Pengawasan Klinis Meropenem
Pengawasan klinis meropenem diperlukan terkait risiko kejang, terutama pada pasien dengan kelainan sistem saraf pusat (SSP) sebelumnya. Meskipun jarang, efek samping kejang dan gangguan neurologi telah dilaporkan pada penggunaan meropenem. Awasi adanya gejala seperti sakit kepala, delirium, penurunan kesadaran, serta gangguan sensorik dan motorik.
Lakukan juga pemantauan terhadap respon dari terapi meropenem. Pemantauan laboratorium secara berkala mungkin diperlukan pada terapi jangka panjang. Ini dapat mencakup pemeriksaan darah lengkap untuk menilai kelainan hematopoietik, fungsi hepar, dan fungsi renal.
Kasus alergi yang berat pernah dilaporkan pada penggunaan meropenem. Ini termasuk reaksi anafilaksis. Lakukan pemantauan tanda reaksi hipersensitivitas atau reaksi anafilaksis. Jangan gunakan meropenem pada pasien dengan riwayat alergi terhadap meropenem atau obat beta laktam lainnya.[3,6,8,9]
Penulisan pertama oleh: dr. Amelia Febrina
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta