Farmakologi Meropenem
Farmakologi meropenem sebagai antibakteri spektrum luas yang dapat melawan bakteri Gram negatif, positif, maupun anaerob. Meropenem bekerja dengan cara menghambat sintesis dari dinding sel bakteri.[2,3,6]
Farmakodinamik
Meropenem memiliki aktivitas bakterisidal yang dihasilkan dari penghambatan sintesis dinding sel. Meropenem dapat dengan mudah menembus dinding sel dari sebagian besar bakteri Gram positif dan Gram negatif untuk mencapai target penicillin-binding-protein (PBP).
Meropenem berikatan dengan PBP 2, 3 dan 4 dari Escherichia coli dan Pseudomonas aeruginosa (afinitas terkuat); serta PBP 1, 2 dan 4 Staphylococcus aureus yang mengakibatkan penghentian sintesis dinding sel dan akhirnya terjadi lisis sel bakteri. Meropenem memiliki konsentrasi bakterisidal 1-2 kali lebih banyak dibandingkan konsentrasi bakteriostatiknya.[2,3,6]
Meropenem memiliki stabilitas yang signifikan terhadap hidrolisis oleh β-laktamase, baik penisilinase maupun sefalosporinase yang dihasilkan oleh bakteri Gram positif dan Gram negatif. Secara in vitro, meropenem tidak memiliki aktivitas terhadap methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) atau methicillin-resistant Staphylococcus epidermidis (MRSE).[2,3]
Meropenem digunakan pada kasus infeksi berat, seperti meningitis bakteri, infeksi kulit dan struktur kulit komplikata, serta infeksi intraabdomen komplikata.[1-3]
Farmakokinetik
Meropenem tersedia hanya dalam bentuk sediaan parenteral. Farmakokinetik dari meropenem terdiri dari aspek absorpsi, distribusi, metabolisme dan eliminasi obat.[3,6,8]
Absorpsi
Waktu yang diperlukan meropenem untuk mencapai konsentrasi plasma puncak diperkirakan 1 jam untuk jaringan dan 2-3 jam untuk cairan serebrospinal. Pemberian meropenem secara infus intravena (IV) dosis tunggal pada individu sehat selama 30 menit menghasilkan rerata konsentrasi puncak plasma sekitar 23 mcg/ml untuk dosis 500 mg dan 49 mcg/ml untuk dosis 1 gram.
Pemberian meropenem secara injeksi IV bolus selama 5 menit pada individu sehat, menghasilkan rerata konsentrasi plasma puncak sekitar 45 mcg/ml untuk dosis 500 mg dan 112 mcg/ml untuk dosis 1 gram.
Rerata konsentrasi plasma meropenem menurun menjadi sekitar 1 mcg/ml pada 6 jam setelah pemberian. Tidak terdapat akumulasi meropenem dalam plasma, baik dengan regimen dosis 500 mg diberikan setiap 8 jam atau dosis 1 gram diberikan setiap 6 jam pada individu sehat dengan fungsi ginjal normal.[3,6]
Distribusi
Meropenem terdistribusi secara luas ke jaringan dan cairan tubuh, termasuk cairan peritoneal, saluran kemih, paru-paru, mukosa bronkial, jaringan otot, cairan serebrospinal, empedu, dan ASI (jumlah kecil). Volume distribusi sekitar 15-20 L pada dewasa dan 0,3-0,4 L/kg pada anak.
Sekitar 2% meropenem terikat pada protein plasma dan diketahui setelah pemberian meropenem dosis tunggal didapatkan konsentrasi rata-rata tertinggi ditemukan pada jaringan dan cairan pada 1 jam setelah dimulainya infus IV.[3,6]
Metabolisme
Metabolisme meropenem terjadi di hepar melalui hidrolisis menjadi bentuk tidak aktif (open beta-lactam form).[2,3]
Eliminasi
Meropenem diekskresikan terutama melalui urin, sekitar 70% sebagai obat yang tidak diubah dan sekitar 28% sebagai metabolit tidak aktif. Ekskresi melalui feses sekitar 2%.
Waktu paruh eliminasi pada fungsi renal normal sekitar 1 jam, pada individu dengan klirens kreatinin (CrCl) >30-80 ml/menit sekitar 1,9-3,3 jam. Pada individu dengan CrCl >2-30 ml/menit sekitar 3,82-5,7 jam.[3,6]
Resistensi
Resistensi meropenem dapat terjadi akibat penurunan permeabilitas membran luar bakteri Gram negatif karena berkurangnya produksi porin. Hal ini menyebabkan berkurangnya serapan bakteri.
Resistensi juga bisa terjadi akibat berkurangnya afinitas terhadap target PBP, peningkatan ekspresi komponen pompa efflux, dan produksi enzim penghancur obat antibakteri seperti karbapenemase dan metalo-β-laktamase.[3]
Penulisan pertama oleh: dr. Amelia Febrina
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta