Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Efek Samping dan Interaksi Obat Clonazepam general_alomedika 2023-08-08T10:15:11+07:00 2023-08-08T10:15:11+07:00
Clonazepam
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Clonazepam

Oleh :
dr.Adrian Prasetio SpKJ
Share To Social Media:

Efek samping clonazepam yang perlu diwaspadai adalah overdosis, munculnya gejala putus obat, adiksi, ideasi atau perilaku bunuh diri, serta penurunan konsentrasi yang dapat berbahaya jika pasien berkendara atau mengoperasikan mesin. Interaksi obat yang perlu diperhatikan adalah dengan obat yang memiliki efek depresan sistem saraf pusat, seperti opioid atau alkohol. Penggunaan clonazepam dengan opioid, seperti morfin dapat menyebabkan sedasi berlebih, depresi napas, koma, dan kematian.

Efek Samping

Efek samping clonazepam yang pernah dilaporkan antara lain :

  • Sistem saraf: konfusi, sedasi, mengantuk, kehilangan memori jangka pendek, koma
  • Psikiatri: iritabilitas, depresi, halusinasi, disforia
  • Muskuloskeletal: agitasi psikomotor, gangguan koordinasi, hipotonus
  • Mata: pandangan kabur, diplopia

  • Gastrointestinal: konstipasi, mual, muntah, hipersalivasi
  • Kardiovaskular: palpitasi (pada gejala putus obat), hipotensi, bradikardia, gagal jantung

  • Respirasi: sesak, hipersalivasi (terutama pada pasien anak), hipersekresi bronkus, depresi napas
  • Ginjal dan urogenital: inkontinensia urine, retensi urin
  • Hati: peningkatan transaminase, hepatomegali
  • Metabolik: penurunan nafsu makan
  • Reproduksi: perubahan libido[1,2,8]

Pada pemakaian clonazepam bisa terjadi reaksi paradoks, yaitu eksitasi, iritabilitas, perilaku agresif, cemas, gelisah, gangguan tidur, mimpi buruk. Efek paradoks ini lebih umum terjadi pada pasien yang mendapat clonazepam untuk tata laksana kejang.[6]

Adiksi dan Gejala Putus Obat

Penggunaan clonazepam lebih dari 6 minggu berisiko menyebabkan benzodiazepine use disorder dengan gejala putus obat ketika obat dihentikan. Gejala putus obat meliputi disforia, insomnia, psikosis, halusinasi, gangguan perilaku, tremor, nyeri abdomen, dan kejang. Sebelum memberikan obat ini, klinisi sebaiknya melakukan skrining riwayat adiksi atau penyalahgunaan pada pasien. Pasien dengan riwayat adiksi obat dan alkohol harus dipantau berkala karena lebih berisiko mengalami ketergantungan.[6]

Overdosis

Overdosis clonazepam terjadi ketika konsentrasi plasma melebihi 0,08 mcg/ml. Kondisi overdosis dari clonazepam umumnya merupakan intensifikasi dari efek terapeutik dan mirip dengan obat depresan sistem saraf pusat lainnya. Pada kondisi overdosis clonazepam, gejala awal dapat berupa somnolen, diplopia, kesulitan bicara, dan gangguan motorik. Sementara itu, gejala overdosis yang berat antara lain konfusi, koma, penurunan refleks, depresi napas, hipotensi, dan bradikardia.

Risiko toksisitas clonazepam meningkat pada beberapa kondisi, misalnya pasien yang mengonsumsi zat yang juga bersifat mendepresi sistem saraf pusat seperti alkohol, opioid, dan barbiturat; serta pada pasien lanjut usia. Meski demikian, overdosis clonazepam jarang bersifat mengancam nyawa.

Terapi untuk overdosis clonazepam adalah suportif dan pemantauan berkala. Hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan ventilasi adekuat, mempertahankan patensi jalan napas, dan pemberian cairan intravena. Apabila terjadi depresi napas, bisa dipertimbangkan tindakan intubasi atau respirasi mekanik. Untuk membersihkan sisa obat yang diminum, bisa dilakukan kumbah lambung lalu diikuti pemberian arang aktif. Cairan intravena diberikan dalam kondisi hipotensi. Pada hipotensi yang berat, bisa diberikan norepinefrin atau metaraminol. Tidak diperlukan tindakan dialisis.[1,2,6]

Peningkatan Risiko Bunuh Diri

Penggunaan clonazepam meningkatkan risiko ideasi dan perilaku bunuh diri. Peningkatan ini telah dilaporkan muncul bahkan dalam 1 minggu sejak pemberian dimulai. Pasien harus dipantau terkait adanya depresi, kecenderungan bunuh diri, dan perubahan mood atau perilaku.[6]

Interaksi Obat

Penggunaan clonazepam bersama obat lain dapat mengganggu farmakokinetik obat ataupun meningkatkan risiko efek samping. Clonazepam merupakan obat yang dimetabolisme oleh sitokrom P450 (CYP) di hati, sehingga efeknya bisa dipengaruhi oleh inducer ataupun inhibitor CYP.

  • Obat yang meningkatkan efek depresi sistem saraf pusat: alkohol; hipnotik-sedatif non-benzodiazepine seperti zolpidem; barbiturat seperti phenobarbital; opioid seperti morfin; antihistamin seperti chlorpheniramine; antidepresan seperti amitriptyline; dan antipsikotik seperti haloperidol

  • Menurunkan kadar plasma clonazepam: obat penginduksi enzim CYP seperti phenytoin, phenobarbital, dan carbamazepine

  • Meningkatkan kadar plasma clonazepam: inhibitor enzim CYP seperti clarithromycin, erythromycin, diltiazem, itraconazole, ketoconazole, dan verapamil

Penggunaan clonazepam bersama dengan obat golongan opioid, seperti morfin, akan menyebabkan interaksi obat yang berbahaya. Efek yang timbul dapat berupa sedasi berlebihan, depresi napas, koma, hingga kematian.[2,6]

Referensi

1. Basit H, Kahwaji CI. Clonazepam. [Updated 2021 Apr 29]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556010/
2. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 2802, Clonazepam. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Clonazepam. Accessed Nov. 19, 2021.
6. Food and Drug Administration. Klonopin® Tablets. 2013. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2013/017533s053,020813s009lbl.pdf
8. MIMS. Clonazepam. 2020. https://www.mims.com/indonesia/drug/info/clonazepam?mtype=generic

Indikasi dan Dosis Clonazepam
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
    Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
  • Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
    Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
  • Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
    Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
  • Penghentian Obat Antiepilepsi pada Pasien Epilepsi yang Bebas Kejang
    Penghentian Obat Antiepilepsi pada Pasien Epilepsi yang Bebas Kejang
  • Peran Diazepam Per Rektal untuk Kejang pada Bayi
    Peran Diazepam Per Rektal untuk Kejang pada Bayi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 April 2025, 20:09
Bagaimana Pemberian Diazepam parenteral untuk Kejang dan berapa dosisnya?
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokterBagaimana pemberian diazepam parenteral untuk tatalaksana kejang? Apakah perlu diencerkan? Jika diencerkan berapa cc dan pemberian bolusnya berapa...
Anonymous
Dibalas 06 Maret 2025, 10:38
Tatalaksana kejang dengan syok/hipotensi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
alo dokter, bagaimana tatalaksana abortif kejang akut pada pasien dgn syok atau hipotensi? apakah masih ada tempat pemberian midazolam/diazepam pada kasus...
Ariyadi
Dibalas 30 November 2024, 10:07
Kejang pada anak dengan riwayat kejang sebelumnya
Oleh: Ariyadi
1 Balasan
Izin dok, anak kejang 2 kali dengan rentan waktu 7jam kejang selama kurang lebih 30detik, mata keatas kedip" badan dan badan gemetar, kejang terjadi sudah yg...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.