Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Efek Samping dan Interaksi Obat Lemborexant annisa-meidina 2023-12-21T14:47:14+07:00 2023-12-21T14:47:14+07:00
Lemborexant
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Efek Samping dan Interaksi Obat Lemborexant

Oleh :
dr. Siti Solichatul Makkiyyah
Share To Social Media:

Lemborexant menimbulkan efek samping akibat pengaruhnya terhadap sistem saraf pusat, terutama berupa gangguan kesadaran, memori dan motorik. Efek samping dapat berupa kesadaran somnolen di siang hari, mengantuk, nyeri kepala, mimpi buruk atau abnormal, paralisis tidur, halusinasi hipnagogik atau hipnopompik, gejala katapleksi, perilaku tidur kompleks, dan perburukan depresi atau ide bunuh diri.[3,12]

Interaksi obat lemborexant terutama berhubungan dengan metabolismenya yang utamanya diperantarai oleh enzim hati CYP3A4 serta titik kerjanya yang berada pada sistem saraf pusat. Lemborexant berinteraksi dengan obat golongan inhibitor dan induktor enzim CYP3A4, obat substrat CYP2B6, obat golongan depresan saraf pusat, dan alkohol.[9]

Efek Samping

Lemborexant memiliki beberapa efek samping akibat pengaruhnya terhadap sistem saraf pusat, antara lain kesadaran somnolen di siang hari, mengantuk, nyeri kepala, mimpi buruk atau abnormal, paralisis tidur, halusinasi hipnagogik atau hipnopompik, gejala katapleks, perilaku tidur kompleks, perburukan depresi dan ide bunuh diri.[3,12]

Lemborexant diketahui tidak menyebabkan insomnia rebound setelah penghentian pengobatan. Selain itu tidak ada bukti efek withdrawal yang ditunjukkan pada penelitian.[1-3]

Gejala pada Saraf Pusat

Lemborexant merupakan depresan saraf pusat yang dapat mengganggu kesadaran yaitu terjadinya kesadaran somnolen pada keesokan harinya. Efek samping ini merupakan yang paling sering dikeluhkan oleh pasien pada uji klinis, yaitu 10% pada dosis 10 mg dan 7% pada dosis 5 mg.[1,2]

Nyeri kepala juga menjadi efek samping yang sering dikeluhkan oleh pasien. Terjadi pada pasien hingga 5% dengan dosis 10 mg dan 6% dengan dosis 5 mg. Selanjutnya mimpi buruk atau abnormal terjadi pada 2,2% pasien pada dosis 10 mg dan 1% pada dosis 5 mg.[1]

Efek depresan ini dapat berlangsung hingga beberapa hari setelah penghentian konsumsi lemborexant pada beberapa orang. Risiko ini meningkat pada pasien yang mengonsumsi lemborexant dengan tidur malam yang tidak penuh atau dosis yang dikonsumsi lebih besar dari yang direkomendasikan.[2]

Perilaku Tidur Kompleks

Konsumsi lemborexant harus dihentikan jika terjadi perilaku tidur kompleks seperti tidur berjalan, tidur menyetir, melakukan kegiatan lain ketika tidak sadar penuh misalnya menyiapkan dan memakan makanan, menelepon, atau berhubungan badan.[2,3,9]

Gangguan Motorik

Pasien perlu diedukasi kemungkinan terjadinya paralisis, yaitu ketidakmampuan untuk bergerak atau berbicara selama beberapa menit pada proses transisi siklus tidur-bangun serta gejala katapleksi ringan, yaitu periode kelemahan otot yang terjadi hingga beberapa menit, baik pada siang atau malam hari. Dapat terjadi instabilitas postural di tengah malam serta potensi gangguan jika akan menyetir keesokan hari.[2,3]

Halusinasi

Pasien perlu dijelaskan mengenai kemungkinan munculnya halusinasi hipnagogik atau hipnopompik yaitu munculnya persepsi aneh dan mengganggu selama konsumsi lemborexant.[2]

Perburukan Depresi dan Ide Bunuh Diri

Pemberian lemborexant pada pasien dengan riwayat depresi dan ide bunuh diri dapat meningkatkan risiko munculnya gejala.[2]

Interaksi Obat

Interaksi obat lemborexant terutama berhubungan dengan metabolismenya yang utamanya diperantarai oleh enzim hati CYP3A4 serta titik kerjanya yang berada pada sistem saraf pusat. Lemborexant berinteraksi dengan obat golongan inhibitor dan induktor enzim CYP3A4, obat substrat CYP2B6, obat golongan depresan SSP dan alkohol.[9]

Obat Inhibitor CYP3A4

Hindari pemberian lemborexant bersamaan dengan obat inhibitor kuat enzim CYP3A4 karena dapat meningkatkan efek samping dari lemborexant. Obat yang termasuk dalam kategori inhibitor kuat CYP3A4 yaitu itraconazole, ketoconazole, dan clarithromycin.

Hindari pemberian lemborexant bersamaan dengan obat inhibitor sedang enzim CYP3A4 karena dapat meningkatkan efek samping dari lemborexant. Obat yang termasuk dalam kategori inhibitor sedang CYP3A4  yaitu ciprofloxacin, cyclosporine, erythromycin, fluconazole, diltiazem, dan verapamil.[1-3,13]

Perhatikan pemberian bersamaan dengan obat inhibitor lemah CYP3A4 misalnya ranitidin, cimetidine, amiodarone, clotrimazole, dan cilostazol. Rekomendasi dosis pemberian tidak lebih dari 5 mg per malam.[2,9,13]

Obat Induktor CYP3A4

Hindari pemberian lemborexant bersamaan dengan obat induktor kuat dan sedang enzim CYP3A4 karena dapat menurunkan efektivitas dari lemborexant. Obat yang termasuk dalam kategori induktor kuat CYP3A4  yaitu phenytoin, rifampicin, carbamazepine, dan St. John’s wort.

Obat yang termasuk dalam kategori induktor sedang CYP3A4  yaitu phenobarbital, bosentan, efavirenz, etravirine, dan modafinil.[2,9,13]

Obat Substrat CYP2B6

Pemberian bersamaan dengan obat golongan ini dapat menurunkan area under the curve (AUC) obat golongan substrat CYP2B6 dan mengakibatkan penurunan efikasi obat tersebut. Hindari penggunaan bersamaan dengan obat lemborexant. Obat yang termasuk dalam golongan substrat CYP2B6 yaitu bupropion dan methadone.[2,13]

Alkohol

Pemberian lemborexant bersamaan dengan alkohol meningkatkan konsentrasi puncak dan AUC obat. Pemberian bersamaan meningkatkan gangguan pada fungsi dan memori keesokan harinya serta instabilitas postural. Peringatkan pasien untuk tidak mengonsumsi alkohol dengan lemborexant karena potensi efek adiksi.[2,3]

Obat Depresan Saraf Pusat

Pemberian bersamaan dengan obat golongan depresan saraf pusat seperti benzodiazepine, opioid, dan antidepresan trisiklik  dapat meningkatkan risiko depresi saraf pusat dan menyebabkan perburukan gangguan pada siang hari. Perlu penyesuaian dosis jika diberikan bersamaan karena potensi efek adiksi.[2]

Referensi

1. Scott LJ. Lemborexant: First Approval. Drugs. 2020;80(4):425-432. doi:10.1007/s40265-020-01276-1
2. Foods and Drugs Administration. Highlights of Prescribing Information: Dayvigo.; 2023.
3. Rhodes MA. Lemborexant (Dayvigo) for the Treatment of Insomnia. Am Fam Physician. 2021 Feb 15;103(4):241-242. PMID: 33587572.
9. Ardeljan AD, Hurezeanu R. Lemborexant. StatPearls Publishing.
12. Yardley J, Kärppä M, Inoue Y, et al. Long-term effectiveness and safety of lemborexant in adults with insomnia disorder: results from a phase 3 randomized clinical trial. Sleep Med. 2021;80:333-342. doi:10.1016/j.sleep.2021.01.048
13. Foods and Drugs Administration. FDA’s Examples of Drugs that Interact with CYP Enzymes and Transporter Systems. 2023. https://www.fda.gov/drugs/drug-interactions-labeling/healthcare-professionals-fdas-examples-drugs-interact-cyp-enzymes-and-transporter-systems

Indikasi dan Dosis Lemborexant
Penggunaan pada Kehamilan dan Ib...

Artikel Terkait

  • Antihistamin Tidak Disarankan untuk Penatalaksanaan Insomnia
    Antihistamin Tidak Disarankan untuk Penatalaksanaan Insomnia
  • Hindari Penghentian Diazepam secara Tiba-Tiba
    Hindari Penghentian Diazepam secara Tiba-Tiba
  • Olahraga sebagai Terapi untuk Insomnia
    Olahraga sebagai Terapi untuk Insomnia
  • Efektivitas dan Keamanan Obat Antidepresan untuk Insomnia
    Efektivitas dan Keamanan Obat Antidepresan untuk Insomnia
  • Perbandingan Lemborexant dengan Obat Insomnia Lain
    Perbandingan Lemborexant dengan Obat Insomnia Lain

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 01 Februari 2025, 08:46
Terapi insomnia dan ansietas pada pasien usia kerja
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter, mhn arahan dan step terapi mengenai pasien usia kerja 30-35 thn dg kecenderungan insomnia dan ansietas....jika mungkin ada gangguan psikotik,...
Anonymous
Dibalas 18 Desember 2024, 07:45
Terapi farmakologis untuk pasien insomnia
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter,Jika alprazolam atau lorazepam single msh blm memberikan efek yg dirasa maksimal utk pasien....terapi farmakologis apa lg yg bs kita berikan y...
Anonymous
Dibalas 17 Mei 2024, 21:56
Kesulitan tidur pada pasien survivor CKB
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter,Mhn arahan utk pasien ini :Nama : Nn. JUsia : 31 thnStatus : singleOccupation : bukan passion diaNona ini pnya kesulitan tidur, overthinking,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.