Efek Samping dan Interaksi Obat Cefoperazone
Efek samping yang perlu diwaspadai dari penggunaan cefoperazone adalah defisiensi vitamin K yang menyebabkan koagulopati, serta overgrowth dari organisme tidak rentan pada penggunaan jangka panjang. Interaksi obat sinergistik telah dilaporkan pada studi in vitro dengan antibiotik golongan aminoglikosida.[1,2]
Efek Samping
Cefoperazone telah dilaporkan menimbulkan reaksi hipersensitivitas dan anafilaksis. Beberapa tanda dan gejala yang perlu diperhatikan adalah ruam pada kulit, gatal, kesulitan bernapas, kesulitan menelan, serta adanya bengkak di area wajah dan tangan setelah mendapatkan injeksi cefoperazone.
Potensi efek samping cefoperazone lainnya adalah:
- Signifikan: Defisiensi vitamin K yang mengakibatkan koagulopati, serta pertumbuhan berlebih dari organisme yang tidak rentan pada penggunaan jangka panjang. Cefoperazone juga dapat menyebabkan diare terkait Clostridium difficile
- Hematologi: Neutropenia, trombositopenia, eosinofilia
- Gastrointestinal dan hepatobilier: Diare, ikterus
- Reaksi lokal: Flebitis pada lokasi infus
- Gangguan kulit dan jaringan lunak: Ruam makulopapular, pruritus, urtikaria
- Pemeriksaan penunjang: Penurunan hemoglobin dan hematokrit, peningkatan enzim hepar[1,2]
Interaksi Obat
Cefoperazone bisa berinteraksi dengan aminoglikosida. Secara in vitro, cefoperazone telah menunjukkan interaksi sinergis dengan aminoglikosida terhadap basil Gram negatif. Meski begitu, signifikansi klinis dari temuan in vitro ini tidak diketahui.[2]