Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Cefoperazone
Penggunaan cefoperazone dalam kehamilan masuk dalam kategori B oleh FDA. Pada ibu menyusui, cefoperazone diketahui dikeluarkan dalam jumlah kecil ke ASI.
Penggunaan pada Kehamilan
Kategori kehamilan cefoperazone menurut TGA tidak tersedia. Sementara itu, cefoperazone masuk dalam kategori B oleh FDA.[2,6]
Kategori B artinya tidak ditemukan risiko pada janin akibat penggunaan cefoperazone pada studi hewan percobaan. Namun, uji coba masih belum dilakukan langsung terhadap ibu hamil. Penggunaan cefoperazone pada ibu hamil hanya boleh dilakukan jika memang ada indikasi yang jelas dan manfaat yang didapat melebihi potensi risiko.
Studi reproduksi telah dilakukan pada mencit dan monyet dengan dosis hingga 10 kali dosis manusia. Hasil dari studi tersebut tidak mengungkapkan bukti adanya gangguan kesuburan atau kerusakan pada janin akibat cefoperazone.[2]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Data terbatas menunjukkan bahwa cefoperazone dikeluarkan dalam kadar rendah ke ASI. Kadar ini diperkirakan tidak menyebabkan efek buruk pada bayi yang disusui. Meski demikian, dokter tetap perlu hati-hati karena gangguan flora gastrointestinal bayi dapat terjadi, yang menyebabkan gejala berupa diare atau kandidiasis oral.[10]