Formulasi Vancomycin
Formulasi vancomycin tersedia dalam bentuk serbuk untuk injeksi, larutan untuk intravena, kapsul, dan suspensi untuk oral.
Bentuk Sediaan
Vancomycin tersedia dalam 4 bentuk, yaitu kapsul, sediaan suspensi untuk oral, sediaan serbuk untuk injeksi, dan larutan intravena.
Injeksi
Sediaan injeksi untuk vancomycin adalah:
- Serbuk injeksi : 1 gram, 1.25 gram, 1.5 gram, 5 gram, 10 gram, 100 gram, 250 mg, 500 mg, 750 mg.
- Larutan intravena : 1.5 gram/300 mL dan 1 gram/200 mL. [4,8]
Kapsul
Sediaan kapsul vankomsin adalah:
- 125 mg
- 250 mg [4,8]
Suspensi
Sediaan suspensi vancomycin adalah:
- 25 mg/mL
- 50 mg/mL [4,8]
Cara Penggunaan
Vancomycin dapat di berikan secara oral dan intravena.
Pemberian secara Oral
Vancomycin dalam bentuk kapsul dapat dikonsumsi secara langsung, baik dengan atau tanpa makanan. Kapsul tidak dapat dikunyah atau dihancurkan.
Vancomycin dalam bentuk serbuk untuk suspensi harus dilarutkan terlebih dahulu sesuai dengan petunjuk yang ada pada kemasan. vancomycin sediaan serbuk untuk suspensi biasanya terdiri dari dua botol, yaitu botol berisi serbuk dan botol pelarut. [8,13]
Pemberian secara Intravena
Sediaan serbuk untuk injeksi perlu dilarutkan dengan pelarut yang disediakan sebelum diberikan kepada pasien. Konsentrasi vancomycin yang direkomendasikan adalah 5 mg/mL. Peningkatan konsentrasi sampai 10 mg/mL dapat dipertimbangkan pada pasien yang membutuhkan restriksi cairan. [8,13]
Sediaan intravena ini biasanya diberikan dalam waktu minimal 60 menit atau dengan kecepatan maksimal 10 mg/menit. Pemberian yang terlalu cepat akan meningkatkan efek samping red man syndrome. [1,2,8,13]
Pemberian intravena secara kontinu tidak disarankan karena tidak memiliki keuntungan dibandingkan dengan pemberian secara intermiten. Jika tetap ingin diberikan, dosis awal pemberian yang digunakan adalah 1 – 2 gram dalam 1.000 mL natrium klorida 0,9%. [2]
Pemberian melalui Rektal
Pemberian vancomycin melalui rektal dapat dilakukan untuk tata laksana Clostridium difficile. vancomycin 500 – 1.000 mg dilarutkan dalam 100 – 500 mL NaCl 0,9%. Larutan ini diberikan melalui rektal dalam waktu 15 menit kemudian selang ditahan dengan klem dalam waktu 1 – 2 jam. [8,15]
Cara Penyimpanan
Cara penyimpanan vancomycin tergantung dari bentuk sediaan.
Suspensi
Vancomycin dalam bentuk suspensi yang sudah terkonstitusi harus disimpan dalam kulkas dengan suhu 2 – 8oC dan tidak boleh dibekukan. Suspensi yang belum habis setelah 14 hari harus dibuang. [8,16]
Injeksi
Sediaan serbuk untuk injeksi yang telah di rekonstitusi disimpan dalam kulkas dengan suhu 2 – 8oC sampai 14 hari (khusus untuk pelarut dekstrosa 5% atau natrium klorida 0,9%). Sediaan serbuk untuk infus set tidak dapat disimpan setelah di rekonstitusi. [17] Semua sediaan vancomycin yang telah di rekonstitusi harus ditutup dengan rapat dan terlindung dari cahaya matahari. [16,17]
Kombinasi dengan Obat Lain
Secara teori, vancomycin dapat dikombinasikan dengan antibiotik lain untuk tatalaksana infeksi Staphylococcus aureus yang resisten terhadap metisilin. Contoh kombinasi yang digunakan adalah vancomycin dengan rifampicin, gentamicin, aminoglikosida lainnya, beta laktam, clindamycin, linezolid, atau quinupristin-dalfopristin.
Akan tetapi, kombinasi ini ternyata tidak memiliki dasar bukti yang cukup dan beberapa kombinasi dapat meningkatkan risiko efek samping nefrotoksisitas dari vancomycin. [18]
Resistensi Obat
Resistensi terhadap vancomycin mulai ditemukan pada bakteri Enterokokus sejak tahun 1980an, penyakit ini dikenal dengan nama Vancomycin-Resistant Enterococci Infection (VRE). Resistensi ini disebabkan oleh adanya perubahan struktur D-alanyl D-alanin pada peptida. Perubahan bentuk ini diatur oleh gen Van, Sampai saat ini telah diketahui adanya 8 tipe gen Van yang memiliki genotip dan fenotip yang berbeda-beda. Bakteri Enterococcus galinarum dan Enterococcus casseliflavus diketahui membawa gen VanC. Risiko infeksi oleh Enterokokus resisten vancomycin akan meningkat pada pasien yang dirawat inap dalam jangka waktu yang lama, terutama pada ruang rawat intensif, ruang hemato-onkologi, atau bangsal bedah. [18,19]
Resistensi vancomycin terhadap Staphylococcus aureus atau yang dikenal dengan Vancomycin-Resistant Staphylococcus aureus (VRSA) mulai muncul pada tahun 2002. Resistensi ini didefinisikan sebagai kadar minimum inhibitory concentration (MIC) ≥ 16 μg/mL. Pada resistensi terhadap S. aureus gen vanA lebih banyak ditemukan. [20]