Pendahuluan Norfloxacin
Norfloxacin adalah antibiotik fluorokuinolon generasi pertama yang digunakan dalam pengobatan infeksi saluran kemih, gonorrhea, dan prostatitis. Norfloxacin bersifat bakterisidal, bekerja sebagai inhibitor DNA gyrase dan topoisomerase IV. Mekanisme kerja norfloxacin menyebabkan inhibisi dari perkembangan bakteri.[1,2]
Fluorokuinolon merupakan salah satu antibiotik yang paling banyak diresepkan sebagai antibiotik spektrum luas dan efektif terhadap infeksi bakteri Gram positif dan negatif. Meski norfloxacin efektif dalam mengobati infeksi bakteri, beberapa efek samping yang umum dilaporkan pada penggunaan obat ini adalah gangguan gastrointestinal seperti mual, efek sistem saraf pusat seperti sakit kepala, dan reaksi fotosensitivitas.[1,3–5]
Norfloxacin, bersama dengan obat golongan antibiotik fluorokuinolon lainnya, memiliki peringatan penggunaan yang berhubungan dengan peningkatan risiko tendinitis dan ruptur tendon pada semua usia. norfloxacin juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko aneurisma dan diseksi aorta. Selain itu, obat ini juga dapat mengeksaserbasi kelemahan otot pada pasien dengan myasthenia gravis. Oleh karena itu, penggunaan norfloxacin hanya diberikan jika tidak ada alternatif terapi lain yang lebih aman.[6]
Di Indonesia, norfloxacin tersedia dalam nama dagang Pyrflox®.[7]
Tabel 1. Deskripsi Singkat Norfloxacin
Perihal | Deskripsi |
Kelas | Antiinfeksi[8] |
Subkelas | Antibakteri[8] |
Akses | Resep[8] |
Wanita hamil | Kategori FDA: C[9] Kategori TGA: B3[10] |
Wanita menyusui | Dikeluarkan ke ASI[11] |
Anak-anak | Tidak direkomendasikan[12] |
Infant | Tidak direkomendasikan[12] |
FDA | Discontinued[9] |
Penulisan pertama oleh: dr. Queen Sugih Ariyani