Indikasi dan Dosis Naproxen
Indikasi naproxen (naproksen) adalah untuk penanganan nyeri pada gangguan muskuloskeletal, seperti arthritis rheumatoid, osteoarthritis, spondylitis ankylosing, tendinitis, bursitis dan gout akut. Selain itu, dapat juga untuk penanganan nyeri ringan sampai sedang, dan penanganan dismenore primer.[2,3]
Arthritis Rheumatoid, Osteoarthritis, Spondylitis Ankylosing
Dosis untuk kasus arthritis rheumatoid, osteoarthritis, spondylitis ankylosing adalah:
- Dewasa: 500−1.000 mg/hari dibagi setiap 12 jam oral. Jika dapat ditoleransi maka dapat ditingkatkan sampai dengan 1.500 mg/hari, dalam batas waktu tertentu
- Anak >5 tahun untuk penanganan juvenile idiopathic arthritis: 10 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 2 dosis[3,6]
Gout Akut
Untuk kondisi gout akut, dosis dewasa diawali dengan pemberian 750 mg oral, dilanjutkan dengan 250 mg setiap 8 jam sampai nyeri mereda. Jika menggunakan naproxen sediaan lepas lambat, maka dosis adalah 1.000−1.500 mg setiap hari, dilanjutkan dengan 1.000 mg sampai nyeri mereda.[3,6]
Dismenore
Dosis naproxen untuk mengatasi dismenore diawali dengan 500 mg, dan dilanjutkan dengan 250 mg setiap 6−8 jam. Jika menggunakan sediaan lepas lambat, maka diberikan dosis 500 mg setiap 12 jam. Dosis maksimal 1.250 mg/hari pada dosis hari pertama, dan maksimal 1.000 mg/hari pada hari selanjutnya.[3,5]
Penanganan Nyeri
Dosis naproxen untuk mengatasi nyeri diberikan berdasarkan umur, yaitu dewasa dan anak usia >12 tahun, serta anak usia >2 tahun.
Dosis Dewasa dan Anak >12 Tahun
Dosis awal 500 mg, dan dilanjutkan dengan 250 mg setiap 6−8 jam. Atau, dosis 500 mg setiap 12 jam sesuai kebutuhan. Dosis maksimal 1.250 mg pada hari pertama, dan hari selanjutnya tidak boleh melebihi 1.000 mg.[3,5]
Jika menggunakan sediaan lepas lambat, maka berikan dosis 750 -1.000 mg/hari, dan jika dapat ditolerir maka ditingkatkan sampai 1.500 mg/hari sesuai indikasi dan kebutuhan.[3,5]
Dosis Anak Usia >2 Tahun
Pada anak usia >2 tahun, naproxen digunakan secara off label untuk penanganan nyeri kanker. Dosisnya adalah 5−7 mg/kgBB, peroral setiap 8−12 jam. Dosis maksimal 1.000 mg/hari.[3,5]
Penyesuaian Dosis pada Gangguan Ginjal dan Hati
Naproxen tidak disarankan untuk penderita gangguan ginjal sedang hingga berat. Sedangkan pada penyakit ginjal ringan atau penyakit hati, dapat diberikan dengan dosis efektif terendah (minimal effective dose).[2,5]
Penggunaan dengan Obat Lain
Perhimpunan reumatologi Indonesia merekomendasikan pemberian naproxen dengan obat lain, sebagai pencegahan efek samping. Terutama pada pasien yang membutuhkan antiinflamasi tetapi memiliki risiko gangguan gastrointestinal dan kardiovaskular.[4,8]
Risiko Gastrointestinal Rendah dan Sedang
Pasien dengan risiko gastrointestinal rendah hingga sedang, disertai risiko kardiovaskular tinggi yang memerlukan aspirin dosis rendah, dapat diberikan naproxen yang dikombinasikan dengan pemberian PPI (proton pump inhibitor) atau misoprostol.[4,8]
Direkomendasikan omeprazole 20 mg/hari, atau misoprostol 200 μg diberikan 4 kali/hari. Rekomendasi penggunaan OAINS di Inggris menyarankan omeprazole 20 mg/hari atau lansoprazole 15−30 mg/hari sebagai upaya mencegah risiko gastrointestinal.[4,8]
Risiko Gastrointestinal Tinggi
Risiko gastrointestinal tinggi misalnya pasien yang mempunyai faktor risiko multipel atau mempunyai riwayat ulkus. Jika pasien memiliki risiko gastrointestinal tinggi tetapi risiko kardiovaskular rendah, maka tidak disarankan memakai naproxen. Lebih direkomendasikan menggunakan penghambat COX-2 ditambah dengan PPI atau misoprostol.[4,8]
Sedangkan pada pasien dengan risiko gastrointestinal tinggi, disertai risiko kardiovaskular tinggi yang memerlukan aspirin dosis rendah), pemberian OAINS harus dihindari baik penghambat COX-1 maupun COX-2. Gunakan terapi alternatif.[4,8]