Indikasi dan Dosis Ciprofloxacin
Indikasi ciprofloxacin adalah sebagai antibakteri pada patogen yang rentan. Ciprofloxacin bisa digunakan untuk infeksi di saluran napas, kulit, jaringan lunak, telinga, tulang, sendi, saluran cerna, saluran kemih, genital, anthrax, cystic fibrosis, dan infeksi mata.
Dengan semakin merebaknya resistensi bakteri terhadap antibiotik fluorokuinolon, termasuk ciprofloxacin, penggunaan obat ini memerlukan perhatian khusus. Secara umum, penggunaan ciprofloxacin sebaiknya hanya untuk kasus-kasus di mana manfaat pengobatan lebih besar daripada risikonya.[1,3,9]
Indikasi
Ciprofloxacin digunakan pada kondisi infeksi yang disebabkan oleh bakteri rentan ciprofloxacin pada kasus:
- Infeksi kulit dan jaringan lunak
- Infeksi tulang dan sendi
- Infeksi intraabdomen komplikata
- Infeksi saluran cerna: Diare infeksius dan demam tifoid
- Infeksi urogenital: Gonorrhea serviks dan uretra tanpa komplikasi; prostatitis bakterial kronik; serta infeksi saluran kemih (ISK), termasuk sistitis akut tanpa komplikasi dan ISK atau pyelonephritis pasien pediatri
Anthrax inhalasi pasca paparan pada dewasa dan anak
Infeksi saluran napas bawah, termasuk eksaserbasi akut bronkitis kronis
Sinusitis akut
- Infeksi mata, yaitu ulkus kornea dan infeksi okular superfisial
- Infeksi telinga, termasuk otitis eksterna
Untuk mencegah perkembangan resistensi bakteri dan menjaga efikasi ciprofloxacin, maka penggunaan hanya dilakukan jika patogen etiologi telah diketahui rentan terhadap ciprofloxacin.[3,4]
Dosis
Dosis ciprofloxacin, frekuensi, serta durasi penggunaannya akan berbeda tergantung dengan indikasi. Pemakaian ciprofloxacin umumnya berkisar antara 250-750 mg per kali. Durasi penggunaan bervariasi tergantung indikasi, mulai dari 3 hari hingga 60 hari. Dosis, durasi, dan frekuensi pemberian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.[4]
Tabel 1. Dosis Ciprofloxacin untuk Pasien Dewasa
Infeksi | Dosis | Frekuensi | Durasi |
Infeksi kulit dan jaringan lunak | 500-750 mg | Setiap 12 jam | 7-14 hari |
Infeksi tulang dan sendi | 500-750 mg | Setiap 12 jam | 4-8 minggu |
Infeksi intraabdomen komplikata | 500 mg | Setiap 12 jam | 7-14 hari |
Diare infeksius | 500 mg | Setiap 12 jam | 5-7 hari |
Demam tifoid | 500 mg | Setiap 12 jam | 10 hari |
Gonorrhea tanpa komplikasi | 250 mg | Dosis tunggal | Dosis tunggal |
Pasca paparan anthrax inhalasi | 500 mg | Setiap 12 jam | 60 hari |
Prostatitis bakterial kronik | 500 mg | Setiap 12 jam | 28 hari |
Infeksi saluran pernapasan bawah | 500-750 mg | Setiap 12 jam | 7-14 hari |
Infeksi saluran kemih | 250-500 mg | Setiap 12 jam | 7-14 hari |
Sistitis tanpa komplikasi | 250 mg | Setiap 12 jam | 3 hari |
Sinusitis akut | 500 mg | Setiap 12 jam | 10 hari |
Otitis eksterna | 1-2 tetes | 2 kali sehari | 7 hari |
Otitis eksterna maligna | 750 mg | Setiap 12 jam | 7-14 hari, maksimal 3 bulan |
Ulkus kornea | 2 tetes | Setiap 15 menit dalam 6 jam pertama; kemudian dikurangi menjadi setiap 1-4 jam | Maksimal 21 hari |
Infeksi mata superfisial | 1-2 tetes | 4 kali sehari |
Sumber: FDA, 2016.[3,4]
Tabel 2. Dosis Ciprofloxacin untuk Pasien Anak
Infeksi | Dosis | Frekuensi | Durasi |
Infeksi saluran kemih dan pyelonephritis komplikata (1-17 tahun) | 10–20 mg/kg (maksimum 750 mg) | Setiap 12 jam | 10-21 hari |
Pasca paparan anthrax inhalasi | 15 mg/kg (maksimum 500 mg per dosis) | Setiap 12 jam | 60 hari |
Sumber: FDA, 2016.[4]
Penyesuaian Dosis
Penyesuaian dosis ciprofloxacin diperlukan sesuai dengan klirens kreatinin, sebagai berikut:
- Dewasa dengan klirens kreatinin 30–50 mL/menit: 250–500 mg setiap 12 jam
- Dewasa dengan klirens kreatinin 5–29 mL/menit: 250–500 mg setiap 18 jam
- Pasien hemodialisis atau dialisis peritoneal: 250–500 mg setiap 24 jam setelah dialisis[4]
Penulisan pertama oleh: dr. Khrisna Rangga Permana