Efek Samping dan Interaksi Obat Formoterol
Efek samping formoterol yang berpotensi fatal adalah bronkospasme paradoks meskipun kejadiannya jarang. Interaksi obat bisa terjadi dengan teofilin dan diuretik.[2,5]
Efek Samping
Formoterol telah sering dikaitkan dengan efek samping berupa angina, aritmia, gangguan tekanan darah, takikardia, hipokalemia, hiperglikemia, asidosis metabolik, sakit kepala, insomnia, bronkospasme paradoks, dan eksaserbasi asma berat. Efek samping lain yang lebih jarang adalah bronkitis, dyspnea, nyeri dada, tremor, pusing, mual, nasofaringitis, mulut kering, muntah, dan pusing.[3,4]
Efek samping menurut sistem organ antara lain:
- Kardiovaskular: angina, palpitasi, pemanjangan interval QT, aritmia, hipo/hipertensi
- Gastrointestinal: mual, muntah, gangguan indera perasa
- Muskuloskeletal: kram dan mialgia
- Neuropsikiatri: tremor, sakit kepala, pusing, agitasi
- Respirasi: batuk dan iritasi saluran napas
- Lainnya: anafilaksis, hipokalemia, hiperglikemia[2,3,5]
Interaksi Obat
Interaksi obat dengan formoterol dapat menyebabkan peningkatan kejadian efek samping ataupun mempengaruhi efikasi terapi.[3,4]
Peningkatan Risiko Efek Samping
Terdapat peningkatan risiko terjadinya hipokalemia jika formoterol digunakan bersama dengan teofilin dan diuretik seperti furosemide.
Terdapat peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung jika formoterol digunakan bersama dengan quinidine, disopyramide, gas halothane, atau procainamide. Selain itu, ada pula peningkatan risiko terjadinya gangguan jantung jika digunakan dengan obat golongan antidepresan trisiklik seperti amitriptyline, ataupun obat golongan monoamine oxidase inhibitors (MAOI) seperti selegiline.[3-5]
Mempengaruhi Efikasi
Terdapat bukti peningkatan efikasi formoterol jika digunakan bersama dengan obat antikolinergik, seperti ipratropium atau glikopirronium.
Di sisi lain, terdapat bukti penurunan efikasi formoterol jika digunakan dengan obat golongan penghambat beta (beta blocker) seperti propranolol.[3-5]