Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi Terapi BiPAP annisa-meidina 2024-02-12T11:04:59+07:00 2024-02-12T11:04:59+07:00
Terapi BiPAP
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Indikasi Terapi BiPAP

Oleh :
dr. Felicia
Share To Social Media:

Indikasi utama bilevel positive airway pressure atau BiPAP adalah gagal napas akut, seperti eksaserbasi akut penyakit paru obstruksi kronik (PPOK) dan edema paru kardiogenik. Pada kondisi PPOK eksaserbasi akut tanpa penurunan kesadaran, BiPAP dapat direkomendasikan sebagai trial untuk menunda intubasi.[1,5–7]

Selain eksaserbasi akut PPOK dan edema paru kardiogenik, BiPAP diindikasikan pada:

  • Pencegahan intubasi pada pasien yang sadar dengan refleks pernapasan yang baik
  • Pencegahan post-extubation respiratory failure

  • Trauma dada dengan flail chest untuk mengurangi nyeri
  • Terapi paliatif untuk keluhan sesak pada pasien dengan penyakit terminal, seperti kanker
  • Abnormalitas dinding dada dan penyakit neuromuskular dengan gagal napas akut atau acute respiratory failure (ARF), yaitu PaCO₂ ≥45 mmHg
  • Obesity hypoventilation syndrome (OHS) disertai ARF (pH <7,35 dan PaCO₂ >45 mmHg)[1,7]

Pemasangan BiPAP lebih direkomendasikan untuk pasien yang kooperatif, karena akan memengaruhi target terapi. Misalnya, pasien yang sering melepas masker maupun sirkuit BiPAP akan lebih sulit untuk mendapatkan tekanan sesuai setting yang diinginkan, sehingga target terapi tidak tercapai.[1]

Faktor risiko kegagalan terapi BiPAP adalah usia yang lebih tua, penyakit yang melibatkan multiorgan, PaO₂/FiO₂ <150 mmHg, serta penyebab gagal napas yang sulit diidentifikasi. Pertimbangan klinis mengenai risk dan benefit terapi sebelum penggunaan BiPAP pada kelompok ini sangat diperlukan.[7]

Indikasi BiPAP untuk PPOK

Pada pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), pemeriksaan analisis gas darah (AGD) dengan gambaran pH 7,25–7,35 dan PaCO₂ ≥45 mmHg (asidosis respiratorik), dapat menjadi indikasi penggunaan BiPAP.

BiPAP juga dapat diindikasikan bila pH <7,25, tetapi perlu diperhatikan bahwa semakin rendah pH (semakin asidosis), semakin besar kemungkinan kegagalan terapi BiPAP.[1,5–7]

Indikasi BiPAP untuk Edema Paru Kardiogenik

BiPAP juga diindikasikan pada edema paru kardiogenik dengan gagal napas akut. Pada edema paru kardiogenik, terjadi kolaps alveoli. Adanya EPAP pada BiPAP yang memiliki fungsi seperti PEEP dapat meningkatkan functional residual capacity (FRC) dan memperbaiki komplians paru.

Selain itu, BiPAP dapat mengurangi venous return lewat penekanan pada vena cava, sehingga beban ventrikel kiri akan berkurang pada keadaan overload cairan.[1,4,6,7]

Referensi

1. Gong Y, Sankari A. Noninvasive Ventilation. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK578188/
4. Margutti E, Greco I, et al. Non-invasive ventilation in acute respiratory failure: the key “W” questions. Intern Emerg Med. 2017 Dec 1;12(8):1307–11.
5. Potchileev I, Doroshenko M, Mohammed AN. Positive Pressure Ventilation. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560916/
6. Rochwerg B, Brochard L, et al. Official ERS/ATS clinical practice guidelines: noninvasive ventilation for acute respiratory failure. Eur Respir J. 2017 Aug 1;50(2). https://erj.ersjournals.com/content/50/2/1602426
7. Chawla R, Dixit SB, et al. ISCCM Guidelines for the Use of Non-invasive Ventilation in Acute Respiratory Failure in Adult ICUs. Indian J Crit Care Med Peer-Rev Off Publ Indian Soc Crit Care Med. 2020 Jan;24(Suppl 1):S61–81.

Pendahuluan Terapi BiPAP
Kontraindikasi Terapi BiPAP

Artikel Terkait

  • Pemberian Oksigen yang Tidak Pada Tempatnya Meningkatkan Mortalitas Pasien
    Pemberian Oksigen yang Tidak Pada Tempatnya Meningkatkan Mortalitas Pasien
  • Kondisi di mana Pulse Oximetry Tidak Dapat Diandalkan
    Kondisi di mana Pulse Oximetry Tidak Dapat Diandalkan
  • Perbandingan Potensi Kortikosteroid Sistemik
    Perbandingan Potensi Kortikosteroid Sistemik
  • Manajemen PPOK Menurut Pedoman GOLD 2023
    Manajemen PPOK Menurut Pedoman GOLD 2023
  • Pedoman Penanganan PPOK 2025 – Ulasan Guideline Terkini
    Pedoman Penanganan PPOK 2025 – Ulasan Guideline Terkini

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 30 Desember 2024, 08:30
Neonatus dgn desaturasi SpO2 92-92% apakah ini suatu kondisi yg berbahaya dan perlu ranap
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, sy kemaren kedatangan px neonatus 13 hari, dikatakan pilek oleh ibunya sejak 3 hari terakhir dan ketika tidur nafasnya tampak kurang nyaman....
dr. Muh Bayu Setiono
Dibalas 21 Mei 2024, 06:47
Tipe tabung oksigen
Oleh: dr. Muh Bayu Setiono
2 Balasan
Siapa tau ada yg tau tentang tabung oksigen. Kalau mau tau tabung oksigen yg kita punya tipe D atau E atau H itu bisa lihat dimana ya?Soalnya untuk mengukur...
dr. Emillya Sari
Dibalas 22 November 2023, 15:57
Manajemen PPOK Menurut Pedoman GOLD 2023 - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Emillya Sari
1 Balasan
Penyakit paru obstruktif kronik atau PPOK merupakan suatu kondisi paru yang ditandai adanya sindrom respirasi kronik seperti batuk berdahak dan sesak napas...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.