Pasien perempuan berusia 70tahun dengan keluhan sering BAK dialami selama satu tahun ini. Saat ini bak di pampers dengan warna...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.