Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Formoterol annisa-meidina 2024-07-09T10:18:42+07:00 2024-07-09T10:18:42+07:00
Formoterol
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Formoterol

Oleh :
dr.Novita Mawar Hadini, Sp.FK
Share To Social Media:

Secara farmakologi, formoterol merupakan agonis reseptor beta 2 adrenergik kerja panjang. Formoterol relatif selektif terhadap reseptor beta 2, tetapi juga memiliki aktivitas terbatas pada reseptor beta 1 dan beta 3. Terdapat studi yang menunjukkan bahwa formoterol memiliki aktivitas sekitar 200 kali lipat lebih tinggi di reseptor beta 2 dibandingkan reseptor beta 1. Formoterol dengan cepat diserap ke dalam plasma setelah terhirup. Jalur utama metabolisme formoterol adalah glukuronidasi langsung obat induk pada gugus hidroksil fenoliknya, sedangkan jalur kedua yang paling menonjol melibatkan demetilasi-O yang diikuti dengan glukuronidasi pada gugus hidroksil fenolik.[1-3]

Farmakodinamik

Formoterol bekerja lokal di paru sebagai bronkodilator, menyebabkan relaksasi otot polos dan membuka saluran napas. Formoterol memiliki awitan kerja yang cepat (sekitar 2-3 menit) dan durasi kerja yang lama (hingga 12 jam). Penggunaan agonis beta kerja panjang (LABA) inhalasi seperti formoterol secara tunggal, tanpa kortikosteroid inhalasi, pada pasien asma harus dihindari karena monoterapi LABA telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian akibat asma.

Formoterol adalah agonis reseptor beta 2 adrenergik kerja panjang yang relatif selektif. Pada tingkat molekuler, aktivasi reseptor beta oleh agonis, seperti formoterol, akan merangsang adenilil siklase intraseluler yang bertanggung jawab untuk konversi ATP menjadi AMP siklik (cAMP). Peningkatan kadar cAMP pada jaringan otot polos bronkus mengakibatkan relaksasi otot tersebut sehingga melebarkan saluran napas serta menghambat pelepasan mediator hipersensitivitas seperti histamin dan leukotriene.[1-3]

Farmakokinetik

Formoterol dengan cepat diserap ke dalam plasma setelah terhirup. Pada orang dewasa yang sehat, waktu yang diperlukan formoterol untuk mencapai konsentrasi maksimal (Tmax) berkisar antara 0,167 hingga 0,5 jam. Pengikatan protein plasma pada albumin serum secara in vitro adalah sekitar 31-38% pada kisaran konsentrasi plasma 5-500 ng/mL.[1-3]

Absorbsi

Formoterol cepat diserap setelah terhirup, dengan konsentrasi plasma puncak biasanya dicapai dalam 5-10 menit. Durasi kerja formoterol berkisar 12 jam.[2]

Distribusi

Formoterol didistribusikan sebesar 46–64% terikat pada protein plasma. Pengikatan pada albumin serum adalah 31-38%. Formoterol telah diketahui didistribusikan ke dalam air susu pada hewan, tetapi tidak diketahui apakah didistribusikan ke dalam air susu pada manusia.[2]

Metabolisme

Formoterol terutama dimetabolisme melalui glukuronidasi langsung dari obat induk dan melalui demetilasi-O dari obat induk yang diikuti oleh glukuronidasi. Jalur lainnya (minor) meliputi konjugasi sulfat dari obat induk dan deformilasi obat induk yang diikuti oleh konjugasi sulfat.[1,2]

Eliminasi

Setelah pemberian oral pada 2 subjek sehat, sekitar 59-62% dieliminasi melalui urin dan 32-34% dari dosis yang diberikan dieliminasi melalui feses. Waktu paruh eliminasi rerata formoterol setelah inhalasi adalah 7-10 jam. Klirens formoterol melalui ginjal setelah inhalasi adalah sekitar 157 mL/menit.[1,2]

Referensi

1. Drugbank. Formoterol. 2024. https://go.drugbank.com/drugs/DB00983
2. ASHP. Formoterol. 2023. https://www.drugs.com/monograph/formoterol.html
3. Medscape. Perforomist (Formoterol). 2024. https://reference.medscape.com/drug/perforomist-formoterol-343432

Pendahuluan Formoterol
Formulasi Formoterol

Artikel Terkait

  • Berhenti Meresepkan Salbutamol Oral
    Berhenti Meresepkan Salbutamol Oral
  • Tata Laksana Asma Terbaru Berdasarkan GINA 2021
    Tata Laksana Asma Terbaru Berdasarkan GINA 2021
  • Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah
    Terapi Inhalasi Nebulizer Vs MDI Spacer Sebagai Terapi Asma Akut pada Anak di Rumah
  • Update Tata Laksana Asma Berdasarkan Laporan Strategi GINA 2023
    Update Tata Laksana Asma Berdasarkan Laporan Strategi GINA 2023
  • Manajemen PPOK Menurut Pedoman GOLD 2023
    Manajemen PPOK Menurut Pedoman GOLD 2023

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Ismayuni Sumira
Dibalas 21 Maret 2025, 11:55
PALPITASI SETELAH KONSUMSI SALBUTAMOL 4 MG
Oleh: dr. Ismayuni Sumira
9 Balasan
Alo Dokter. Selamat malam dok, pasien perempuan usia 16 tahun dengan keluhan batuk 2 hari, disertai nafas bunyi ngik, demam (-). Pasien beli obat sendiri ke...
Anonymous
Dibalas 03 Februari 2025, 08:47
Asma yang kambuh dan tidak membaik dengan symbicort
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Selamat malam TS dokterIzin bertanya, pasien dewasa dengan asma rutin dgn symbicort, kemudian asma kambuh tdk membaik dengan symbicort. apakah boleh di beri...
Anonymous
Dibalas 13 Oktober 2024, 09:12
Kortikosteroid dan bronkodilator pada pasien ibu hamil
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok saya mempunyai pasien sesak nafas karna asma bronkhiale dimana saat itu pasien tsb lagi hamil apakah boleh Dikasih kortocosteroid dan bronkodilator...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.