Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Clonazepam general_alomedika 2022-06-29T15:07:59+07:00 2022-06-29T15:07:59+07:00
Clonazepam
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Clonazepam

Oleh :
dr.Adrian Prasetio SpKJ
Share To Social Media:

Indikasi clonazepam adalah sebagai monoterapi atau adjuvan dalam pengobatan sindrom Lennox-Gastaut (varian petit mal), akinetik, dan kejang mioklonik. Clonazepam juga dilaporkan bermanfaat pada pasien dengan absence spells (petit mal) yang tidak respon terhadap terapi suksinimid.

Selain itu, clonazepam juga diindikasikan untuk pengobatan gangguan panik, dengan atau tanpa agorafobia. Clonazepam juga digunakan untuk semua bentuk klinis penyakit epilepsi dan kejang pada orang dewasa dan pasien pediatrik.[1,2,4]

Kejang

Dalam tata laksana kejang pada pasien dewasa, clonazepam dapat digunakan dengan dosis awal tidak melebihi 1,5 mg sehari, terbagi dalam 3 dosis. Peningkatan dosis bisa dilakukan setiap 3 hari sebanyak 0,5-1 mg, hingga dosis maksimal 20 mg sehari. Dosis dapat dinaikkan hingga kejang terkontrol atau efek samping menyebabkan tidak memungkinkan dilakukan peningkatan dosis. Dosis rumatan disesuaikan dengan respon klinis masing-masing pasien.

Dosis yang disarankan pada pasien pediatrik berusia hingga 10 tahun atau berat badan 30 kg adalah 0,01-0,03 mg/kg/hari, diberikan dalam 2-3 dosis terbagi. Dosis awal tidak boleh melebihi 0,05 mg/kg/hari. Peningkatan dosis dapat dilakukan setiap 3 hari, sebanyak 0,25-0,5 mg, hingga dosis maksimal 0,1-0,2 mg/kg/hari. Dosis ditingkatkan hingga kejang terkontrol atau terjadi efek samping yang menyebabkan dosis tidak dapat ditingkatkan lagi.[6]

Gangguan Panik

Pada pasien dewasa dengan gangguan panik, dosis awal clonazepam yang disarankan adalah 0,25 mg 2 kali sehari. Dosis bisa ditingkatkan setiap 3 hari sebanyak 0,125-0,25 mg hingga dosis target tercapai. Pada kebanyakan pasien, dosis target adalah 1 mg sehari. Meski demikian, beberapa pasien mungkin membutuhkan dosis lebih tinggi, yaitu maksimal 4 mg sehari.[6,7]

Clonazepam harus dihentikan secara perlahan. Dosis diturunkan 0,125 mg setiap 3 hari hingga pada akhirnya dihentikan.

Hingga kini, belum ada cukup bukti untuk merekomendasikan berapa lama pasien perlu menggunakan clonazepam. Oleh karenanya, dokter perlu melakukan evaluasi berkala terkait kegunaan jangka panjang obat ini pada masing-masing pasien.

Pada pasien anak, belum ada bukti ilmiah yang cukup untuk mendukung penggunaan clonazepam pada individu berusia di bawah 18 tahun.[6]

Gangguan Cemas (Off-Label)

Clonazepam juga digunakan secara off label untuk gangguan cemas. Pada kasus kecemasan dan agitasi akut, obat ini dapat diberikan dalam dosis 0,5 mg/hari dalam 2 dosis terbagi, digunakan seperlunya. Dosis dapat dinaikkan tergantung tolerabilitas dan respons hingga 4 mg/hari, dibagi dalam 2-4 dosis.

Untuk kasus gangguan cemas, clonazepam digunakan secara off label sebagai agen alternatif terapi tunggal atau tambahan. Clonazepam dapat diberikan dalam dosis awal 0,25 hingga 1 mg/hari dalam 1-2 dosis. Penggunaan dapat terjadwal atau hanya seperlunya. Dosis dapat dinaikkan dalam kelipatan 0,25 atau 0,5 mg/hari setiap beberapa hari jika dianggap perlu. Dosis maksimal yang disarankan adalah 4 mg/hari dalam 1-4 dosis terbagi. Perlu dicatat bahwa clonazepam harus digunakan hati-hati pada pasien dengan PTSD karena dapat memperburuk gejala.[13]

Penyesuaian Dosis

Modifikasi dosis diperlukan pada pasien dengan gangguan fungsi hati dan gangguan fungsi ginjal

Gangguan Fungsi Hati

Karena clonazepam mengalami metabolisme di hati, gangguan hati dapat mengganggu eliminasi clonazepam. Penggunaan pada pasien dengan gangguan fungsi hati signifikan tidak disarankan. Apabila digunakan jangka panjang, maka fungsi hepar perlu dievaluasi berkala.[2,6]

Gangguan Fungsi Ginjal

Metabolit clonazepam diekskresikan oleh ginjal. Hati-hati terjadi akumulasi berlebihan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Dosis lebih rendah perlu dipertimbangkan. Selain itu, perlu dilakukan pengawasan ketat adanya overdosis.[2,6]

Geriatri

Obat sedatif dapat menyebabkan konfusi dan sedasi berlebihan pada lansia. Pasien usia lanjut disarankan mendapat dosis lebih rendah. Penggunaan pada populasi ini memerlukan pengawasan ketat.[6]

Penghentian dan Tapering-Off Clonazepam

Clonazepam rawan menyebabkan gejala putus obat jika dihentikan mendadak karena obat ini memiliki kerja panjang dan potensi yang tinggi. Penghentian mendadak juga berpotensi menyebabkan status epileptikus, terutama pada pasien yang mendapatkan clonazepam dosis tinggi dalam waktu lama.

Clonazepam membutuhkan penghentian obat secara berkala. Dosis dapat diturunkan sebanyak 0,125 mg setiap 3 hari hingga pada akhirnya dihentikan.[6]

Referensi

1. Basit H, Kahwaji CI. Clonazepam. [Updated 2021 Apr 29]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556010/
2. National Center for Biotechnology Information. PubChem Compound Summary for CID 2802, Clonazepam. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Clonazepam. Accessed Nov. 19, 2021.
4. Wang SM, Kim JB, Sakong JK, et al. The Efficacy and Safety of Clonazepam in Patients with Anxiety Disorder Taking Newer Antidepressants: A Multicenter Naturalistic Study. Clin Psychopharmacol Neurosci. 2016;14(2):177-183. doi:10.9758/cpn.2016.14.2.177
6. Food and Drug Administration. Klonopin® Tablets. 2013. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2013/017533s053,020813s009lbl.pdf
7. Pusat Informasi Obat Nasional. Clonazepam. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2015. http://pionas.pom.go.id/monografi/clonazepam
13. Clonazepam: Drug information. Lexicomp Inc. 2021.

Formulasi Clonazepam
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
    Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
  • Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
    Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
  • Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
    Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
  • Penghentian Obat Antiepilepsi pada Pasien Epilepsi yang Bebas Kejang
    Penghentian Obat Antiepilepsi pada Pasien Epilepsi yang Bebas Kejang
  • Peran Diazepam Per Rektal untuk Kejang pada Bayi
    Peran Diazepam Per Rektal untuk Kejang pada Bayi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 April 2025, 20:09
Bagaimana Pemberian Diazepam parenteral untuk Kejang dan berapa dosisnya?
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokterBagaimana pemberian diazepam parenteral untuk tatalaksana kejang? Apakah perlu diencerkan? Jika diencerkan berapa cc dan pemberian bolusnya berapa...
Anonymous
Dibalas 06 Maret 2025, 10:38
Tatalaksana kejang dengan syok/hipotensi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
alo dokter, bagaimana tatalaksana abortif kejang akut pada pasien dgn syok atau hipotensi? apakah masih ada tempat pemberian midazolam/diazepam pada kasus...
Ariyadi
Dibalas 30 November 2024, 10:07
Kejang pada anak dengan riwayat kejang sebelumnya
Oleh: Ariyadi
1 Balasan
Izin dok, anak kejang 2 kali dengan rentan waktu 7jam kejang selama kurang lebih 30detik, mata keatas kedip" badan dan badan gemetar, kejang terjadi sudah yg...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.