Efek Samping dan Interaksi Obat Oxytocin
Efek samping oxytocin dapat berupa hiperstimulasi uterus yang menyebabkan gawat janin dan ruptur uterus. Efek samping lain berupa eritema pada area tempat suntikan, mual, muntah, aritmia, reaksi anafilaksis, ablasio plasenta, dan hiponatremia. Interaksi obat berupa peningkatan efek prostaglandin dapat terjadi.[2,4,7]
Efek Samping
Efek samping yang paling sering terjadi akibat penggunaan oxytocin adalah eritema pada tempat injeksi, kontraksi yang intens dan sering, mual, muntah, nyeri perut, dan hilangnya nafsu makan. Efek samping oxytocin yang berpotensi fatal adalah hipertensi, perdarahan subarachnoid, dan ruptur uterus. Efek samping selengkapnya adalah:
- Signifikan: Gawat janin, aritmia, hipotensi, iskemia miokard, vasodilatasi perifer, takikardia, pemanjangan interval QT, hipertonisitas uterus, kejang, kontraksi tetanik, disseminated intravascular coagulation (DIC)
- Kardiovaskular: Bradikardia
- Gastrointestinal: Mual, muntah
- Imunitas: Anafilaksis
- Gangguan sistem saraf: Sakit kepala
- Obstetri: Perdarahan postpartum, hematoma panggul
- Efek samping janin: gawat janin, kejang, sianosis, hingga kematian janin[2,4,7,8,9,16,17]
Interaksi Obat
Interaksi antara oxytocin dengan obat lainnya dapat berupa peningkatan atau penurunan efek.
Prostaglandin dan Analognya
Prostaglandin dan analognya dapat meningkatkan kontraksi miometrium, sehingga dapat meningkatkan efek uterotonik oxytocin.[4,9,11]
Anestesi Inhalasi
Obat anestesi inhalasi seperti siklopropan, enfluran, dan halotan memiliki efek merelaksasi uterus, sehingga dapat menurunkan efek dari oxytocin.[4,9,11]
Obat Yang Menyebabkan Pemanjangan Interval QT
Pemberian oxytocin bersama dengan obat yang dapat menyebabkan pemanjangan interval QT, misalnya haloperidol dan amiodarone, dapat meningkatkan risiko aritmia.[4,9,11]
Obat Vasokonstriktor dan Simpatomimetik
Oxytocin dapat meningkatkan efek vasopresor dari obat vasokonstriktor ataupun simpatomimetik.[4,9,11]
Penulisan pertama oleh: dr. Tanessa Audrey Wihardji