Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Ruptur Uretra general_alomedika 2023-01-25T12:54:22+07:00 2023-01-25T12:54:22+07:00
Ruptur Uretra
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Ruptur Uretra

Oleh :
Alexandra Francesca Chandra
Share To Social Media:

Patofisiologi ruptur uretra secara umum dibagi menjadi ruptur uretra anterior dan posterior menurut lokasinya. Patofisiologi ruptur uretra juga dapat dibagi menurut mekanisme trauma yang mendasarinya, misalnya trauma tumpul, tembus, atau fraktur.

Perlu diingat bahwa, pembagian uretra secara anterior dan posterior ini hanya pada laki-laki, karena perempuan hanya memiliki uretra posterior saja. Uretra anterior pada perempuan menjadi labia minora akibat pemisahan lipatan uretra pada sisi ventral genital tubercle.[1]

Uretra Anterior

Cedera pada uretra anterior mencakup uretra pada bagian distal dari membran perineal, yang terbagi menjadi uretra pars bulbosa (bulbar urethra) dan uretra pars spongiosa (penile urethra). Cedera uretra pars bulbosa kebanyakan disebabkan trauma tumpul ke perineum yang mengakibatkan penekanan (crush injury) jaringan uretra hingga dapat menyebabkan ruptur. Sementara cedera uretra pars spongiosa kebanyakan berupa laserasi/robekan atau intraluminal akibat luka tembus, kesalahan tindakan seksual, atau benda asing.[3]

Pada uretra anterior, uretra hanya terdiri dari lapisan epitel yang kontak langsung dengan jaringan korpus spongiosum di bawahnya (tidak ada lapisan muskularis mukosa atau subepitel lainnya). Ruptur uretra anterior akan menyebabkan paparan langsung urine yang terekstravasasi ke seluruh jaringan spongiosum akibat tekanan saat proses berkemih, tetapi terbendung oleh fasia Buck yang menyelimuti korpus spongiosum.

Akan tetapi, bila fasia Buck ruptur, darah dan urin akan terekstravasasi ke jaringan dalam lingkup yang dibatasi fasia Colles, yaitu meliputi skrotum, penis, serta perineum. Hal ini menyebabkan darah terekstravasasi ke daerah perineum membentuk pola seperti kupu-kupu yang dikenal sebagai butterfly hematoma.[3,4]

Selain menyebabkan infeksi, ekstravasasi urine ke jaringan sekitar dianggap berbahaya karena menyebabkan penekanan pada jaringan sekitarnya sehingga dapat terjadi tromboflebitis, iskemia subkutan, hingga gangrene. Bila tidak mendapat penatalaksanaan yang sesuai, ekstravasasi urin juga dapat menyebabkan infeksi, sepsis, uremia, hingga kematian.[3]

Uretra Posterior

Cedera pada uretra posterior mencakup uretra pada bagian proksimal dari membran perineal, yang terbagi menjadi uretra pars prostatika dan uretra pars membranosa. Cedera pada uretra posterior umumnya terjadi pada bulbomembranous junction atau titik pertemuan antara pars membranosa dan pars bulbosa.

Hal ini karena struktur uretra pars prostatika yang terfiksasi oleh ligamen puboprostatika, sehingga terdapat ketidakstabilan gelang panggul yang menyebabkan tarikan/regangan uretra pars membranosa.[3]

Studi menunjukkan bahwa ruptur uretra posterior sebenarnya jarang disebabkan karena cedera langsung oleh fragmen tulang yang patah (switchblade injury) atau terjepit fraktur (scissor injury). Terjadinya ruptur uretra posterior lebih didasari oleh gaya geser pada kondisi ketidakstabilan gelang panggul yang menyebabkan terjadinya robekan (shear injury), terutama pada pertemuan pars prostatika dan pars membranosa.[2,3]

Penyebab paling sering dari ruptur uretra posterior adalah cedera kompresi lateral. Fraktur pelvis yang menyebabkan instabilitas gelang panggul, yaitu rotasi dan vertikal secara bersamaan akan menyebabkan cedera uretra yang lebih parah berupa ruptur uretra komplit. Di lain sisi, fraktur pelvis yang tidak mengganggu kestabilan gelang panggul tidak menyebabkan cedera uretra.[3]

 

 

Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli

Referensi

1. Martinez-Pineiro L. Urethral trauma. Emergencies in Urology. Berlin; Springer: 2007. https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-3-540-48605-3_23#citeas.
2. Cummings JM. Urethral trauma. Medscape. Updated Jan 2019. https://emedicine.medscape.com/article/451797-overview .
3. Mundy AR, Andrich DE. Urethral trauma part I: introduction, history, anatomy, pathology assessment, and emergency management. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.1111/j.1464-410X.2011.10339.x.
4. Kitrey ND, Djakovic N, Gonsalves M, Kuehhas FE, Lumen N, Serafetinidis E, et al. EAU guidelines on urological trauma. European Association of Urology. 2016. https://uroweb.org/wp-content/uploads/EAU-Guidelines-Urological-Trauma-2016-1.pdf

Pendahuluan Ruptur Uretra
Etiologi Ruptur Uretra

Artikel Terkait

  • Red Flag Hematuria
    Red Flag Hematuria
Diskusi Terkait
dr. Nurul Falah
Dibalas 08 Juni 2021, 09:19
Pasien pria usia 35 tahun dengan aliran kencing bercabang - Urologi Ask The Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo Dr. dr. Besut Daryanto, Sp. B, Sp. U(K), izin bertanya dokter.Kondisi apa saja yang membuat aliran kencing seorang pria menjadi bercabang secara...
dr. Maria Florensia
Dibalas 31 Maret 2021, 10:41
Penanganan pertama ruptur uretra - Urologi Ask The Expert
Oleh: dr. Maria Florensia
1 Balasan
Selamat siang dokter Dr. dr. Besut Daryanto, Sp.B, Sp.U (K), izin bertanya utk kasus ruptur uretra, bgmn penanganan pertama yg kt lakukan di IGD? terimakasih...
dr.Andrew Logan
Dibalas 15 Februari 2019, 06:40
Primary endoscopic realignment pada ruptur uretra
Oleh: dr.Andrew Logan
4 Balasan
Pada kasus ruptur uretra, selain sistostomi terkadang dilakukan primary endoscopic realignment. Pasa kasus apakah dilakukan PER, dan sebenarnya PER itu...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.