Indikasi USG Abdomen
Indikasi pemeriksaan USG abdomen adalah untuk mendiagnosis kelainan pada organ-organ dalam rongga abdomen seperti batu ginjal, batu empedu, aneurisma aorta abdominalis, neoplasma hepar, dan karsinoma pankreas. Pemeriksaan ini dapat menilai ginjal, hepar, kandung empedu, aorta abdominalis, limpa, organ gastrointestinal dan pankreas. USG abdomen juga dapat digunakan sebagai penuntun biopsi atau pembedahan.[1-3]
Ginjal
USG abdomen dapat menilai struktur anatomi ginjal seperti ukuran ginjal, ketebalan ginjal, kondisi parenkim ginjal, lemak dan pembuluh darah. Kelainan ginjal yang dapat dinilai dengan pemeriksaan USG adalah penyakit ginjal polikistik, tumor ginjal, hidronefrosis, batu ginjal, penyakit ginjal kronis, dan cedera ginjal akut.
Hidronefrosis dapat disebabkan oleh obstruksi saluran kemih akibat massa, batu, abses, atau kondisi megaureter. Selain untuk membantu menegakkan diagnosis, USG abdomen juga dapat digunakan untuk memandu tindakan medis seperti biopsi ginjal, drainase abses, atau percutaneous nephrostomy.[7,8]
Hepar dan Kandung Empedu
Pemeriksaan USG abdomen dapat menilai organ hepar, kandung empedu, dan duktus biliaris. Contoh kelainan hepar yang dapat didiagnosis dengan USG abdomen adalah perlemakan hati (fatty liver), penyakit hati kronis, abses hepar, dan neoplasma hepar, sedangkan contoh kelainan pada kandung empedu yang dapat didiagnosis adalah batu empedu dan kolesistitis.[4,5,9,10]
Hepar
USG abdomen dapat digunakan sebagai pemeriksaan penunjang awal untuk melihat adanya akumulasi lemak di liver pada kasus fatty liver sebelum penegakkan diagnosis pasti dengan biopsi dan pemeriksaan histopatologi dilakukan.
USG abdomen juga dapat digunakan untuk menilai lesi fokal seperti neoplasma primer hepar, metastasis, kista, abses, angioma, dan focal nodular hyperplasia. Selain itu, USG abdomen juga dapat menilai hepatomegali dan penyakit hati kronis seperti gambaran fibrosis pada sirosis hepatis.
Kandung Empedu
USG abdomen untuk memeriksa batu empedu memiliki sensitivitas hingga 97% dan spesifisitas hingga 95%. Selain itu, USG abdomen juga dapat menilai kolesistitis dan obstruksi sistem bilier seperti koledokolitiasis.
Penyakit lain yang juga dapat menyebabkan kelainan pada saluran bilier dan dapat ditemukan dengan USG abdomen adalah kelainan kongenital (seperti kista duktus biliaris), kolangitis, kelainan yang disebabkan parasit, dan tumor.[4,5,9,10]
Aorta
Aneurisma aorta abdominalis (AAA) merupakan penyakit dengan morbiditas dan mortalitas yang sangat tinggi. Skrining AAA secara dini dengan USG abdomen dapat mencegah terjadinya ruptur aneurisma dan menurunkan angka kematian. USG abdomen sangat direkomendasikan untuk diagnosis AAA karena dapat dilakukan dengan cepat, murah, dan aman.[11,12]
Limpa
Kelainan pada limpa yang dapat dinilai dengan pemeriksaan USG abdomen adalah splenomegali, kista, neoplasma primer dari limpa, atau metastasis dari organ lain. USG abdomen juga dapat menilai spleen infarction yang disebabkan oleh oklusi arteri splenicha dan komplikasi yang terjadi akibat kondisi ini seperti ruptur limpa, pseudokista, perdarahan dan abses pada limpa.
USG abdomen juga dapat memandu prosedur fine needle aspiration biopsy (FNAB) atau core needle biopsy (CNB). Penggunaan USG untuk memandu tindakan biopsi dapat mengurangi morbiditas dan komplikasi seperti perdarahan, pneumothorax, efusi pleura, dan injuri kolon.[13,14]
Gastrointestinal
Pemeriksaan USG abdomen dapat dilakukan untuk menilai gaster, usus halus, usus besar, apendiks, dan ada tidaknya cairan atau udara pada rongga peritoneum di sekitar usus. Kelainan yang terjadi pada organ-organ gastrointestinal dapat berupa perforasi, inflamasi, trauma, atau neoplasma. Namun, pemeriksaan computed tomography (CT) bersifat lebih akurat untuk menilai kelainan sistem gastrointestinal dibandingkan USG karena gambaran abnormal mungkin tidak terdeteksi oleh USG.
Kurang akuratnya USG dalam mendeteksi kelainan gastrointestinal menyebabkan pemeriksaan ini hanya disarankan bagi pasien yang perlu menghindari radiasi seperti ibu hamil dan anak-anak.
Beberapa penyakit yang dapat dinilai dengan USG abdomen adalah Crohn’s disease, kolitis ulseratif, apendisitis akut, tuberkulosis usus, tumor, divertikulitis, megakolon, perforasi usus, karsinoma pankreas, dan enteropati terkait nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAID). USG abdomen juga dapat menilai fistula dan abses pada saluran pencernaan. Pada bayi, pemeriksaan ini dapat mendiagnosis stenosis pilorus.[3,6,15]
Focused Assessment with Sonography in Trauma
Indikasi lain pemeriksaan USG abdomen adalah untuk menilai trauma abdomen secara terfokus. Pemeriksaan ini disebut Focused Assessment with Sonography in Trauma (FAST). FAST dilakukan untuk mengevaluasi perdarahan organ-organ solid abdomen setelah trauma tumpul maupun trauma penetrasi yang stabil. Keuntungan FAST adalah mempersingkat waktu diagnosis trauma tumpul abdomen, menilai hemoperitoneum secara akurat, mudah dilakukan, cepat, noninvasif, dapat diulang, dan aman untuk ibu hamil serta anak-anak.[16]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri