Kontraindikasi MRI Jantung
Kontraindikasi pemeriksaan MRI jantung atau Cardiac Magnetic Resonance (CMR) meliputi adanya implan logam pada organ tubuh pasien sehingga tidak memungkinkan dilakukan pemeriksaan menggunakan medan magnet, serta adanya insufisiensi ginjal yang menjadi kontraindikasi pemberian cairan kontras.
Sementara itu, kontraindikasi relatif meliputi kondisi pasien yang mengakibatkan banyaknya artefak pada hasil pencitraan dan kontraindikasi terhadap agen stress test.[1,4]
Kontraindikasi Absolut
Kontraindikasi absolut pemeriksaan MRI jantung meliputi:
- Pasien dengan implan logam pada mata
- Pasien dengan klip serebrovaskular
- Pasien dengan gangguan ginjal, yakni laju filtrasi glomerulus <30 mL/menit/m²[1,2]
Kontraindikasi Relatif
Kontraindikasi relatif pemeriksaan MRI jantung meliputi:
- Pasien dengan takiaritmia
- Pasien dengan kesulitan menahan napas, misalnya: bayi, anak, dan lansia dengan gangguan kognitif
- Pasien dengan klaustrofobia
- Pasien dengan implan pacemaker atau defibrilator jantung, terutama pasien dengan implan jantung yang terpasang <6 minggu sebelum pemeriksaan, pasien dengan implan epikardial atau terabaikan, dan implan permanen[1,3,4]
Kontraindikasi Terhadap Zat Stress Test
Kontraindikasi terhadap zat atau obat yang digunakan untuk stress test tergantung pada zat yang digunakan.
Kontraindikasi terhadap penggunaan adenosine, dipyridamole, atau regadenoson, meliputi adanya AV block derajat 2 atau total, tekanan darah sistolik <90 mmHg, serta hipertensi arteri sistemik berat (>220/120 mmHg). Agen-agen ini juga dikontraindikasikan pada pasien dengan sinus bradikardia (denyut jantung <40), penyakit bronkokonstriksi atau bronkospasme aktif dengan penggunaan inhaler rutin, serta hipersensitivitas terhadap adenosine, dipyridamole, atau regadenoson.
Kontraindikasi penggunaan dobutamine, meliputi hipertensi arteri sistemik berat (>220/120 mmHg), angina pektoris tak stabil, dan stenosis katup aorta berat. Dobutamine juga kontraindikasi pada kasus aritmia jantung kompleks, termasuk atrial fibrilasi tidak terkontrol. Kontraindikasi lainnya adalah kardiomiopati obstruktif hipertrofi, miokarditis, endokarditis, atau perikarditis, serta gagal jantung tidak terkontrol.
Kontraindikasi terhadap penggunaan atropin, meliputi glaukoma sudut sempit, myasthenia gravis, uropati obstruktif, dan penyakit gastrointestinal obstruktif.[3]