Kontraindikasi dan Peringatan Naproxen
Kontraindikasi naproxen (naproksen) adalah diberikan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap naproxen, atau terhadap aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid lain, karena dapat menyebabkan reaksi anafilaksis. Selain itu, naproxen juga dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan fungsi jantung, gastrointestinal, ginjal, dan hati yang berat. Peringatan pemberian obat ini terutama pada pasien lansia.[2,4]
Kontraindikasi
Naproxen dikontraindikasikan pada pasien dengan keadaan berikut:
- Riwayat hipersensitivitas dengan pemberian naproxen
- Riwayat asma, urtikaria, atau reaksi alergi setelah pemberian aspirin atau OAINS lain, karena dapat menyebabkan reaksi anafilaksis silang
- Nyeri perioperatif CABG (coronary artery bypass graft)
- Riwayat perdarahan saluran cerna, ulserasi gastroduodenal, perdarahan serebrovaskular, dan kecenderungan untuk terjadi perdarahan
- Gangguan fungsi jantung, ginjal, dan hati yang berat[2,4]
Peringatan
Pasien yang mengonsumsi naproxen, terutama pasien lansia, harus mewaspadai, menghentikan segera obat, dan menghubungi dokter jika timbul tanda dan gejala sebagai berikut:
- Risiko penyakit serebrovaskular, seperti stroke atau infark miokard, sehingga pasien harus waspada jika terdapat gejala nyeri dada, sesak nafas, kelemahan ekstremitas, dan/atau bicara pelo
- Risiko gangguan gastrointestinal, sehingga pasien harus waspada jika terdapat gejala nyeri perut, dispepsi, hematemesis, dan melena
- Risiko efek samping serius pada kulit, seperti dermatitis eksfoliatif, sindrom Steven Johnson, dan toxic epidermal necrolysis, sehingga pasien harus waspada jika terdapat gejala ruam kulit, blister, demam, atau reaksi hipersensitivitas seperti gatal
- Gejala hepatotoksisitas, seperti nausea, jaundice, letargi, pruritus, area perut kanan atas terasa lebih lunak, dan gejala mirip flu
- Reaksi anafilaksis, yaitu kesulitan bernapas, bengkak pada wajah atau tenggorokan[2,7]
Peringatan lain pada penggunaan obat naproxen adalah jangan menyetir atau menggunakan alat/mesin setelah minum naproxen, karena obat dapat menyebabkan rasa lelah, mengantuk, masalah keseimbangan dan penglihatan, depresi, dan sulit tidur. Naproxen tablet juga jangan diberikan pada pasien yang memiliki intoleransi laktosa, karena tablet mengandung gula dari susu atau lactose monohydrate.[2,7]
Naproxen tablet dapat mengganggu fertilitas, oleh karena itu jangan diberikan pada pasien yang berencana hamil. Ibu hamil sebaiknya menghindari penggunaan naproxen karena bisa mengakibatkan penutupan prematur dari duktus arteriosus. Demikian pula pada ibu menyusui, sebaiknya tidak mengonsumsi naproxen karena obat diekskresikan melalui ASI.[2,5,7]