Indikasi Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)
Indikasi ESWL atau extracorporeal shockwave lithotripsy adalah batu saluran kemih berukuran kecil. Tingkat keberhasilan akan dipengaruhi oleh ukuran, lokasi, dan komposisi batu.[1,4,6]
Indikasi ESWL
ESWL atau extracorporeal shockwave lithotripsy umumnya digunakan pada kasus batu ginjal dan ureter non-staghorn yang berukuran kurang dari 2 cm. Tingkat keberhasilan ESWL jauh lebih rendah pada batu berukuran lebih dari 2 cm.
Jika pasien bukan merupakan kandidat anestesi umum, ESWL dapat dilakukan dengan anestesi lokal atau sedasi intravena. Pada batu berukuran lebih dari 15x15 mm, perlu dipertimbangkan pemasangan stent ureter untuk mencegah risiko kolik dan obstruksi pasca ESWL.[1,6]
Indikasi ESWL lainnya meliputi:
- Individu dengan profesi yang dapat mengakibatkan situasi berbahaya jika timbul gejala akibat pasase batu, seperti pilot, anggota militer, dan dokter
- Individu yang hanya memiliki satu ginjal, di mana manajemen konservatif dan pasase batu spontan dapat mengakibatkan anuria
- Pasien dengan predisposisi insufisiensi renal, seperti hipertensi dan diabetes.[5]
Prediktor Tingkat Keberhasilan ESWL
Faktor-faktor penentu tingkat keberhasilan ESWL berikut perlu dipertimbangkan sebelum menentukan pilihan tindakan untuk terapi batu saluran kemih, yakni lokasi, komposisi, visibilitas batu, dan kondisi pasien sendiri.[1,4]
Lokasi Batu
Lokasi batu sangat menentukan tingkat keberhasilan ESWL. Meski ESWL dapat menghancurkan batu di semua lokasi, klirens batu di polus inferior ginjal tidak begitu baik dengan prosedur tersebut.
ESWL memiliki SFR (stone free rate) lebih rendah dibandingkan PCNL (percutaneous nephrolithotripsy) untuk mengatasi batu berukuran lebih dari 10 mm di polus inferior ginjal.[1,4]
Komposisi dan Visibilitas Batu
Komposisi dan visibilitas batu juga berdampak signifikan pada keberhasilan ESWL. ESWL dapat menghancurkan batu asam urat, namun batu asam urat kadang tidak dapat terlihat di fluoroskopi karena radiolusen. Sedangkan, batu kalsium oksalat monohidrat, sistein, dan kalsium fosfat relatif resisten terhadap ESWL. Meskipun demikian, batu-batu tersebut seringkali memiliki komposisi bervariasi, sehingga tetap dapat dihancurkan dengan ESWL.
Densitas batu, yang diukur dengan satuan HU (Hounsfield unit) pada CT scan, juga perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan melakukan ESWL. Semakin tinggi HU, semakin rendah SFR.[1,6]
ESWL perlu dipertimbangkan sebagai terapi lini pertama pada pasien dengan batu saluran kemih bagian atas dengan densitas ≤1000 HU dan ukuran ≤2 cm. Stenting dapat dipertimbangkan sebagai tindakan tambahan pada kasus tertentu.[7]
Kondisi Pasien
Kondisi pasien juga turut menentukan pilihan terapi nefrolitiasis. Pasien obesitas akan menyulitkan pengaturan posisi pasien di meja tindakan dan mengurangi kualitas radiografi. Indeks massa tubuh lebih dari 30 kg/m2 dihubungkan dengan kurangnya keberhasilan ESWL. Sebaliknya, jarak dari kulit ke batu kurang dari 10-11 cm dihubungkan dengan SFR yang lebih tinggi pasca ESWL.[1,6]