Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Konsentrator Oksigen general_alomedika 2024-12-19T14:07:58+07:00 2024-12-19T14:07:58+07:00
Konsentrator Oksigen
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Konsentrator Oksigen

Oleh :
dr. Nurul Falah
Share To Social Media:

Hal penting terkait teknik penggunaan konsentrator oksigen adalah memastikan pemasangan sesuai dengan indikasi, memilih tipe sesuai dengan kebutuhan, mengoperasikan alat konsentrator oksigen dengan tepat, dan menentukan laju oksigen yang sesuai dengan kebutuhan pasien. Teknik penggunaan konsentrator oksigen meliputi penentuan tipe konsentrator oksigen yang akan digunakan, persiapan pasien, peralatan, serta prosedur pemasangan.[1,3]

Penentuan Tipe Konsentrator Oksigen

Saat ini terdapat 2 jenis konsentrator oksigen yang dipasarkan, yaitu stationary dan portable. Faktor utama yang membedakan keduanya adalah volume oksigen yang dihasilkan, ukuran dan berat, opsi daya, serta harga.

Konsentrator oksigen stationary memiliki volume oksigen yang lebih tinggi dan membutuhkan biaya yang lebih rendah. Sementara konsentrator oksigen portable menawarkan ukuran yang lebih kecil, bobot yang lebih ringan, serta fleksibilitas yang lebih besar dengan sumber daya berupa baterai. Konsentrator oksigen tipe stationary dapat menghasilkan oksigen sekitar 0,5 sampai 10–15 L/menit, sedangkan tipe portable dapat menghasilkan oksigen sampai 2 L/menit.[3,5]

Untuk pasien yang hidup aktif dan sering jauh dari sumber listrik AC (wall socket), konsentrator oksigen portabel adalah pilihan terbaik, bahkan dapat tetap digunakan meskipun listrik mati. Kebanyakan konsentrator oksigen portable menggunakan baterai lithium ion, yang performanya dapat menurun seiring waktu. Meski demikian, sebagian besar baterai ini dapat diisi ulang sampai 300 kali tanpa penurunan yang signifikan.[1,10]

Penentuan Laju Alir Oksigen

Secara umum, target PaO2 60–65 mmHg atau SpO2 90–92% dapat diterima saat menentukan laju alir oksigen pada pasien yang menggunakan konsentrator oksigen. Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa tidak ada manfaat tambahan dalam menggunakan target SpO2 di atas 92% saat istirahat dan ada potensi risiko dalam memberikan FiO2 yang lebih tinggi. Penting diingat bahwa penentuan besaran laju alir terbaik tetap perlu melihat kondisi dan skenario klinis masing-masing pasien.[14–17]

Persiapan Pasien

Persiapan yang dilakukan untuk pemasangan konsentrator oksigen antara lain sebagai berikut:

  1. Lakukan penilaian klinis pada pasien untuk memastikan indikasi penggunaan konsentrator oksigen sudah tepat. Lakukan pemeriksaan saturasi oksigen dengan menggunakan pulse oxymeter atau analisa gas darah.
  2. Pastikan tidak ada obstruksi jalan napas pada hidung. Jika terdapat produksi mukus berlebih, bersihkan lubang hidung dengan menggunakan suction.

  3. Edukasi pasien mengenai tujuan, prosedur, dan komplikasi yang mungkin ditimbulkan pada penggunaan konsentrator oksigen
  4. Pastikan terdapat instruksi yang jelas di rekam medis terkait dosis aliran oksigen yang diberikan, cara pakai, durasi pemberian, titrasi, dan pemantauan[2,11]

Peralatan

Beberapa peralatan dan bahan berikut akan dibutuhkan dalam penggunaan konsentrator oksigen:

  • Nasal kanul dengan ukuran prong yang sesuai kondisi pasien atau masker oksigen.

  • Konsentrator oksigen stationary atau portable

  • Pulse oxymetry
  • Regulator oksigen yang terpasang ke sumber oksigen
  • Flow meter untuk mengatur kecepatan aliran oksigen[1,11]

Posisi Pasien               

Posisi yang direkomendasikan adalah posisi duduk atau semi fowler (pasien terlentang, duduk bersandar, dengan sudut tempat tidur antara 30–45 derajat) untuk memaksimalkan ekspansi paru. Posisi lain diperbolehkan bila kedua posisi tersebut tidak memungkinkan.[2,11]

Prosedur

Prosedur penggunaan konsentrator oksigen adalah sebagai berikut:

  1. Posisikan konsentrator oksigen sekitar 30–60 cm dari dinding ataupun perabotan. Selain untuk memungkinkan sirkulasi udara, mesin konsentrator oksigen juga dapat menjadi sangat panas.
  2. Hubungkan tabung humidifier jika dibutuhkan. Penggunaan humidifier dapat diperlukan jika laju oksigen di atas 2–3 L/menit dan harus menggunakan air murni atau yang telah disaring. Hubungkan tabung oksigen ke tabung humidifier atau adaptor.
  3. Konsentrator oksigen akan memiliki filter inlet udara yang akan membersihkan udara dari partikel dan alergen. Filter udara ini harus ditempatkan di sisi mesin. Filter ini dapat dicuci seminggu sekali dengan air hangat dan harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan kembali.
  4. Konsentrator oksigen harus dinyalakan dulu sekitar 15–20 menit sebelum digunakan. Hal ini karena mesin butuh waktu untuk mengatur konsentrasi oksigen yang tepat.
  5. Jangan gunakan alat elektronik lain pada socket yang sama dengan konsentrator oksigen, karena mesin ini memerlukan daya yang besar saat dioperasikan dan dapat menimbulkan risiko kebakaran.
  6. Saat mesin menyala akan terdengar suara keras dari udara yang sedang diproses. Selalu periksa indikator lampu untuk memastikan apakah mesin bekerja dengan baik.
  7. Temukan kenop atau tombol kontrol liter dan atur sesuai liter per menit (LPM) yang telah ditentukan.
  8. Pastikan tidak ada selang yang bengkok atau menekuk, karena akan memengaruhi laju dan volume oksigen. Jika menggunakan masker oksigen, pastikan tidak ada celah di sisi masker.
  9. Jika menggunakan nasal kanul, posisikan prong dari kanul hidung agar melengkung ke bawah, kemudian insersi prong ke dalam rongga hidung. Posisikan kedua sisi selang di atas dan belakang telinga. Fiksasi nasal kanul pada bagian bawah dagu pasien dengan mengencangkan klip agar tidak mudah terlepas.
  10. Buat pasien merasa tenang dan nyaman selama pemberian terapi oksigen sambil melakukan pencatatan dan pemantauan tanda vital, usaha napas, perubahan warna kulit di ujung jari, saturasi oksigen, dan kesadaran.
  11. Lakukan pemantauan analisis gas darah sebelum dan selama pemberian terapi oksigen sesuai kebutuhan[1,2]

Follow-Up

Setelah pemasangan konsentrator oksigen, perlu dilakukan pemantauan mesin untuk memastikan bahwa flow meter dan konsentrasi oksigen masih sesuai dengan kebutuhan. Pemeriksaan tanda vital pada pasien, termasuk saturasi oksigen, dapat dilakukan untuk menilai respons klinis terhadap terapi oksigen. Mengingat penggunaannya dalam jangka panjang, pasien harus dipastikan mengetahui cara penggunaan mesin konsentrator oksigen, lama penggunaan mesin, serta laju dan konsentrasi oksigen yang dibutuhkan.[1,3]

Pasien juga harus mengetahui makna alarm yang berbunyi, apakah berkaitan dengan daya listrik atau baterai yang berkurang ataupun karena ketidaksesuaian laju aliran dan konsentrasi oksigen. Biasanya hal ini terjadi akibat masalah umum yang melibatkan sistem air-intake, kenop kontrol filter yang tidak berfungsi, dan terkontaminasi material tertentu. Penggunaan saat tidur juga harus berhati-hati karena oksigen yang dihirup berpotensi tidak adekuat.[3,10]

Pemantauan juga dapat dilakukan di fasilitas kesehatan dan di rumah. Selama pemantauan, dokter dapat memeriksa apakah ada akumulasi sekret atau lendir hidung yang dipicu penggunaan nasal kanul dengan humidifier. Jika dijumpai ada sekret atau lendir yang menumpuk di rongga hidung, perlu dibersihkan terlebih dahulu agar pemberian oksigen lebih efektif.[8,11]

Untuk pemantauan di rumah, dokter dapat memberikan informasi pada pasien terkait tanda kadar oksigen yang inadekuat atau rendah (hipoksia) dan harus segera mencari pertolongan ke dokter terdekat, yaitu:

  • Sesak napas, napas cepat, dan batuk.
  • Perubahan warna kulit menjadi kebiruan atau kemerahan pada wajah, bibir, atau kuku.
  • Kelelahan dan merasa tidak nyaman
  • Denyut jantung yang meningkat
  • Keluhan pada sistem saraf pusat seperti sakit kepala, linglung ataupun penurunan kesadaran[7,8]

 

Direvisi oleh: dr. Meva Nareza Trianita

Referensi

1. Hardavella G, Karampinis I, Frille A, Sreter K, Rousalova I. Oxygen devices and delivery systems. Breathe (Sheff). 2019.
2. O'Driscoll BR, Howard LS, Earis J, et al. BTS guideline for oxygen use in adults in healthcare and emergency settings. Thorax 2017.
3. Martin DC. Contemporary portable oxygen concentrators and diverse breathing behaviours -- a bench comparison. BMC Pulm Med. 2019.
5. Meena M, Dixit R, Kewlani JP, et al. Home-based long-term oxygen therapy and oxygen conservation devices: An updated review. Natl J Physiol Pharm Pharmacol. 2015.
7. Sarkar M, Niranjan N, Banyal PK. Mechanisms of hypoxemia [published correction appears in Lung India. 2017 Mar-Apr;34(2):220]. Lung India. 2017.
8. FDA. Pulse Oximeters and Oxygen Concentrators: What to Know About At-Home Oxygen Therapy. 2021. https://www.fda.gov/consumers/consumer-updates/pulse-oximeters-and-oxygen-concentrators-what-know-about-home-oxygen-therapy
10. Díaz Lobato S, García González JL, Mayoralas Alises S. The debate on continuous home oxygen therapy. Arch Bronconeumol. 2015.
11. Weekley MS, Bland LE. Oxygen Administration. [Updated 2021 Apr 28]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK551617/
14. Tiep B, Carter R. Long-term supplemental oxygen therapy. Uptodate. 2024.
15. American Thoracic Society. Erratum: Home Oxygen Therapy for Adults with Chronic Lung Disease. An Official American Thoracic Society Clinical Practice Guideline. Am J Respir Crit Care Med. 2021.
16. Wenger HC, Cifu AS, Lee CT. Home Oxygen Therapy for Adults With Chronic Obstructive Pulmonary Disease or Interstitial Lung Disease. JAMA 2021.
17. Siemieniuk RAC, Chu DK, Kim LH, et al. Oxygen therapy for acutely ill medical patients: a clinical practice guideline. BMJ. 2018.

Kontraindikasi Konsentrator Oksigen
Komplikasi Konsentrator Oksigen

Artikel Terkait

  • Tidak Semua Pasien Sindrom Koroner Akut Memerlukan Terapi Oksigen
    Tidak Semua Pasien Sindrom Koroner Akut Memerlukan Terapi Oksigen
  • Bahaya Penggunaan Oksigen pada Penyakit Akut
    Bahaya Penggunaan Oksigen pada Penyakit Akut
  • Pemberian Oksigen yang Tidak Pada Tempatnya Meningkatkan Mortalitas Pasien
    Pemberian Oksigen yang Tidak Pada Tempatnya Meningkatkan Mortalitas Pasien
  • Kondisi di mana Pulse Oximetry Tidak Dapat Diandalkan
    Kondisi di mana Pulse Oximetry Tidak Dapat Diandalkan
  • Manfaat dan Risiko Preoksigenasi pada Induksi Anestesi
    Manfaat dan Risiko Preoksigenasi pada Induksi Anestesi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 30 Desember 2024, 08:30
Neonatus dgn desaturasi SpO2 92-92% apakah ini suatu kondisi yg berbahaya dan perlu ranap
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, sy kemaren kedatangan px neonatus 13 hari, dikatakan pilek oleh ibunya sejak 3 hari terakhir dan ketika tidur nafasnya tampak kurang nyaman....
dr. Muh Bayu Setiono
Dibalas 21 Mei 2024, 06:47
Tipe tabung oksigen
Oleh: dr. Muh Bayu Setiono
2 Balasan
Siapa tau ada yg tau tentang tabung oksigen. Kalau mau tau tabung oksigen yg kita punya tipe D atau E atau H itu bisa lihat dimana ya?Soalnya untuk mengukur...
Anonymous
Dibalas 31 Agustus 2023, 10:36
Nasal canul untuk pemberian oksigen 2-4 lpm
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok, ijin bertanya....Nasal canul utk O2 2-4 lpm....NRBM harus 10-15 lpm....5-9 lpm kita pakai apa dok jika nrbm tidak bisa/tidak boleh? Trmksh

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.