Teknik Analisa Gas Darah Arteri
Teknik pengambilan sampel untuk analisa gas darah arteri atau AGD diawali dengan modified Allen test untuk menilai patensi sirkulasi kolateral arteri radialis. Arteri radialis merupakan area yang sering dipilih dalam pengambilan sampel karena lebih superfisial, sehingga lebih mudah dilokalisir. Arteri femoralis seringkali dipilih sebagai lokasi alternatif karena lebih superfisial dan lebih mudah dilokalisir.
Setelah sampel darah arterial diambil, darah kemudian disimpan pada tabung yang telah diberikan heparin. Sampel yang diambil harus tertutup rapat, untuk mencegah kontak dengan udara yang dapat menyebabkan perubahan nilai analisa gas darah.[7]
Persiapan Pasien
Persiapan pasien diawali dengan memastikan identitas, melakukan informed consent, kemudian melakukan pemeriksaan modified Allen test untuk pengambilan sampel dari arteri radialis. Modified Allen test bertujuan untuk memeriksa adekuat tidaknya sirkulasi kontralateral. Pemeriksaan dengan oksimetri atau pemeriksaan sonografi duplex juga dapat dilakukan pada lokasi yang telah disiapkan untuk pengambilan sampel.[2,7,13]
Gambar 1. Modified Allen Test. Sumber: Alomedika, 2023[4,13]
Modified Allen test dapat dilakukan dengan prosedur berikut:
- Minta pasien mengelevasi kedua lengan di atas kepala selama 30 detik untuk mengurangi aliran darah pada arteri radialis
- Kemudian minta pasien mengepalkan tangan dengan kuat
- Setelah itu, pemeriksa menekan area dekat pergelangan tangan tempat lewat arteri radialis dan ulnaris untuk mengoklusi kedua arteri ini
- Minta pasien melepaskan kepalan tangan dengan pemeriksa tetap melakukan oklusi. Bila oklusi dilakukan dengan baik, telapak tangan tetap pucat setelah kepalan dilepas
- Lepaskan oklusi pada arteri ulnaris dan perhatikan perubahan warna pada area telapak tangan[4,13]
Modified Allen test dinyatakan positif (normal) bila dalam 5–15 detik telapak tangan kembali ke warna awal (tidak pucat) setelah oklusi arteri ulnaris dilepas. Hasil normal menunjukkan aliran darah kolateral arteri radialis (arteri ulnaris) adekuat untuk menyuplai area distal.
Sedangkan hasil modified Allen test negatif dinyatakan bila telapak tangan tetap pucat. Pada keadaan ini, pungsi arteri untuk pengambilan sampel AGD tidak direkomendasikan dari arteri radialis.[4,13]
Pemeriksaan ini juga dapat dilakukan dengan oksimetri. Oksimetri dipasang di ibu jari sebelum oklusi dilakukan untuk mendapat pulsasi dan saturasi baseline. Cara oklusi yang sama dilakukan, tetapi oklusi dilakukan sampai saturasi 0% dan pulsasi tidak terlihat di sensor oksimetri. Saat oklusi ulnaris dibuka, saturasi dan pulsasi yang kembali normal menunjukkan sirkulasi kolateral baik.[4,13]
Arteri radialis merupakan yang paling dipilih pada pengambilan sampel AGD, karena lokasinya yang superfisial dan mudah untuk dipalpasi dekat area prosesus stiloideus. Area lain yang dapat dipilih adalah arteri brachialis dan femoralis.[2,7]
Peralatan
Peralatan yang dibutuhkan, antara lain:
Syringe yang telah dipreheparinisasi dan jarum ukuran 20, 23, atau 25 gauge. Perhatikan ukuran jarum, bila terlalu kecil sampel dapat lisis
- Sarung tangan non steril dengan ukuran yang sesuai pengambil sampel
- Alkohol 70% untuk desinfeksi area kulit yang akan dilakukan penusukan
- Kasa dan perban untuk penekanan pada area penusukan guna menghentikan perdarahan
Tabung sampel yang sudah diberikan label identitas pasien, dan container isi es untuk membawa sampel
- Label untuk identitas, alat tulis, form laboratorium
- Wadah untuk membuang jarum atau benda tajam lainnya
- Anestesi lokal, misalnya lidokain topikal, dapat digunakan sebelum pengambilan sampel untuk meminimalisir nyeri[7,8,16]
Preheparinisasi syringe dilakukan untuk melubrikasi bagian dalam syringe yang akan digunakan untuk pengambilan sampel. Heparin yang disarankan adalah konsentrasi rendah, yaitu 1.000 UI/ml. Heparin diambil sekitar 2 ml atau 20 kali dari dead space syringe, kemudian didorong keluar. Misalnya, bila sampel darah 2 ml, jumlah heparin 0,1 ml. Heparin bersifat asam, sehingga bila diberikan terlalu banyak, pCO2 dapat meningkat dan pH dapat turun.[16]
Posisi Pasien
Posisi pasien pada pengambilan sampel untuk analisa gas darah arteri adalah supine. Pada pengambilan sampel arteri radialis, posisikan lengan dorsofleksi pada permukaan yang datar.
Elevasi kaki dapat dilakukan pada awal sebelum pengambilan sampel untuk menghindari refleks vasovagal termasuk pingsan. Pada pasien anak-anak, dapat dilakukan di pangkuan orang tua, agar dapat membantu menahan anak sehingga tidak berontak.[7]
Prosedural
Prosedural pengambilan analisa gas darah arteri diawali dengan memperkenalkan diri, memeriksa identitas pasien, dan meminta pasien memposisikan diri supine (dewasa) atau di pangkuan orang tua untuk pasien anak. Preheparinisasi syringe harus dilakukan sebelum pengambilan sampel.
Sebelum prosedur pengambilan sampel AGD dari arteri radialis, lakukan pemeriksaan modified Allen test. Bila hasil positif, pengambilan sampel dari arteri radialis dapat dilakukan, sedangkan untuk hasil negatif dapat dilakukan pengambilan sampel pada area lain seperti arteri brachialis dan femoralis.[4,7,16]
Gambar 2. Posisi Pengambilan Sampel Analisa Gas Darah Arteri.
Prosedur pengambilan sampel untuk analisa gas darah kemudian dilanjutkan dengan langkah berikut:
Cuci tangan dan gunakan alat pelindung diri (APD)
- Lakukan tindakan desinfeksi area pengambilan sampel dengan alkohol 70% dan biarkan mengering
- Pegang syringe seperti memegang dart. Kemudian temukan lagi pulsasi arteri dan beritahu bahwa pasien akan ditusuk
- Tusukkan jarum dengan sudut 45o kira-kira 1 cm distal ke jari telunjuk untuk menghindari kontaminasi pada lokasi area jarum akan memasuki kulit
- Tusukkan jarum ke arteri sampai darah muncul di syringe dan biarkan syringe terisi secara pasif tanpa ditarik. Setelah sampel cukup, tarik jarum dan tempelkan kasa/kapas steril dan kering di atas lokasi penusukan. Minta pasien atau asisten untuk memberikan penekanan untuk menghentikan perdarahan
- Setelah 2–3 menit, periksa area yang ditekan untuk menilai perdarahan sudah berhenti
- Berikan label pada spesimen, kemudian buang alat yang sudah tidak digunakan dan APD di tempat yang sesuai
- Segera bawa spesimen ke laboratorium dengan container berisi es yang sudah disediakan untuk pemeriksaan analisa gas darah[4,7,16]
Air bubble pada sampel darah yang telah diambil harus segera dihilangkan. Hal ini akan menyebabkan sampel menjadi tidak layak karena mengganggu hasil analisis.[7,10]
Penilaian Analisa Gas Darah Arteri
Komponen pada AGD meliputi:
- pH untuk menilai adanya asidemia atau alkalemia, dengan nilai normal 7,35–7,45
- Tekanan parsial karbon dioksida (PaCO2) untuk menilai ventilasi alveolar dan identifikasi kompensasi metabolik, dengan nilai normal 35–45 mmHg
- Tekanan parsial oksigen (PaO2) untuk menilai oksigenasi arteri, dengan nilai normal 75–100 mmHg
- Bikarbonat (HCO3ˉ) menilai komponen metabolik arteri, dengan nilai normal 22–26 mEq/L
Base excess (BE) untuk mengevaluasi komponen metabolik keseimbangan asam basa, dengan nilai normal –2 sampai +2 mEq/L
- Saturasi oksigen arteri (SaO2) mencerminkan saturasi hemoglobin pada arteri, dengan nilai normal 95–100%[10,12]
Penilaian analisa gas darah dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Langkah 1
Identifikasi klinis pasien, misalnya sepsis, ketoasidosis diabetik, atau gagal napas, karena analisa gas darah bukan untuk memberikan diagnosis spesifik, tetapi untuk melihat gambaran klinis metabolik, respiratorik, dan keseimbangan asam-basa.[2,10,12]
Langkah 2
Identifikasi asidosis atau alkalosis dari pH, di mana pH <7,35 mengarah ke asidosis dan >7,45 mengarah ke alkalosis, sedangkan pH pada rentang normal dapat menandakan normal, kondisi terkompensasi, atau campuran.[2,10,12]
Langkah 3
Lakukan penilaian komponen respiratorik (PaCO2) dan metabolik (HCO3ˉ). Kemudian, evaluasi adanya kompensasi dari gangguan metabolik dan respiratorik awal dengan melihat nilai PaCO2 dan HCO3ˉ, dan kesesuaiannya dengan pH. Kompensasi kemudian dinilai apakah terkompensasi penuh atau parsial.
Komponen PaCO2 dan HCO3ˉ merupakan komponen buffer dalam darah (H2O + CO2 H2CO3 HCO3ˉ + H+). Maka dari itu, perubahannya dari nilai normal menyebabkan perubahan pH.[2,10,12]
Nilai base excess (BE) menggambarkan keseimbangan asam-basa berdasarkan komponen metabolik. Nilai BE meningkat (lebih positif atau >+2) pada alkalosis metabolik dan menurun (menjadi lebih negatif atau <–2) pada asidosis metabolik. Rentang BE yang normal, yaitu –2 sampai +2, tidak menyingkirkan gangguan pH karena respiratorik.[2,10,12]
Langkah 4
Evaluasi oksigenasi dinilai dengan melihat PaO2 dan saturasi oksigen arteri (SaO2), kemudian bandingkan dengan fraksi oksigen yang dihirup pasien FiO2. Tanpa suplementasi oksigen pada udara bebas FiO2 adalah 21%, sedangkan pada mereka yang mendapat terapi oksigen FiO2 disesuaikan dengan dosis oksigen yang diberikan.[2,10,12]
Contoh
Sebagai contoh, analisa gas darah menunjukkan pH 7,47, PaCO2 32 mmHg, PaO2 100 mmHg, HCO3 23 mEq/L, BE +1 mEq/L, dan SaO2 95% pada udara ruangan.
Nilai pH <7,40 sehingga sesuai gambaran alkalosis. Nilai PaCO2 menurun, sehingga menunjukkan alkalosis respiratorik. Sedangkan nilai HCO3 sudah mendekati rentang bawah normal, sehingga kompensasi belum terjadi. Dengan demikian, dapat dikatakan keadaan ini adalah alkalosis respiratorik yang belum terkompensasi.
Dilihat dari PaO2 dan SaO2, maka oksigenasi dinilai baik dengan udara ruangan, yaitu FiO2 21%.[2]
Follow Up
Follow up setelah pengambilan sampel AGD dilakukan setelah 2–3 menit untuk melihat apakah perdarahan sudah berhenti. Durasi perdarahan dapat mencapai 5 menit atau lebih pada pasien dengan hipertensi, konsumsi antikoagulan, atau gangguan koagulasi.
Perdarahan pada arteri besar, misalnya arteri femoralis, dapat menjadi faktor risiko instabilitas hemodinamik. Karena ukurannya lebih besar dan lokasinya yang lebih dalam, memungkinkan terjadinya pengumpulan darah berjumlah banyak tanpa temuan klinis awal yang bermakna.[3,6,7]
Selain perdarahan, perhatikan ukuran hematoma yang terbentuk. Ukuran hematoma yang membesar dengan cepat dapat mengganggu sirkulasi regional. Hal ini berisiko compartment syndrome, terutama di lengan bawah. Gejala klasik compartment syndrome meliputi 5P, yaitu pain, paresthesias, pallor, pulselessness, dan paralysis.[3,9]
Follow up juga meliputi identifikasi adanya tanda lesi saraf, cedera iskemik, dan infeksi. Lesi saraf ditandai dengan paresis dan nyeri. Selain itu, identifikasi kemungkinan terjadinya cedera iskemik, seperti denyut yang melemah atau suhu kulit yang lebih dingin pada distal dari area pengambilan sampel.[3,9]