Edukasi dan Promosi Kesehatan Varikokel
Edukasi dan promosi kesehatan mengenai varikokel utamanya dilakukan mengenai masalah fertilitas. Sampaikan pada pasien bahwa varikokel tidak perlu diterapi jika tidak menyebabkan keluhan apapun. Meski demikian, perlu disampaikan bahwa varikokel dalam ukuran besar maupun kecil berpotensi menyebabkan infertilitas.
Edukasi Pasien
Edukasi pasien perlu membahas berbagai hal, termasuk pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang yang diperlukan. Pasien perlu mengetahui pemeriksaan dilakukan pada daerah skrotum yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi pasien. Pemeriksaan pada daerah skrotum perlu didahului dengan edukasi, termasuk tujuan, prosedur, hingga efek samping pemeriksaan, agar pasien tetap merasa nyaman dan kooperatif.
Pasien juga perlu mengetahui keperluan tindakan bedah dalam mengatasi atau mencegah komplikasi utama varikokel, yaitu infertilitas. Tindakan varikokelektomi juga dapat menyebabkan komplikasi lainnya, termasuk terbentuknya hidrokel dan kekambuhan varikokel, yang mungkin membutuhkan penatalaksanaan lebih lanjut. Rasa nyeri dapat dirasakan pasien setelah tindakan, sehingga edukasi mengenai konsumsi analgesik, penghindaran terhadap aktivitas berat dalam 2 minggu setelah tindakan, hingga penundaan hubungan seksual dalam 1 minggu perlu dilakukan.[1-3]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Belum ada program pencegahan dan pengendalian penyakit varikokel dari pemerintah. Edukasi terhadap laki-laki sehat perlu dilakukan untuk menghindari faktor risiko yang dapat dimodifikasi, terutama kebiasaan merokok. Selain itu, laki-laki sehat perlu mendapatkan promosi kesehatan mengenai pemeriksaan testis mandiri dan berbagai kelainan yang perlu dikonsultasikan dengan dokter. Edukasi mengenai kesehatan reproduksi laki-laki perlu lebih digalakkan untuk mencegah keterlambatan tata laksana kelainan reproduksi.
Pasien yang sudah menjalani varikokelektomi perlu melakukan analisis semen setiap 3-6 bulan selama 1 tahun setelah tindakan atau hingga kehamilan telah tercapai. Pemantauan terhadap kemungkinan rekurensi varikokel juga harus dilakukan.
Anak yang mengalami varikokel perlu melakukan pemeriksaan orkidometer, analisis semen, serta hormon androgen setiap tahun hingga mencapai Tanner 5. Jika terdapat gejala disertai dengan abnormalitas pada pemeriksaan tersebut, pertimbangkan untuk melakukan varikokelektomi.[1-3]
Penulisan pertama oleh: dr. Giovanni Gilberta