Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Formoterol
Penggunaan formoterol pada kehamilan termasuk dalam kategori C berdasarkan FDA. Pada ibu menyusui, belum diketahui apakah formoterol dikeluarkan ke air susu ibu (ASI) atau tidak.[2-6]
Penggunaan pada Kehamilan
Berdasarkan kategori dari FDA, formoterol termasuk dalam kategori C. Ini berarti bahwa studi pada hewan menunjukkan risiko teratogenik, tetapi belum ada penelitian terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[2]
Menurut TGA, formoterol termasuk dalam kategori B3. Ini berarti formoterol termasuk dalam golongan obat yang telah diresepkan pada sejumlah kecil wanita hamil dan wanita usia subur dan tidak menunjukkan peningkatan frekuensi terjadinya malformasi atau efek merugikan lain pada fetus. Studi pada hewan menunjukkan bukti meningkatnya malformasi pada fetus, namun signifikansinya dianggap tidak tentu (uncertain) pada manusia.[6]
Masih belum ada cukup bukti untuk memastikan keamanan penggunaan formoterol pada ibu hamil. Satu laporan dari 33 wanita yang menggunakan formoterol selama kehamilan menggambarkan 5 kasus kelahiran prematur. Studi lain membandingkan 162 kehamilan yang terpajan formoterol dengan agonis beta kerja panjang lain dan tidak menemukan perbedaan dalam berat lahir, usia kehamilan, atau kemungkinan kelahiran prematur.[10]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Studi pada hewan tikus menunjukkan bahwa formoterol dikeluarkan ke ASI, tetapi tidak diketahui dengan pasti apakah hal yang sama juga dialami manusia. Pemberian formoterol pada ibu menyusui harus penuh kehati-hatian. Gunakan formoterol hanya jika manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap bayi.[2,10]