Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Oxytocin
Penggunaan oxytocin pada kehamilan masuk kategori C menurut FDA. Pada ibu menyusui, oxytocin dikeluarkan ke ASI.[1,8,12]
Penggunaan pada Kehamilan
Penggunaan oxytocin intravena pada kehamilan masuk kategori C menurut FDA. Artinya, studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[9]
TGA memasukkan oxytocin dalam kategori A. Obat telah dikonsumsi oleh sejumlah besar wanita hamil dan wanita usia subur tanpa terbukti meningkatkan frekuensi malformasi atau efek berbahaya langsung atau tidak langsung lainnya pada janin yang telah diamati.[12]
Oxytocin diindikasikan pada ibu hamil yang memerlukan induksi persalinan atau untuk meningkatkan kontraksi uterus pada ibu hamil yang sudah masuk dalam fase persalinan. Meski demikian, penggunaan oxytocin pada induksi persalinan elektif tidak direkomendasikan karena kurangnya bukti adekuat terkait manfaat dan risiko. Induksi persalinan disebut elektif jika induksi dilakukan tanpa adanya indikasi medis yang jelas.[1,8,9,11,16]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Studi penggunaan oxytocin pada ibu menyusui terbatas. Tidak diketahui dengan pasti apakah obat ini dikeluarkan ke ASI, walaupun terdapat studi yang menyimpulkan oxytocin dapat mencapai ASI dalam jumlah yang terbatas. Perkembangan dan manfaat kesehatan dari menyusui harus dipertimbangkan berdasarkan kebutuhan klinis ibu akan injeksi oxytocin dan potensi efek merugikan pada anak yang disusui.[8,11]
Penulisan pertama oleh: dr. Tanessa Audrey Wihardji